LINTAS PERISTIWA
Trending

FRAGMEN PASKAH

Anak bungsu pergi ke negeri orang, tinggalkan bapaNya mengeluh...

Pengatar Renungan oleh Ria Fernandes…

Paskah Tuhan baru saja berlalu, selamat paskah pembaca budiman website keuskupan Denpasar yang budiman, perkara tulisan ini memang tidak pakem, sedikit meliput kegiatan tri hari suci di parokiku, paroki paling ‘Kaya’ di keuskupan ini.. tapi ijinkan aku melalui tulisan singkat ini, untuk menitikberatkan..atau menggarisbawahi bahwa Paskah juga adalah Kembalinya si anak yang hilang…

Ilustrasi – Pelukan Bapak kepada anak bungsu yang hilang dan kembali

Waktu itu adalah hari Jumat, 22 Maret, sebelum Opa – demikian umat biasa memanggil pastor Paroki Praya RD. Bartolimeus Bere – memberikan sakramen tobat, beliau memerintahkan kakakku untuk membawakan satu buah renungan kepada umat.

Sebagai pengantar, ia membawakan renungan berdasarkan Injil Lukas, terus terang saya lupa bab dan ayat berapa…dimana menceritakan tentang perumpamaan anak yang hilang, teduh..tenang.. sebuah perumpamaan yang tidak asing bagi sidang pembaca yang bolehlah ku ambil titik pointnya bahwa Kasih kerahiman Allah tak kunjung usai, Ia tidak akan melupakan.. Ia merangkul.. Menanti datang.. meskipun kerapkali kita menyakiti hatiNya..

Lamunanku jauh.. saya ingat ketika tidak lama setelah di lantik, Bapa Suci Fransiskus membuka Yubelium Kerahiman Illahi, yang bertujuan agar umat Katolik semakin dekat dan merasakan kerahiman melalui sakramen tobat.. ingatku juga RD. Herman Yoseph Babey, di angkat oleh Bapa Suci sebagai misionaris kerahiman..ah malah melamun pada saat diberikan renungan singkat.. hehe, ya akhirnya kami pun.. umat lingkungan Selong-Pringgabaya di layani sakramen tobat oleh Opa di Gereja Oikumene Bait Allah-Polres Lombok Timur-Selong..

Doa Bapa Kami yang Luar Biasa

Keistimemawaan Jumat Agung kali ini adalah ibadat di Stasi pringgabaya dipimpin oleh Frater Febriontius Bara yang sedang melaksanakan masa TOP di Paroki kami (Paroki St. Yohanes Pembabtis Praya), suasana hening dan sakral terjaga sejak jam 2 siang, ketika umat mulai melaksanakan jalan salib.. dan puncaknya adalah ibadat jam 3 siang, kami mendengarkan Passio Tuhan yang dengan begitu khidmat di bawakan..

Setelahnya Frater memberikan homili singkat, yang boleh ku garis bawahi bahwa cintakasih Tuhan kepada kita telah terjadi lebih dahulu daripada cinta kasih kita kepadaNya. Yang wajib kita imani adalah Ia mengenal kita, Ia mencintai dan Ia menerima kita!, sampai pada saat sebelum penerimaan komuni (tentu saja yang sudah di berkat sebelumnya dalam missa Kamis Putih oleh opa Bartho ) Frater mengajak kami untuk bersama-sama berdoa Bapa Kami.

Nah disinilah yang ku rasakan betapa besar dan istimewanya doa tersebut, sang pengajar doa sedang terpaku di kayu salib, tangannya terlentang antara langit dan bumi sedangkan kita umat yang di tebusnya berharap kerahimannya supaya boleh berbahagia pula kelak.

Sebab, keistimewaan doa Bapa Kami tersebut, saya meyakini, bahwa permohonan kita dan dimahkotai dengan doa Bapa Kami yang di ucapkan dengan sunguh-sungguh pada Jumat Agung ini akan terkabul!!!
Keistimewaan doa Bapa Kami itu pula yang menghantarku sejenak kembali ke permenungan singkat, bahwa sang Bapa, yakni Allah sendiri mengajarkan kita bahwa “pengampunan-mengampuni “ haruslah ada dalam kehidupan kita, cinta kasih sang putera membawa pengampunan atas dosa-dosa kita, kita juga harus memiliki sikap keterbukaan hati atas kesalahan-dosa kita, sama seperti si anak yang hilang dan mau pulang kembali!

Vigili Paskah dan Homili Unik Pater Kris,SVD

Kami harus berterimakasih kepada Pejabat sementara deken NTB, RP. Iron Rusdinato, SVD, yang mengutus RP. Kris Retas Steprih, SVD untuk datang turnei ke stasi kami di ujung pulau Lombok.

Puji Tuhan, karena memang sesuai pesan mendiang RP.Thomas Tehpo, SVD (Mantan Pastor Paroki Praya) bahwasanya jika hari raya, hendaklah di Gereja Santo Mikael Pringgabaya terdapat perayaan juga.

RP. Kris Retas Steprih,SVD, saat pimpin Vigili Paskah di Gereja St. Mikael Pringgabaya, Lombok Timur (30/3/2024)

Satu kata yang harus saya garisbawahi dari homili Pater Kris malam suci itu adalah “Dengan wafat Kristus di salib, tak berarti bahwa karya penebusan Allah gagal, Allah mengutus puteraNya bukan untuk memuaskan Bapa, tetapi untuk menyadarkan kita… !

Nah inilah… Saya kembali mengingat betapa saya juga adalah anak bungsu yang telah pergi ke negeri orang, yang harus bangkit kembali ke rumah Bapa, meskipun toh pernah mematahkan hati sang Ayah yang selalu mencintainya, atau jangan-jangan.. saya juga anak sulung yang cenderung jadi Farisi yang tak mau menerima pertobatan sang adik bungsu, atau bekerja untuk Bapa karena Pamrih semata?

Di sinilah para pembaca budiman, saya kira paskah adalah juga pesta pengampunan !!! karena sang Kristus yang bangkit dengan jaya menuntut kita untuk hidup dalam pertobatan dan tangan Allah Bapa terbuka lebar untuk selalu menerima kita…karena pengampunan tersebut, dosa yang telah diperbuat beralih menjadi pembawa damai sukacita Paskah…

Pulanglah…anakku, Bapa rindu bertemu…
Pulanglah…hai anakku, ada ampun Bapa bagimu!***

Penulis
Wastuwijaya
Show More

KOMISI KOMUNIKASI SOSIAL

Tim Redaksi *Pelindung Mgr. DR. Silvester San (Uskup Keuskupan Denpasar) *Pemimpin Umum/Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi RD. Herman Yoseph Babey (Ketua Komisi Komsos) *Redaktur: Hironimus Adil- Blasius Naya Manuk- Christin Herman- J Kustati Tukan-

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!
Close
Close