Natal Bukan Soal Perayaan

Natal bukan sekedar perayaan, melainkan sebuah panggilan untuk hidup. Bagi banyak orang, Natal identik dengan hadiah, pakaian baru, dan kemeriahan lainnya.
Namun, jika kita hanya fokus pada perayaan fisik ini, kita mungkin kehilangan esensi sesungguhnya dari Natal.
Natal bukan hanya tentang memperingati kelahiran Yesus (ulang tahunnya Yesus), tetapi juga tentang bagaimana kita menghidupi makna kelahiran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang paling penting dalam esensi Natal adalah “kebersihan hati”.
Dalam rangka menyambut Natal kali ini, para imam, suster, dan Frater dari Dekenat Bali Barat melaksanakan kegiatan rekoleksi dan pengakuan dosa di Rumah Retret Karmel Bedugul pada tanggal 17-18 Desember 2024.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendalami makna Natal dengan cara yang lebih mendalam dan kreatif. Rekoleksi dan pengakuan dosa berlangsung selama dua hari. Pada hari pertama pemateri, romo Komang membahasa tentang kreativitas, sedangkan pada hari kedua pemateri memberikan pengantar untuk pengakuan dosa dengan mengambil tema bertolak ke tempat yang lebih dalam.
Peserta dalam kegiatan ini berjumlah 20 orang, terdiri dari para Romo, Suster, dan Frater dari berbagai paroki yang ada di Dekenat Bali Barat. Pemateri rekoleksi kali ini adalah Romo Komang, yang juga menjabat sebagai Ketua Dekenat Bali Barat.
Dalam konteks ini, bagaimana seorang biarawan/wi, imam, suster, dan frater bisa menjadi pribadi yang kreatif dan kontekstual sesuai dengan tuntutan zaman ini. Di tengah dunia yang terus berubah, di mana teknologi dan dinamika sosial mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan, menjadi seorang biarawan/ti yang relevan dengan zaman adalah tantangan tersendiri.
Tidak hanya perlu pemahaman yang mendalam tentang iman, tetapi juga harus mampu menjawab kebutuhan dan tantangan zaman melalui kreativitas dan pengembangan dalam pelayanan.
Setelah sesi hari pertama selesai. Kemudian pada malam harinya jam 20: 00 wita kegiatan rekoleksi ini dilanjutkan dengan rekreasi bersama di ruang perpustakaan biara karmel Bedugul. Tujuan dari rekreasi ini adalah untuk mempererat tali persaudaraan sekaligus perkenalan diri karena diantara kami ada beberapa anggota yang baru.
Sebagai bentuk persiapan dalam menyambut kelahiran Kristus yang penuh makna. Maka pada hari kedua, Romo Komang memberikan pengantar untuk pengakuan dosa dengan tema yang sangat relevan, yakni “Bertolaklah ke Tempat yang Dalam” (Bdk. Luk 5:1-11, Mat 4:18-22, Mar 1:16-20).
Tema ini mengajak para peserta untuk memikirkan kembali panggilan mereka, serta keberanian untuk mendalami iman lebih dalam. Melalui pengakuan dosa, mereka diundang untuk merasakan pembaruan dalam hubungan mereka dengan Tuhan.
Dengan kata lain kegiatan rekoleksi ini bukan hanya bertujuan untuk memperbaharui hidup pribadi para rohaniwan rohaniwati, tetapi juga untuk mengingatkan mereka bahwa panggilan hidup rohani bukanlah tugas yang mudah.
Diperlukan kreativitas, kesadaran akan kebutuhan zaman, dan tentunya komitmen untuk terus menghidupi pesan Natal yang sejati: hati yang baru yang diberikan kepada Tuhan.
Bukan sekedar mengingat Natal sebagai hari raya, namun menghidupkan Natal dalam setiap tindakan, kata, dan perbuatan.
Di tengah derasnya arus perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), menjadi tantangan tersendiri bagi seorang rohaniwan-rohaniwati yang kreatif dan kontekstual bukanlah hal yang mudah.
Namun, melalui rekoleksi ini, para imam, suster, dan frater diharapkan dapat terus mengembangkan diri untuk menjadi pelayan yang relevan dengan kebutuhan umat, memberikan kontribusi yang bermakna bagi masyarakat, dan tentunya hidup sesuai dengan konteks umat yang mereka layani.
Maka melalui kegiatan rekoleksi ini, semoga semangat Natal melalui tema “Sekarang Mari Kita Pergi ke Betlehem” yang sejati terus menyala dalam hati para rohaniwan, sehingga mereka dapat menghidupi iman dengan penuh semangat, kreativitas, dan kesetiaan terhadap panggilan mereka, baik di komunitas Gereja maupun di tengah masyarakat yang terus berkembang.
Pada hari terakhir setelah selesai kegiatan pengakuan dosa. Acara ini ditutup dengan penyerahan uang kas dari bendahara yang lama ke bendahara yang baru.
Berhubung bendara yang lama telah pindah tugas di tempat lain. Maka perlu adanya bendahara yang baru. Setelah serah terima uang kas rekoleksi ini ditutup dengan santap siang. Menu babi guling menjadi menu spesial santap siang kali ini. Selamat menyambut Natal.
Penulis : Fr. Jhony