LINTAS PERISTIWA

Promosi Panggilan di SMPK Thomas Aquino; Aksi Pertama Ketua Komisi Panggilan yang Baru

BABAKAN – Komisi Panggilan dan Seminari Pusat Pastoral Keuskupan Denpasar mengadakan promosi (aksi) panggilan di sekolah-sekolah Katolik.

Kegiatan ini sekaligus yang pertama bagi Ketua Komisi Panggilan dan Seminari yang baru RD. Antonius Gede Ekadana Putra, yang belum lama ini diangkat Uskup menggantikan ketua sebelumnya RD. Patrisius Woda, yang bertugas sebagai Direktur Yayasan Cabang Lombok di Mataram, NTB.

Promosi panggilan ke sekolah Katolik yang ada di Keuskupan Denpasar merupakan bagian dari program rutin komisi itu tahun 2024. Sekolah yang mendapat kesempatan pertama kunjungan dari komisi Panggilan dan Seminari adalah SMPK Thomas Aquino, Padang Tawang-Paroki Babakan.

Dari Komisi hadir dalam promosi panggilan itu Ketua Komisi Panggilan dan Seminari dan Sekretaris Komisi Sr. Katherin, RVM. Hadir pula sejumlah biarawati dari beberapa kongregasi yang berkarya di Keuskupan Denpasar untuk mempromosikan biaranya kepada para siswi SMPK Thomas Aquino.

Biarawati yang hadir antara lain dari Biara AK, SMI, SJMJ, CB dan RVW; terdiri dari Sr. Magdalen,AK; Sr. Ety,SMI; Sr. Densi, SMI; Sr, Imeldin, SJMJ; Sr. Efrasia,CB; dan Sr. Katherin,RVM.

Frater TOP di Seminari Tuka yaitu Fr. Bosco, beserta sejumlah siswa Seminari turut serta dalam kegiatan ini untuk memperkenalkan Seminari Tuka dan kehidupan di seminari umumnya kepada para siswa sekolah itu.

Siswa-siswi SMPK Thomas Aquino yang ikut dalam acara itu terdiri dari kelas VIII dan IX. Sekretaris Komisi Panggilan dan Seminari Sr. Katherin,RVM , yang memandu acara itu mengawalinya dengan membangkitkan semangat siswa-siswi sekolah itu dengan mengajak mereka bernyanyi bersama dengan gerakan.

Rm. Tony, demikian Ketua Komisi itu disapa, mengungkapan rasa gembira dan bahagia karena dapat bertemu ratusan siswa-siswa sekolah itu.

Rm. Tony di depan siswa-siswi

“Kami merasa gembira dan bahagia berada di sini bersama adik-adik. Ini adalah sekolah pertama yang kami kunjungi untuk aksi panggilan 2024 sesuai program komisi,”kata Rm. Tony.

Dalam sapaan kasihnya Kepalah Sekolah SMPK Thomas Aquino, Rosa Ni Putu Dian Adriari, S.Pd, mengungkapkan terima kasih atas diselenggarakanya aksi panggilan di sekolah yang dipimpinnya. “Kita bersyukur kepada Tuhan karena diberikan cuaca yang cerah hari ini,” katanya.

Menurut ibu Rosa, sapaan akrabnya, panggilan khusus menjadi imam, biarawan/biarawati memang merupakan misteri Tuhan, siapa yang terpilih tidak ada yang tahu. “Semoga dari antara anak-anak ada yang terpanggil,” harapnya.

Dia juga meminta para muridnya untuk aktif bertanya tentang kehidupan maupun keseharian para Romo dan Suster.

Kepala Sekolah SMPK Thomas Aquino, Ibu Rosa

Acara selanjutnya adalah pemutaran video promosi berupa karya dan aktivitas biara dari beberapa komunitas terekat yang hadir saat itu. Di antara pemutaran video, diselingi dengan lagu dan gerakan bersama anak-anak dan biarawati, frater dan seminaris yang hadir diiringi keyboard oleh Romo Tony.

Usai pemutaran video dilanjutkan acara tanya jawab. Anak-anak yang mengikuti acara itu begitu antusias bertanya. Pertanyaan tidak hanya satu arah dari dari anak-anak kepada para suster, romo, frater atau seminaris, namun juga ada pertanyaan umpan balik kepada para siswa-siswi itu.

Cukup banyak pertanyaan yang diajukan oleh anak-anak tersebut. Misalnya, ada yang bertanya mengapa mau jadi suster? Atau pertanyaan lain, mengapa suster dan romo tidak boleh menikah. Ada juga pertanyaan apa saja hal menarik menjadi suster atau romo;

Pertanyaan lainnya, tentanng berapa lama proses menjadi suster dan romo; Perbedaan antara Reverendus Dominus (RD) dan Reverendus Pater (RP). Ada juga yang bertanya tentang kehidupan di seminari, termasuk pengalaman frater. Berikutnya tentang tugas atau karya dari suster-suster. Masih banyak pertanyaan lain yang menarik dari siswa-siswi sekolah itu.

Atas pertanyaan itu, baik romo maupun suster menjawabnya dengan bijaksana. Bahwa menjadi imam dan suter adalah pilihan, tertarik dengan hidup suci dan ingin melayani. Lalu mengapa tidak boleh menikah, dijawab selain karena kaulnya demikian, juga supaya dalam tugas pelayanan tidak terikat oleh keluarga apalagi kehidupan biarawati atau imam tidak terikat di suatu tempat tetapi berpindah-pindah.

Sedangkan terhadap perbedaan antara RD dan RP, menurut Romo Tony, kalau RD itu semacam gelar untuk imam diosesan (projo) seperti dirinya, yang artinya ‘Tuan Terhormat’, sedangankan RP yang artinya ‘Bapa Terhormat’, itu disematkan untuk imam-imam terekat seperti SVD, O.Carm,CDD, OCD, dan lain-lain.

Di penghujung acara Rm. Tony, selaku Ketua Komisi Panggilan dan Seminari mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah yang berkenan menerima dan menyediakan waktu untuk aksi ini.

“Terima kasih kepada ibu kepala sekolah, para guru dan adik-adik atas kesediaannya. Panggilan hidup itu macam-macam, ada yang terpanggil menjadi youtuber, wartawan, desainer, teknisi, dan lain-lain. Namun ada juga panggilan lain bagi kita sebagai umat Katolik yaitu menjadi imam, suster atau bruder untuk membaktikan diri melayani Gereja,” pungkas Romo Tony.

Aksi panggilan yang mengusung tema sesuai dengan tema Minggu Panggilan 2024 yaitu “Dipanggil untuk Menabur Benih Harapan dan Membangun Perdamain”, cukup singkat hanya sekitar dua jam dari jam 08.00 – 10.00 wita. Acara diakhiri dengan doa dilanjutkan berkat perutusan oleh Romo Tony.

Usai mengikuti kegiatan itu, para murid melanjutkan mengikuti proses belajar mengajar seperti biasa di kelasnya sesuai jadwal.*

Hironimus Adil

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!
Close
Close