MATARAM – Komisi Liturgi Pusat Pastoral Keuskupan Denpasar bekerja sama dengan Dekenat NTB mengadakan Workshop Bagi pelayan Liturgi se-Pulau Lombok dengan tema “Fungsionaris Pastoral Tertabis dan Terbabtis Siap Menjadi Pelayan Yang Transformatif & Partisipasif”.
Workshop yang berlangsung di Gereja St. Maria Immaculata pada Rabu, 17 April 2024, dihadiri kurang lebih 300 orang yang berasal dari tiga paroki yaitu Paroki Mataram, Ampenan dan Praya dengan menghadirkan dua narasumber yaitu RD. Yasintus Nahak, yang akrab di sapa RD Sintus, selaku Ketua Komisi Liturgi Keuskupan Denpasar dan RD. Herman Yoseph Babey, yang akrab disapa RD. Babey, selaku Direktur Puspas Keuskupan Denpasar.
Dibuka oleh Administrator Dekenat NTB, Pater Sifronisius Risdianto SVD . Pater Iron, demikian disapa, menagatakan “Liturgi adalah jantung kehidupan iman kita, sehingga harus ditumbuh-kembangkan. harus dijawab dengan tegas dan penuh iman. Mari bapak, ibu, para romo, suster, frater, kita ambil bagian dalam acara ini dengan penuh sukacita, karena kita juga nantinya yang akan menjadi orang terdepan yang akan menjawab pertanyaan dari orang-orang sekitar agar kita dapat membawa hal yang berguna pada saat kita pulang nanti.”
Materi pertama oleh RD. Sintus terkait Tata Perayaan Ekaristi 2020 (TPE 2020) mulai dari ritus pembuka hingga ritus penutup secara rinci. Dalam penyampaiannya beliau menyampaikan bahwa TPE merupakan buku pegangan imam dan umat dalam perayaan ekaristi yang berisi rangkaian acara yang harus diikuti dalam merayakan ekaristi.
“Terkadang para imam seringkali tidak membaca rubrik dan menerapkan liturgi yang benar. Rubrik yang dimaksud adalah buku merah yang dipegang oleh para imam untuk memandu perayaan ekaristi. Sikap-sikap liturgi bagi pelayan liturgi seperti misdinar, lektor serta komentator juga disampaikan,” katanya.
Materi kedua oleh RD. Herman Yoseph Babey terkait Musik Liturgi. “Musik Liturgi merupakan musik yang digubah untuk perayaan liturgi suci yang memiliki bobot kudus tertentu,” ungkap RD. Babey. Rm. Babey juga menyampaikan beberapa hal penting terkait lagu-lagu gereja yang boleh dan dilarang dipakai saat perayaan ekaristi serta organis saat memainkan musik liturgi.
“Senang melihat antusias para petugas liturgi maupun umat yang ramai hadir untuk mempelajari hal yang benar dalam berliturgi. Semoga bisa perlahan bersama imam dan umat untuk membenahi beberapa hal yang sebaiknya ditinggalkan dan dipertahankan” ungkap salah satu peserta workshop Erwin Wiradinatha dari paroki Mataram.
Seluruh peserta yang hadir sangat antusias dalam kegiatan ini apalagi saat sesi tanya jawab. Kegiatan ini ditutup dengan doa dan foto bersama***
Lia/komsos mataram
Esitor: Hiro/KomsosKD