LINTAS PERISTIWA

Visitasi Kanonik di Paroki St. Yohanes Maria Vianey Donggo

DONGGO – Kunjungan Kanonik Bapak Uskup Denpasar Mgr. Silvester San, didampingi Vikjen/Direktur Puspas RD. Herman Yoseph Babey dan Sekretaris/Ekonom RD. Agustinus Sugiyarto, ke paroki-paroki di ujung timur pulau Sumbawa, berlanjut ke Paroki St. Yohanes Maria Vianey Donggo. Sebelumnya acara yang sama digelar di Bima, Selasa (18/3).

Kunjungan ke paroki yang berpusat di Tolonggeru itu berlangsung Kamis (20/3/2025) pagi hingga siang. Perwakilan umat dari Stasi Mbawa dan Nggerukopa juga hadir bergabung dengan umat di pusat paroki.

Pastor Paroki Donggo RD. Agustinus Bere Lau dan Pastor Rekan RD. Danan Pamungkas bersama DPP/DKP, Frater TOP dan umat setempat yang sudah berkumpul di depan pastoran, menyambut gembira kedatangan Bapak Uskup dan rombongan di paroki itu.

Setelah salaman, Bapak Uskup kemudian dikalungi dengan selendang khas Donggo dan tanpa menyia-nyiakan waktu lagi, visitasi kanonik yang diisi laporan seputar kondisi dan karya pastoral di paroki itu langsung dimulai.

Acara di Paroki Donggo ini dipandu oleh Fr. Lintang, yang sedang menjalani TOP di sana. Laporan dilakukan sesuai bidang, yang dimulai dari Bidang pembinaan iman yang disampaikan Ibu Vian. Secara garis besar, dari bidang ini melaporkan tentang misa harian dan pelayanan rutin setiap hari Minggu di stasi serta animasi bagi anak Sekami dan sosialisasi liturgi praktis.

Dilaporkan juga tentang katekese jelang AAP, APP dan BKSN yang rutin dilaksanakan serta pembinaan iman dalam rangka penerimaan Sakramen Baptis, Krisma dan perkawinan serta pelaksanaan aksi panggilan.

Mengenai data umat di paroki itu, sampai Januari 2025 berjumlah 1.294 jiwa terdiri dari laki-laki 625, perempuan 642 jiwa dengan jumlah KK 515. Umat tersebut tersebar di dua Stasi (Mbawa dan Nggerukopa) dan Tolonggeru sebagai pusat paroki. Lingkungan ada 6 dan jumlah KBG 18.

Bidang pastoral dan katekese dilaporkan Rm. Danan. Dalam laporannya pembinaan berjalan baik. Selain pembinaan anak Sekami setiap hari Minggu dan Kamis, juga pembinaan remaja (misdinar) dan kunjungan keluarga.

Lalu ada pembinaan kelompok OMK, Ormas Katolik dan paguyuban Flobamora. Romo Danan menekankan tentang upaya evangelisasi dan pelayanan sosial lewat pastoral kehadiran, kerja bakti warga (rawirasa) terlibat dalam FKUB, jalin hubungan dengan pemerintah, dll.

Di paroki itu juga berusaha melakukan pendekatan kepada umat yang kurang aktif dalam kehidupan menggereja dan bermasalah dengan melakukan musyawarah tingkat keluarga yang melibatkan katekis, pengurus KBG/Lingkungan serta pastor dan suster.

Sementara berkaitan dengan keuangan dan harta benda gereja disampaikan oleh anggota Dewan Keuangan Paroki Yano. Dia menyampaikan, pengelolaan dan laporan keuangan paroki selalu berpedoman pada Keuskupan, Laporan keuangan paroki, katanya, telah disepakati dalam rapat pleno paroki akan dilaporkan secara rutin per 3 bulan ke Keuskupan.

Disampaikan juga mengenai aset-aset yang dimiliki paroki berupa bangunan gereja dan pastoral maupun aset lain berupa tanah. Tentang pendapatan paroki diperoleh dari administrasi paroki, AAP, APP, kolekte paroki, kolekte umum dan sumbangan lain.

Dalam kesempatan itu, masing-masing Katekis dari Stasi Mbawa, Nggerukopa dan pusat paroki Tolonggeru juga menyampaikan tentang kondisi dan tantangan yang dihadapi.

Ignas Ismail dari Stasi Mbawa menyampaikan tantangan yang dialami antara lain adanya keluarga muda yang kurang menghargai kesucian Sakramen Perkawinan, beberapa keluarga dan OMK yang terlibat dalam praktik hidup kurang baik, seperti pergaulan bebas, judol, narkoba dan para petani yang terlalu menggantungkan pinjaman bank sebagai modal kerja.

Andreas Pasa dari Nggerukopa juga bercerita tentang tantangan yang kurang lebih sama seperti disampaikan Ignas, ada masalah keluarga, umat yang banyak sibuk di kebun serta kurangnya penghayatan iman. Andreas juga bicara soal kebutuhan katekis ke depan.

Lalu John Darwis dari Tolonggeru melaporkan bahwa ada aset-aset gereja yang ada di stasi ada yang digugat pihak lain.

 

Tanggapan Bapak Uskup

Setelah mendengar laporan-laporan tersebut, Bapak Uskup memberikan tanggapannya. “Kita sudah mendengar laporan dari masing-masing bidang maupun dari stasi, kita bisa tahu apa yang terjadi di paroki ini. Kita berharap makin baik dan makin maju. Demikian juga kehidupan iman harus terus diperhatikan dan berharap maju juga,” harap Bapak Uskup.

Menurut Bapak Uskup, kemajuan selalu ada dampak baik positif maupun negatif. Ada masalah narkoba, pergaulan bebas dan lain-lain seperti laporan Pak Ignas, merupakan ekses negatif dari kemajuan itu yang berpengaruh terhadap kehidupan keluarga.

“Terhadap ekses negatif, kita tidak bisa menyalahkan orang lain, itu menjadi tanggung jawab keluarga dan tugas Gereja wajib menghimbau dan memotivasi umat agar tidak melakukan hal-hal negatif,” kata Bapak Uskup

Bapak Uskup mengingatkan bahwa sesuai tema tahun Yubileum “peziarah pengharapan,” diharapkan umat punya harapan untuk semakin lebih baik walau di tengah tantangan. Terutama tantangan medsos yang tidak hanya membawa pengaruh positif tapi juga banyak pengaruh negatif.

Menurut Bapak Uskup Gereja menyelenggarakan KPP itu untuk menyiapkan keluarga-keluarga dalam membentuk keluarga dan untuk memotivasi umat tentang tujuan perkawinan Katolik. Memang masalah keluarga tidak akan pernah selesai, tapi kita terus berjuang untuk meminimalisir masalah.

Untuk kebutuhan Katekis ke depan, Bapak Uskup menyarankan untuk berdayakan DPP. Tidak perlu angkat katekis lagi oleh Keuskupan. “Dengan adanya DPP, kita harapkan bergiat, minimal mereka ada kegiatan yang dibuat setiap seksi walau tidak full time. DPP harus berfungsi dengan baik,” harap Mgr. San.

Sedangkan urusan aset-aset itu menjadi perhatian pastor paroki dan DKP. “Sebagai Uskup, saya untuk konsultasi saja. Partsipasi umat itu sangat penting. Betul umat di sini banyak petani, bisa dimaklumi urusan gereja banyak terhalang karena sibuk di kebun. Tapi kita tetap yakinkan umat bahwa urusan rohani itu tidak pernah libur.”

Semengtra RD. Agustinus Sugiyarto selaku Ekonom Keuskupan menanggapi soal laporan keuangan, supaya apa yang telah disepakati untuk dilaporkan 3 bulan sekali komit. Dikatakan, seharusnya laporan keuangan ke keuskupan itu setiap bulan karena terkait denga laporan pajak supaya memudahkan keuskupan merekap laporan dari semua paroki.

Di samping itu Romo Agus juga menegaskan laporan tidak hanya kirim soft copy tapi dengan hard copy dan serta dengan bukti/kuitansi belanja barang atau pengeluaran lainnya. Juga laporkan berapa rekening milik paroki.

RD. Herman Yoseph Babey selaku Vikjen apresiasi laporan dari paroki Donngo. “Menyimak laporan dari paroki ini cukup terinci, ini sabagai gambaran bahwa karya pastoral di paroki ini berjalan dengan baik. Tentang pengembangan KBG juga ada rencana pemekran KBG, biasanya sulit dibuat, tapi salut paroki ini yang selalu berpikir memekarkan KBG sehinga teritorial jelas,” katanya.

Tentang situasi anak muda, remaja dan sekami, menurut Rm. Babey, menjadi tantangan sendiri karena mereka lahir di zaman mileniel. Maka, perlu pembinaan dan perhatian khusus. “Pendampingan iman mereka harus diperhatikan,” imbuhnya .

Usai tanggapan dari pihak Kuria, kepada umat diberikan kesempatan untuk ‘curhat’ dalam sesi dialog. Beberapa umat menyampaikan isi hatinya dan berharap ada jalan keluarnya seperti usulan perlu ada Prodikan di Paroki itu. Bapak Uskup sendiri menanggapi semuanya dengan baik dan soal Prodiakon silahkan Pastor Paroki mengusulakn kalau dibutuhkan, sambil terus menekankan bahwa partisipasi seluruh umat penting dalam kehidupan menggereja.

Dialog pastoral berlangsung hingga makan siang. Setelah itu, rombongan dari keuskupan melanjutkan kegiatan yang sama di Paroki Dompu, yang berlangsung sore hingga malam hari. *

Hironimus Adil

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!