Paroki Negara Tuan Rumah Perayaan Hari Kakek Nenek
NEGARA – “Jangan Membuang Aku Pada Masa Tuaku” (Bdk. Mzm. 71:9). Demikian tema Hari Kakek Nenek Sedunia ke-4 tahun 2024.
Perayaan Hari Kakek Nenek Sedunia ke-4 di Keuskupan Denpasar, tahun ini mengambil tempat di Gereja Paroki St. Petrus Negara, Dekenat Bali Barat, Minggu (28/7/2024).
Ada sekitar 500-an orang tua yang mengikuti perayaan spesial kakek nenek ini, datang dari seluruh paroki di Bali, kecuali Paroki St. Maria Immaculata Tabanan yang tidak mengutus kakek nenek.
Mereka sampai di Negara dengan menggunakan sejumlah kendaran baik bus ukuran sedang dan besar yang disediakan paroki masing-masing, ada juga yang menggunakan mobil-mobil pribadi. Semuanya terparkir rapi di sekitar gereja, baik di luar maupun dalam pagar gereja.
Kendati menempuh perjalanan cukup jauh terutama yang datang dari Dekenet Bali Timur, tapi para orang tua yang rata-rata sudah lanjut usia (Lansia) itu tetap gembira dan penuh sukacita mengikuti perayaan ini.
Kegiatan ini terselenggara berkat kolaborasi antara Komisi Keluarga Keuskupan Denpasar, Komunitas Cinta Kasih (KCK) dan Paroki Negara selaku tuan rumah.
Misa dimulai pukul 11.00. Dipimpin langsung oleh Uskup Denpasar Mgr. Silvester San. Ada 7 imam yang turut mendampingi Uskup dalam perayaan itu antara lain Vikjen Keuskupan Denpasar RP. Yosef Wora,SVD, Ketua Komisi Keluarga RD. Adianto Paulus Harun, Moderator KCK RD. Hubert Hady Setyawan, Pastor Paroki Negara RD. Benedictus Deni Mary, Pastor Paroki Gumbrih RD. Paulus Seran Nahak dan Pastor Rekan Palasari RD. Yonce serta Pastor Rekan Paroki Gianyar RD. Yulius.
Di penghunjung homili Uskup berpesan kepada anak-anak muda agar mendengarkan seruan kakek nenek seperti dalam tema “Janganlah membuang aku pada masa tuaku.”
Dalam perayaan Eklaristi tersebut kakek nenek yang hadir juga mendapat urapan minyak orang sakit yang dilayani oleh Uskup dan para imam yang hadir.
Sebelum berkat perutusan diisi dengan beberapa sambutan. Pastor Paroki Negara RD. Deni Mary, mengucapkan terima kasih karena Paroki Negara dipilih menjadi tuan rumah perayaan kakek nenek 2024 ini.
“Saya baru satu Minggu sebagai pastor paroki di sini. Ini merupakan program saat Romo Eman Ano masih pastor paroki. Romo Eman sudah mengatur semuanya dan kami tinggal melanjutkan dan melaksanakan saja,” katanya.
Ibu Ira, mewakili KCK mengucapkan syukur atas berkat Tuhan, sehingga perayaan itu dapat berlangsung dengan baik dan lancar serta meriah. “Kami bersyukur boleh melayani opa oma. Semoga opa oma selalu sehat tidak merasa sendirian dan sukacita dalam menjalani hidup yang tersisa ini. Doakan KCK agar senantiasa menjadi berkat banyak orang,” ungkapnya.
Sementara Ketua Komisi Keluarga RD. Adianto Paulus Harus, memulai dengan menyapa kakek nenek yang hadir. “Apakah kakek nenek bahagia hari ini?” “Bahagiaaaa,” jawab mereka secara kompak. Romo Adi melanjutkan, kalau bahagia akan dibuat lagi.
Rm. Adi mengucapkan terima kasih kepada Uskup dan semua imam yang hadir serta para pastor se-Bali yang telah menghadirkan kakek nenek dalam kegiatan itu. Romo Adi juga menyampaikan apresiasi kepada KCK yang menjadi pendukung utama acara ini. Juga berterima kasih kepada Paroki Negara yang menjadi tuan rumah perjumpaan kakek nenek tahun 2024 ini. “Dukungan paroki yang luar biasa sehingga memungkinkan acara ini berjalan baik,”katanya.
Romo Adi juga menyampaikan penghargaan atas semangat luar biasa para Lansia itu untuk datang ke Negara. Romo Adi berpesan, “Jalani hidup ini dengan penuh semangat dan optimis jangan pikir penyakit, tapi banyaklah bermain dengan cucumu. Yakinlah kami anak anak dan cucu tidak membuangmu pada masa tua. Terima kasih sudah menjadi berkat untuk anak-anak dan Gereja.”
Uskup Denpasar Mgr. Silvester San, dalam sambutan pemuncak mengatakan bahwa Gereja sejagat hari itu merayakan hari Kakek Nenek sedunia. Perhatian Gereja, katanya, sungguh luar biasa karena semua usia diperhatikan. Hari kakek nenek sudah dicanangkan Paus Fransiskus sejak tahun 2021 dan Keuskupan Denpasar juga merayakannya setiap tahun.
“Kita di Keuskupan Denpasar belum lama ini ada jumpa orang muda di dekenat Bali Timur, lalu menyusul Kemah 1000 Anak Sekami dan hari ini Gereja mempertemukan kakek nenek,” ungkapnya.
Uskup menambahkan, Paus Fransiskus mengajak Gereja seluruh dunia untuk secara khusus memberikan perhatia kepada opa oma dengan menetapkan hari Kakek Nenek Sedunia. Menurut Uskup, tema Hari Kakek Nenek ke-4 yang ditetapkan Paus sangat menyentuh hati, terlebih setelah dikejutkan oleh peristiwa di Bogor baru-baru ini, di mana sepasang opa oma meninggal tanpa ada yang tahu termasuk anak kandung mereka.
“Sebagai anak dan sebagai orang Katolik, hormat dan bakti anak kepada orang tua adalah bentuk pengamalan 10 perintah Allah terutama perintah ke-4: Hormatilah ibu bapakmu. Orang tua adalah wakil Allah di dunia,”kata Uskup.
Uskup pada penghujung sambutan mengutip pesan Paus Fransiskus yang mengajak anak-anak: “Marilah kita tunjukkan kasih sayang kita kepada kakek nenek dan anggota keluarga kita yang sudah lanjut usia… Marilah dengan hati terbuka dan wajah yang penuh sukacita mengatakan: Aku tidak akan meninggalkanmu opa oma terkasih.”
Dan kepada opa oma Paus berpesan: “Kakek nenek dan orang tua tercinta dan kepada semua orang dekat dengan kalian, saya kirimkan berkat saya disertai doa-doa saya dan aku mohon kepadamu jangan lupa mendoakanku.”
Usai Perayaan Ekaristi meriah, dilanjutkan foto bersama di dalam gereja. Setelahnya opa oma yang hadir dipersilahkan makan siang bersama di depan pastoral sambil diiringi aneka hiburan yang telah disiapkan oleh tuan rumah.
Acara diakhiri dengan pembagian bingkisan dari KCK oleh Uskup bersama Romo Hadi dan Romo Adi kepada semua kakek nenek yang hadir. Lalu sayonara! *
Hironimus Adil