LINTAS PAROKILINTAS PERISTIWA
Trending

GEREJA AMPENAN DIDATANGI ORANG BERJUBAH ANEH MIRIP KARMEL

AMPENAN – Senin (31/1) sore nampak lima wanita berjubah aneh mirip jubah yang dikenakan umumnya para misionaris Karmel menyambangi Gereja Katolik St. Antonius Padua Ampenan. Tidak tanggung-tanggung ke lima wanita ini datang bersama seorang Pastor asal Lombok Pater Hebri Walian, SX, yang saat ini sedang menunggu panggilan tugas ke Cameroon-Afrika.

Kabar kedatangan mereka ter-upload dalam whatsapp grup Dewan Pastoral Paroki Ampenan. Melihat itu langsung ditanggapi oleh Ketua BPU DPP FX. Edy Fernandez, “Suster-suster dari serikat mana yaaa.. ribet juga jubahnya?,” tulis Pak Edy dalam komentarnya.

Setelah dihubungi Tim Komsos, ternyata mereka adalah para suster Komunitas PPKY (Perserikatan Putri-Putri Yesus Kristus) Jogyakarta. Masing-masing diantaranya Sr. Agustina, PPKY, suster yang masih tahap Novis, Sr. Rosa, PPKY, sebagai sekretaris komunitas, Sr. Chaterin, PPKY, yang mengemban tugas bidang Ekonomi, lalu Sr. Santi, PPKY, sebagai koordinator pendampingan dan yang terakhir Sr. Teresia, PPKY, sebagai pemimpin komunitas.

Benar saja, jika biara yang ada di Lombok dikenal umat berjubah Putih kerudung coklat (SFD), putih berkerudung biru (SSPS) dan berkerudung abu-abu (AK).

Ke lima suster berjubah mirip ordo Carmel ini mengaku, datang bersama Pastor Hebri, SX, yang sekaligus membawa mereka menikmati wisata alam Lombok setelah melaksanakan survey misi panggilan di Pulau Bali beberapa saat lalu.

Selanjutnya melakukan survey untuk misi panggilan di Pulau Lombok. Menurut Sr. Teresia, PPKY, sebagai pemimpin komunitas, mereka telah bertemu dengan Romo Deken RD. Laurensius Maryono dan berbincang banyal hal.

“Bersama Pastor Hebri, SX kami datang ke paroki-paroki untuk berkunjung sekaligus selanjutnya berencana mengirim utusan untuk misi panggilan,” kata Suster Kepala Komunitas.

“Perserikatan Putri-Putri Yesus Kristus, sampai saat ini di bawah Keuskupan Agung Semarang, dengan semangat yang dibawa adalah semangat Karmelitas. Kami berdiri pada Tahun 1989, dan saat ini kami belum menyandang tarekat, karena beberapa persyaratan belum terpenuhi diantaranya jumlah biara yang masih kurang 20 orang yang kaul kekal,” kata Sr. Teresia, PPKY.

 

Dia melanjutkan, akan ada utusan suster-suster dari komunitas ini datang mensosialisasikan misi panggilan mereka ke paroki terutama di pulau Lombok. Harapan dari para suster untuk umat di Lombok, khusunya para remaja putri Paroki Ampenan terlibat dalam misi panggilan mereka dan dapat menjadi bagian dari mereka dalam pelayanan dan kontemplasi aktif.

“Karya misi kami adalah kontemplatif aktif, selain karya doa, juga pendampingan peserta retreat dan rekoleksi khusus untuk anak-anak asuh, anak-anak jalanan, anak-anak terlantar anak-anak yang tidak mempunyai orang tua lagi. Pelanayan Komunitas ini juga merawat orang jompo yang bekerjasama dengan ordo Carmel Keuskupan Malang,” tambahnya.

Menyadari bahwa adanya komunitas biara di pulau Lombok di antaranya spiritualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan, pimpinan biara menawarkan panggilan lain dalam membiara yaitu tentang kontemplasi aktif sebagai bentuk pelayanan untuk kemuliaan Tuhan terhadap sesama.

TIDAK HANYA ANAK KATOLIK

Bagi suster PPKY, Pelayanan yang dilakukan adalah pada setiap anak-anak dan dengan memberi warna tersendiri, memberi makna, memberi pesan Tuhan yang dilakukan dengan tulus dan ikhlas.

Pendampingan kepada anak-anak jalanan tidak hanya pada anak-anak Katolik, namun suster ini mengaku mereka menampung anak-anak dari semua kalangan dari berbagai daerah. Sampai saat ini anak-anak yang dirawat, didampingi dan dibimbing lebih dari 30 orang, belum termasuk para jompo.

Para suster ini mengaku semakin hari semakin belajar untuk mengerti kehidupan sosial dan masyarakat yang semakin berkembang, dengan semangat Yesus sendiri sebagai Sang penolong sejati.

Dalam Pelayanan, Komunitas suster suster ini selalu menanggapi panggilan Tuhan dengan menerima kiriman dari Tuhan melalui anak-anak terlantar, anak bermasalah untuk dirawat dan para jompo.

“Semua anak dan jompo tidak ditanggapi sebagai penghuni panti, namun lebih dari itu, adalah satu Keluarga. Bahkan kepada orang lain kami mengaku adalah anak-anak kami bukan anak-anak panti,” ungkap Sr. Teresia.

Selanjutnya, selain misi panggilan, PPKY membuka peluang untuk anak-anak bermasalah yang membutuhkan pendampingan, atau membutuhkan bimbingan untuk dapat menghubungi suster-suster komunitas ini. “Dan Kami siap melayani,” pungkas Sr. Teresia.

Sebelum pamit, walalupun Pastor Paroki P. Iron Risdianto, SVD tidak ditempat, namun mewakili para Dewan Paroki dan Umat, Pastor Jhon Baptis, SVD, menyampaikan ucapan terima terima kasih atas kunjungan ke Paroki Ampenan dengan nuansa baru sembari berharap “Semoga karya pelayanan para suster PPKY selau diberkati oleh Tuhan.”

Penulis
Crisos

Editor: Hiro/KomsosKD

Tags
Show More

KOMISI KOMUNIKASI SOSIAL

Tim Redaksi *Pelindung Mgr. DR. Silvester San (Uskup Keuskupan Denpasar) *Pemimpin Umum/Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi RD. Herman Yoseph Babey (Ketua Komisi Komsos) *Redaktur: Hironimus Adil- Blasius Naya Manuk- Christin Herman- J Kustati Tukan-

Related Articles

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!
Close
Close