Perayaan Inkulturasi Syukuran Tahun Baru Imlek di Gereja Katedral

DENPASAR – Gereja Katolik sangat menghargai setiap budaya yang hidup dan diyakini oleh setiap umatnya. Sehingga perayaan bernuansa inkulturatif tidak jarang hadir dalam perayaan Ekaristi.
Demikian pula ketika umat keturunan Tinghoa merayakan Tahun Baru Imlek, misa syukuran Imlek rutin dilaksanakan, bahkan hampir setiap tahun di beberapa gereja.
Seperti pada Imlek tahun ini yang jatuh pada Rabu, 29 Januari 2025. Di gereja Roh Kudus Katedral Denpasar, dalam misa umat, Minggu, 2 Februari 2025, pukul 15.00, secara khusus dipersembahkan misa syukuran Tahun Baru Imlek 2576.
Paroki Roh Kudus Katedral dalam perayaan inkulturatif bernuansa budaya Tionghoa itu, bekerjasama dengan Komunitas Cinta Kasih (KCK), sebuah kelompok kategorial Katolik yang bergerak di bidang sosial karitatif.
Kendati perayaan imlek identik dengan warga keturunan Tionghoa, namun misa tersebut tidak hanya dihadiri umat keturunan Tionghoa tetapi umat dari berbagai suku.
Di antara umat yang memadati gereja, terdapat ratusan anak-anak. Misa itu menjadi berkah tersendiri bagi anak-anak yang hadir, sebab setelah misa mereka mendapatkan angpao (amplop merah berisi sejumlah uang) yang disediakan oleh KCK. Sedangkan umat lainnya, dibagikan jeruk.
Misa berlangsung meriah. Beberapa lagu liturgi yang dinyanyikan paduan suara dengan musik pengiringnya bermotif Tionghoa. Suasana imlek semakin terasa karena dekorasi dalam gereja didominasi warna merah dengan pernak-pernik khas Imlek seperti ada lampion dan sebagainya.
Demikian juga busana yang dipakai seluruh anggota KCK serta sebagian umat, memperlihatkan warna merah. Bahkan imam yang turut mendampingi Bapak Uskup dalam misa itu memakai kasula merah. Demikian pula para misdinar, mereka menutup kepalanya dengan topi kecil khas ala China dengan ekor menjuntai.
Selain nuansa inkulturasi China, liturgi gereja berlangsung sebagaimana biasanya. Misa ini dipimpin oleh Bapak Uskup Denpasar Mgr. Silvester San, sebagai Selebrant Utama dan didamping 4 orang imam konselebrasi yaitu Pastor Paroki Roh Kudus Katedral RP. Yosep Wora, SVD, Pastor Paroki St. Yoseph Denpasar RP. Yohanes I Nyoman Madia Adnyana, SVD serta RD. Yohanes Kadek Ariana (Direktur Yayasan Insan Mandiri) dan seorang pastor tamu Romo Maryoto.
Perayaan hari Minggu itu bertepatan dengan pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah. Dalam pengantar misa, Bapak Uskup mengatakan bahwa misa hari itu merupakan pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah, juga persembahan khusus dalam rangka syukuran Tahun Baru Imlek.
“Hari ini, bersama umat keturunan Tionghoa kita merayakan Tahun Baru Imlek. Kita bersyukur kepada Tuhan atas berkat dan anugerahNya pada tahun lalu, dan mohon perlindungan, rahmat kesehatan dan kesejahteraan untuk perjalanan kita di tahun baru yang disimbolkan oleh ular kayu. Kepada mereka yang merayakannya dan bagi kita semua, selamat tahun baru imlek,” ungkap Mgr. San.
Bapak Uskup dalam homilinya, dengan mendasarkan pada bacaan suci hari itu, khususnya bacaan Injil di mana Maria dan Yosef sebagai orang tua Yesus, mempersembahkanNya di Kenisah bait Allah. Dalam tradisi agama Yahudi setiap anak laki-laki sulung biasa dipersembahkan kepada Allah untuk dikuduskan bagi Tuhan.
Dalam hal itu, lanjut Bapak Uskup, Maria dan Yosef sungguh menghargai tata cara keagamaan yang mereka yakini untuk mempermuliakan Allah.
“Kita pun diminta untuk menghargai tata cara keagamaan kita (Katolik) untuk mempermuliakan Allah dan dapat berjumpa dengan sesama untuk bertemu Tuhan,” kata Bapak Uskup.
Terkait dengan persembahan Yesus di Kenisah, Maria dan Yosef tentu seperti orang tua lainnya menghendaki anaknya menjadi orang baik, memiliki ilmu dan keutamaan hidup lainnya.

Menurut Bapak Uskup, Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah punya pesan penting bagi orang tua Katolik yang mengharapkan anak-anaknya menjadi orang baik, sehingga tidak mendidik mereka hanya menjadi orang pintar dan sukses, tetapi juga harus menanamkan nilai-nilai iman.
“Apalah artinya punya ilmu tinggi dan sukses kalau gagal dalam iman. Maka, orang tua Katolik harus punya tanggung jawab untuk mewariskan iman yang baik kepada anak-anak dengan mengajari mereka berdoa, membaca Kitab Suci dan membawa mereka ke gereja. Jangan membiarkan anak-anak tergilas oleh kermajuan ilmu pengetahuan atau tergilas oleh media sosial dengan melupakan kehidupan imannya,” pinta Bapak Uskup.
Angpao
Pembagian angpao adalah tradisi yang melekat dengan hari raya Imlek. Seusai misa, anak-anak yang hadir mendapatkan angpao yang dibagikan langsung oleh Bapa Uskup bersama RP. Yohanes Nyoman Madia, SVD didampingi oleh pengurus KCK serta imam yang hadir.
Umat lainnya mendapatkan bingkisan berupa buah jeruk yang dibagikan di pintu-pintu keluar gereja oleh anggota KCK yang mayoritas adalah ibu-ibu.

Sebelum pembagian angpao atau sebelum berkat penutup, Rm. Maryoto, mempersembahkan sebuah lagu berbahasa Mandarin. Menurut Rm. Maryoto, pesan dari lagu itu adalah tentang pengharapan dan ini bertepatan juga dengan tahun Yubileum 2025 yang bertema ‘Peziarahan Pengharapan.’
Seluruh rangkaian perayaan itu diakhir dengan foto bersama Bapak Uskup, para imam dan seluruh anggota KCK yang hadir. Gong Xi Fa Cai, Selamat Tahun Baru Imlek 2576!*
Hironimus Adil