Dompu Menjadi Paroki Ketiga Giliran Visitasi Kanonik

DOMPU- Paroki St. Maria-St. Yoseph Dompu, menjadi paroki ketiga yang dikunjungi Bapak Uskup, Vikjen/Direktur Puspas dan Sekretaris/Ekonom dalam rangka visitasi (kunjungan) Kanonik dari paroki-paroki. Dua paroki sebelumnya adalah Bima dan Donggo.
Di Paroki Dompu, kegiatan dilaksanakan Kamis (20/3) sore. Suara-suara indah dalam lagu dan gerak anak-anak Sekami paroki Dompu mengawali kegiatan yang berlangsung dalam gereja itu. Dilanjutkan dengan doa pembuka oleh Pastor Rekan Paroki Dompu Rm. Ores.
Selanjutnya Pastor Paroki Dompu, RD. Eligius Wahyu Pawarta, membukan visitasi itu dengan sapaan kasih. Dikatakan, kunjungan Bapak Uskup, Vikjen Rm. Babey serta Sekretaris Uskup Rm. Agus, ini adalah rahmat dan anugerah karena sudah lama dirindukan dan diharapkan umat. Ini sesuai harapan umat saat FGD di KBG dalam rangka Sinode V yang lalu.
“Ini adalah kunjungan kegembalaan dan dalam acara ini akan ada dialog dari hati ke hati antara anak dan bapaknya,” katanya.
Tentang umat di parokinya, menurut Romo Eli, banyak umat nomaden, datang dan pergi dan umumnya tinggal di kos dan kontrakan. Tidak ada Lingkungan, hanya ada KBG, terdiri dari 5 KBG di pusat paroki (kota Dompu) dan 3 KBG di luar kota masing-masing satu di Lakey, Nangakara, Tambora. Ketua KBG dari Lakey, Nangakara dan Tambora juga hadir dalam acara itu.
Selanjutnya adalah laporan dari Sekretaris tentang data umat, Dewan Keuangan Paroki dan setiap Bidang. Dari setiap laporan, Pastor Paroki turut memberikan penegasan kepada Bapak Uskup, Vikjen dan Ekonom/Sekretaris.
Flen, selaku Sekretaris DPP melaporkan data umat paroki itu yang saat ini totalnya 490 orang, terdiri dari 254 laki-laki dan 236 perempuan dengan jumlah KK 129.
Dilaporkan juga data jumlah penerimaan Sakramen Permandian, Sakramen Komuni, Sakramen Perkawinan, Sakramen Minyak Suci, serta data-data lainnya. Data anak Sekami di paroki itu berjumlah 90 orang (Pria 46, Perempuan 44) sedangkan OM 66 orang (Pria 42, Perempuan 24)
Anggota Dewan Keuangan Paroki (DKP), melaporkan tentang aset gereja. Paroki itu memiliki beberapa bidang tanah di luar kota Dompu. Namun, ada yang sedang dalam persoalan seperti tanah di Lakey yang diklaim orang lain. Aset lainnya terdiri dari gedung gereja, pastoran, dan kos-kosan.
Beberapa tanah itu ada yang masih atas nama perorangan dan satu saja atas nama dewan pastoral paroki. Untuk sarana dan prasaran lainnya seperti transportasi, paroki itu hanya memiliki satu kendaraan sepeda motor. “Kalau pelayanan keluar terutama ke stasi/KBG di luar kota yang jauh, salah satu imam terpaksa harus meminjam kendaraan umat,” ungkap DKP.
Sarana lain seperti kapela hanya ada di Tambora, sedangkan di Nangakara kalau misa, biasanya dilakukan di rumah Ketua KBG, sedangkan di Lakey meminjam ruangan salah satu penginapan di mana ada umat Katolik bekerja di sana. “Kami punya mimpi mendirikan rumah doa di Nangakara, karena ada umat yang menyumbangkan tanahnya 2 are untuk gereja,” kata Rm. Eli.
Tentang pekerjaan umat, Romo Eli menyampaikan bahwa sebagian besar umat di sana sebagai karyawan toko dan perusahaan swasta, tukang ojek, jualan keliling, sedikit sebagai ASN dan beberapa orang Pengusaha dan petani (khusus di Nangakara dan Tambora)
Sementara itu Bendahara DPP melaporkan mengenai keuangan paroki. Pendapatan paroki diperoleh dari kolekte, iuran umat, subsidi dari Keuskupan, sewa lahan, dan kos-kosan serta sumbangan-sumbangan. Dari laporan Bendahara, pemasukan dari kolekte cukup kecil sesuai kondisi dan jumlah umat.
Sementara dari Bidang Pembinaan Iman, melaporkan pelaksanaan liturgi dan pendalaman/pembinaan iman umat berjalan baik. Misa harian berjalan dan jumlah umat meningkat. Namun, masih banyak anak-anak yang orang tuanya belum menikah dengan berbagai kendala dan alasan.
Keaktifan komunitas seperti OMK, Sekami dan Kelompok Pria Kasih Allah (KPKA) yang ada Dompu berjalan baik. “Keaktifan orang muda cukup tinggi dan banyak komunitas yang dikoordinasi orang muda spirit komunitas Paduan Suara, Misdinar, Mazmur, Lektor, Pendamping Sekami” tambah Romo Eli.
Lalu dari Bidang Aksi Kemasyarakatan disampaikan, dalam hubungan dengan umat agama lain maupun dengan pemerintah bagus. Dari bidang ini juga mengusulkan perlunya audit secara profesional proyek PSE yang ada di paroki itu oleh PSE Keuskupan.
Untuk Komsos paroki itu mau memberdayakan Komsos tidak hanya untuk dokumentasi tetapi juga untuk pewartaan. Paroki Dompu juga terlibat dalam FKUB dan koordinasi dengan tokoh agama lainnya cukup baik dan desa Dorotangga, di mana gereja berada, menjadi desa contoh kerukunan.
Sedangkan dari Bidang Pendidikan Umat (BPU) melaporkan bahwa di paroki itu hanya ada satu sekolah Katolik yaitu TK Selamet Riyadi. “Kami kesulitan guru agama katolik terutama untuk sekolah-sekolah negeri.”
Sedangkan dari Seksi KKP-PMP kendalanya susah menjangkau umat perantau yang tinggalnya berjauhan. Sementara dari Seksi Kerawam dilaporkan bahwa hubungan dengan pemerintah baik dan damai.
Usai laporan dari masing-masing bidang, umat lainnya diberi kesempatan untuk menyampaikan curhatnya kepada Bapak Uskup. Dari curhat itu, mereka gembira diberikan tambahan satu imam namun kini terkendala kendaraan operasional apalagi ada stasi yang jauh dan harus kunjungan setiap minggu.
Mereka juga berterima kasih atas kunjungan kegembalaan ini dan berharap rutin dilaksanakan. Usulan lain adalah pelayanan Sakramen Krisma yang sudah lama tidak dilakukan, serta mohon dibantu pengurusan tanah yang belum bersertifikat dan perlu mengadakan kursus musik liturgi.
Bapak Uskup Menanggapi
Menanggapi berbagai laporan dan usulan dari Paroki Dompu, Bapak Uskup, mengajak umat, DPP/DKP harus punya konsep tentang Gereja. “Kita harus punya konsep tentang Gereja, tidak semuanya diurus dari Keuskupan. Harus ada usaha dari paroki. Ingat bahwa Gereja sebagai umat Allah.
Maka tanggung jawab membangun gereja itu semua umat Allah bersama Uskup, Pastor, biarawan, biarawati. Jadi semua harus berperan. Peran DPP/DKP itu penting dalam karya pastoral. Perlu mengetahui tugasnya,” kata Bapak Uskup.
Seksi Kerasulan Awam, misalnya, menurut Bapak Uskup, sekarang Kerawam fokus di bidang politik, mendorong dan membina umat untuk masuk di dunia politik atau membangun jaringan ke pengambil keputusan serta melakukan pendidikan politik umat secara umum.
“Kalau kita ada wakil di DPRD atau dalam pemerintahan, atau minimal memiliki akses ke sana itu dapat membantu gereja memiliki akses pada pengambil kebijakan,” kata Bapak Uskup.
Sedangkan tentang PSE, kata Bapak Uskup, tugasnya membantu pengembangan sosial ekonomi umat, bukan untuk bagi-bagi uang. Biasanya dilayani bantuan untuk umat atas usulan dari paroki.
Dana APP itu, kata Bapak Uskup, 25 % tinggal di paroki, 75 % dikirim ke keuskupan, sebagian ke KWI dan untuk PSE keuskupan. Ingat bahwa dana APP itu untuk kegiatan PSE, bukan untuk hal lainnya.
Untuk Sakramen Krisma, silakan Pastor Paroki menyampaikan jika memang membutuhkan. Bapak Uskup juga minta Koordinator BPI, BAK, BPU, perlu berkoordinasi dengan seksi-seksinya agar mau bergerak untuk karya pastoral. Karya pastoral di paroki mestinya diurus oleh paroki.
Untuk data umat, kata Bapak Uskup, dari laporan terjadi peningkatan, karena tahun 2010 lalu umat sekitar 320-an orang, sekarang sudah menjadi 490 orang.
Soal tanah yang atas nama pribadi memang ada kesulitan apalagi kalau yang bersangkutan sudah meninggal. Kalau yang masih hidup, mohon itu cepat diurus kalau sertifikatnya belum ada. Yang sudah meninggal perlu cari cara untuk menyelesaikannya. Untuk itu perlu duduk bersama DPP/DKP dan Pastor Paroki . Sedangkan untuk kendaraan, saat ini bisa ajukan bantuan ke DSAK untuk kendaraan sepeda motor
Ekonom RD. Agustinus Sugiyarto menjelaskan tentang laporan keuangan, agar sebisa mungkin setiap bulan dilaporkan. Laporan yang dikirim ke keuskupan dikirim soft copy dan hard copy beserta nota dan kuitansi. “Ini berkaitan dengan laporan pajak, karena keuskupan harus merangkum semua laporan dari setiap paroki sebab kita hanya memiliki NPWP atas nama Keuskupan Denpasar.,” katanya.
Seluruh rangkaian visitasi di paroki Dompu ditutup dengan doa dan berkat serta foto bersama. *
Hironimus Adil