LINTAS PERISTIWA
Trending

Jumpa Rasul Penggerak PSE untuk Penguatan Kapasitas; Orang PSE Jangan Takut Kotor dan Debu

KUTA – Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Denpasar mengumpulkan seluruh penggerak PSE paroki dan stasi (mandiri) se- Bali di Kuta, Bali dalam kegiatan “Temu Rasul Penggerak PSE Keuskupan Denpasar.”

Kegiatan ini bertujuan menyosialisasikan karya-karya PSE dalam rangka penguatan kapasitas para penggerak PSE di paroki/stasi sebagai ujung tombak Gerakan PSE.

Suasana pertemuan

Dilaksanakan Rabu-Kamis, 3 – 4 April 2024, berpusat di salah satu ruangan pertemuan paroki Kuta, sementara penginapan peserta diakomodir di rumah retret Bethania yang terletak di belakang pastoran paroki itu.

Dibuka oleh Direktur Pusat Pastoral Keuskupan Denpasar RD. Herman Yoseph Babey, Rabu (3/4) petang. Sebelum membuka kegiatan, dalam sambutannya Romo Babey, demikian akrab disapa, menegaskan bahwa Tuhan selalu berkarya melalui PSE.

Mengenai penguatan ekonomi umat, lanjut Rm. Babey, selalu disuarakan dari sinode ke sinode, sehingga Komisi PSE Keuskupan Denpasar selama ini terus mengupayakan pemberdayaan dan pengembangan sosial ekonomi umat melalui aneka karya PSE.

Direktur PUSPAS RD. Herman Yoseph Babey

“Anda dipanggil sebagai rasul penggerak PSE sehingga bisa hadir di sini, tentu dengan komitmen dan semangat sebagai seorang rasul seperti dekat dengan Tuhan, menjalankan perintahNya serta selalu berkorban demi iman dan bagi kepentingan sesama (penguatan ekonomi umat),” ungkap Rm. Babey.

Revitalisasi Gerakan HPS

Salah satu karya PSE adalah Gerakan Hari Pangan Sedunia (HPS). Dalam Pertemuan Nasional (Pernas) HPS Oktober 2023 di Yogyakarta, secara serius membicarakan tentang revitalisasi Gerakan HPS.

Utusan PSE Keuskupan Denpasar dalam Pernas itu, Maria Novita, membagi (menyosialiasikan) ilmu dan pengalamannya selama mengikuti kegiatan tersebut dalam jumpa rasul penggerak PSE ini.

Tim Komisi PSE yang juga Fasilitator: Maria Novita, Handoko (depan) dan Kustati (belakang)

Menurut Maria Novita, dalam Pernas yang mengusung tema “mewujudkan Pangan yang Berkeadilan” itu secara serius merefleksikan bahwa HPS selama ini lebih dominan dengan kegiatan seremonial namun tidak banyak menyentuh persoalan utama khususnya mengenai pangan yang sehat dan berkelanjutan.

“Keberlangsungan pangan terancam karena perubahan iklim maupun akibat ulah manusia,” katanya berkisah tentang hasil refleksi Pernas HPS itu. Maka opsi dan solusi yang ditawarkan salah satunya adalah menghidupkan kembali pangan lokal.

Dia bercerita, dalam Pernas itu, masing-masing utusan membawa serta dan memperkenalkan pangan lokal dan sehat, seperti sorgum, gandum, sagu, tepung jagung, umbi-umbian, dan lain-lain. Pangan lokal ini, seyogyanya terus dikembangkan sebagai pangan sehat dan berkelanjutan.

Ada tiga hal inti sebagai revitalisasi Gerakan HPS yang mengemuka dalam Pernas itu yakni swadaya, pemberdayaan dan solidaritas. Swadaya terkait dengan kemandirian pangan (pengembangan pangan lokal), pemberdayaan sebagai upaya berkelanjutan menghadirkan pangan sehat, solidaritas adalah semangat berbagi dan saling peduli (dari kita, oleh kita dan untuk kita).

Maria Novita menjelaskan bahwa tujuan HPS adalah membangun pribadi ekologis, menyelamatkan tanah dan saling melayani dengan Gerakan nyata seperti bertani ramah lingkungan.

Diharapkan seorang penggerak PSE, tidak hanya sekedar mengembangkan teori, tetapi harus mencebur langsung bersama komunitas-komuntas Gerakan masyarakat yang terus berjuang mengembangkan pangan sehat.

Dalam Pernas juga, para peserta dibekali spiritualitas penggerak HPS (PSE). Salah satu dimensi spiritualitas PSE, menurut Maria Novita adalah kebaktian. Dalam konteks ini, ditekankan supaya orang PSE tidak boleh takut untuk kotor dan berdebu.

Sebelum beralih ke materi pembekalan lainnya, Romo Babey, yang mengikuti secara penuh sesi ini memberikan peneguhan. Menurut Rm. Babey, di era modern ini, makanan lokal itu semakin hilang apalagi di kota.

Romo Babey juga mengungkapkan bahwa perayaan HPS selama ini, memang lebih pada seremonial, sehingga diusulkan agar dalam perayaan HPS mendatang diusahakan setiap paroki atau stasi wajib mencari makanan khasnya lalu disosialisasi dalam acara HPS, termasuk bagaimana mendapatkan bibit, cara memelihara sampai dengan pengolahan bahan pangan itu menjadi pangan yang sehat.

Materi berikutnya dalam pertemuan hari pertama adalah “Merawat dan Mencintai Lingkungan Hidup” sebagai salah satu Gerakan PSE. Tim PSE Keuskupan Denpasar Kustati dan Martinus menjadi fasilitator dalam materi pembekalan ini.

Menurut Kustati, lingkungan rusak karena ulah manusia, oleh karena itu manusia juga berkewajiban untuk memperbaiki dan merawat lingkungan ini.

Peserta, Tim Komisi PSE dan Fasilitor

Dijelaskan juga bahwa Gerakan yang telah dilakukan Komisi PSE Keuskupan Denpasar selama ini dalam kaitan dengan merawat lingkungan antara lain produksi eco enzyme, pengolahan sampah plastik, memakai dan membuat barang-barang ramah lingkungan, aksi sosial bersama komunitas lain dalam merawat bumi, dan lain-lain.

Memasuki hari berikutnya, RD. Herman Yoseph Babey, menyosialisasi tentang esiklik Paus Fransiskus yaitu Laudato Si dan Laudato Deum. Dalam Laudato Si, kata Romo Babey, Paus menyerukan tentang kerusakan lingkungan dan dampaknya bagi kehidupan manusia maupun mahkluk hidup lainnya.

Sementara Laudato Deum, kata Romo Babay, bukan dokumen atau ensiklik tetapi sebuah karya seni. Laudato Deum itu merupakan salah satu bagian yang diserukan oleh Paus dalam Laudato Si.

“Pemeliharaan/penyelematan lingkungan hidup adalah tanggung jawab semua orang, komunitas, Lembaga dan pemerintah termasul agama-agama. Ini kata Paus Fransiskus,” tegas Romo Babey.

Materi lain dalam penguatan kapasitas rasul penggerak PSE ini adalah “Sosialisasi Renstra PSE KWI” dan “Latihan Penulisan (format baru) Proposal UMKM yang disampaikan Tim Komisi PSE lainnya, Handoko ***

Penulis : Hironimus Adil
Show More

KOMISI KOMUNIKASI SOSIAL

Tim Redaksi *Pelindung Mgr. DR. Silvester San (Uskup Keuskupan Denpasar) *Pemimpin Umum/Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi RD. Herman Yoseph Babey (Ketua Komisi Komsos) *Redaktur: Hironimus Adil- Blasius Naya Manuk- Christin Herman- J Kustati Tukan-

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!
Close
Close