XXIX
Doa dan Kerinduan Dayu kepada Agas kini terjawab sudah. Keduanya saling berpagut pandang.Seperti kebiasaan sebelum Agas ke Australia dan mengalami nasib tragis dipenjarakan.
Agas pun menumpahkan rasa rindu pada Dayu dan Maria yang ia pendam selama dua belas tahun.Kerinduan dari sebuah kamar penjara.Kerinduan yang hanya bisa diluapkan melalui doa.Kini Agas menatap wajah istrinya.Hampir 25 tahun hidup bersama dalam perkawinan. Mereka pun menua.
Masih ada kerinduan menggelayut di sanubari Agas.Rindu segera bertemu dengan putri semata wayang. Rindu memeluk anaknya.Rindu membelai rambut Maria.
Agas juga rindu menerima sakramen pengampunan dosa.Sebab duabelas tahun di penjara Agas tidak pernah mengaku dosa.Agas sadar perbuatan menghilangkan nyawa sesama entah sengaja atau tidak sengaja adalah perbuatan dosa.
“ Masih ada dua kerinduanku yang belum terjawab.” Suara Agas agak serak.
“ Mas Agas merindukan apa?”
“ Pertama aku merindukan anakku Maria. Aku sudah tak sabar bertemu dengannya. Kerinduan kedua dan ini sangat mendesak. Aku ingin mengaku dosa.”
Dayu tersentak.Kerinduan Agas untuk mengaku dosa mengingatkan Dayu pada pengumuman mimbar Gereja dan dimuat di buletin Warta Paroki St. Yoseph tentang pengakuan dosa untuk mendapatkan indulgensia.
“ Besok sore kita mengaku dosa di Katedral Denpasar. Pengakuan dosa ini adalah bagian penting dari perayaan Tahun Kerahiman Ilahi.”
“ Tahun kerahiman ilahi?” Tanya Agas.
“ Bapa suci Fransiskus telah menetapkan tahun 2016 sebagai Tahun Kerahiman Ilahi dengan tema: Bermurah Hati Seperti Bapa. Tanggal 8 Desember 2015 telah dibuka Yubileum Kerahiman Ilahi dan akan berlangsung sampai 20 November 2016.”
“ Ini kesempatan untuk bertobat. Seluruh paroki melaksanakan pengakuan dosa?”
“ Ya mas Agas.”
“ Mengapa kita tidak mengaku dosa di Gereja paroki kita?
“ Aku ingin mengaku dosa melalui imam yang ditunjuk menjadi misionaris kerahiman.”
“ Siapa romo yang ditunjuk sebagai Misionaris Kerahiman?” Tanya Agas.
“ Di Keuskupan Denpasar Romo Herman Yoseph Babey,Pr dipilih menjadi misionaris kerahiman. Ia diberikan wewenang untuk mengampuni bahkan dosa-dosa disediakan untuk Takhta Suci.”
“ Aku setuju kita ke Katedral. Aku ingin mengaku dosa pada imam yang dipercayakan bapa suci menjadi misionaris kerahiman.”
Lalu Dayu menjelaskan pada Agas apa syarat-syarat untuk mendapatkan indulgensi seperti pernah dijelaskan Romo Herman Yoseph Babey beberapa waktu lalu.
Untuk mendapatkan indulgensi penuh, harus melakukan pengakuan dosa dalam sakramen Pengakuan dosa.Harus berpartisipasi dalam perayaan Ekaristi Kudus. Berdoa untuk intensi Paus. Melakukan apa yang ditentukan dalam ketentuan indulgensi dan melakukannya dengan hati yang menyesal.Bebas dari keterikatan akan dosa-bukan hanya dosa berat,namun juga dosa ringan.Kondisi terakhir inilah yang memang paling sulit untuk dilakukan. Jika hal ini tidak dipenuhi, maka seseorang akan mendapatkan indulgensi sebagian.
Dayu menatap wajah Agas. Tampak wajahnya berseri-seri.
“ Dua belas tahun aku tak mengaku dosa.”
“ Di penjara tak ada pengakuan dosa?”
“ Kunjungan imam ke penjara sangat jarang. Kerinduanku untuk mengaku dosa tidak dapat dilaksanakan. Pada hal aku melakukan dosa berat.”
Seperti tema Yubileum Kerahiman Ilahi Bermurah Hati Seperti Bapa,Dayu merasakan betapa Tuhan sungguh murah hati.Dayu sadar jika Bapa di surga murah hati mengapa dirinya tidak bermurah hati dengan sesama? Mengapa ia tidak bermurah hati dengan mas Agas?
Dayu yakin Tuhan telah mengatur jalan hidup perkawinan mereka.Bahwa harus ada ujian duabelas tahun.Setelah itu Tuhan menyatukan kembali di saat yang tepat. Di tahun Yubileum Kerahiman Ilahi.Betapa Tuhan sangat murah hati terhadap hidup dan seluruh pengalaman iman yang Dayu alami.
Kehadiran kembali Agas di rumah Penatih Dangin Puri mengubah suasana menjadi penuh ceria. Hari-hari diwarnai canda dan tawa.Rumah tangga kembali seperti dulu sebelum Agas pergi ke Australia.Luka-luka perkawinan mereka disembuhkan oleh Tuhan sendiri.
“ Aku bahagia mas Agas. Sangat bahagia.”
“ Kita memiliki perasaan yang sama.Bahagia itu idaman setiap pasangan yang memutuskan untuk menikah.”
“ Cita-citaku memiliki keluarga yang utuh dijawab Tuhan. Doaku dijawab-Nya.”
Dayu menatap Agas. Dayu menangkap kerutan wajah Agas yang menunjukkan bahwa ia tidak muda lagi. Demikian Dayu juga merasa tidak muda lagi. Sebab perjalanan perkawinan telah melewati puluhan tahun. 8 September memasuki usia 25 tahun.
“ Kita telah melewati tahun-tahun penuh kerikil. Jalan yang kita lewati berkelok.Bahkan pada kurun waktu tertentu kita berjalan di jalan terjal.” Agas menatap Dayu.
“ Tapi kita telah berhasil melewati jalan terjal itu.”
“ Karena doa dik Dayu begitu mujarab.”
“ Doa mas Agas pun dasyat.”
Dayu tertawa sambil memandang Agas. Lalu angannya melayang menghitung perjalanan usia perkawinan. Setelah menikah keduanya menikmati ziarah perkawinan dalam rentang duabelas tahun. Rentang waktu duabelas tahun itu penuh bahagia. Dayu dan Agas merasakan betapa sempurnanya perkawinan dengan kehadiran Maria buah cinta mereka.
Tetapi kebahagiaan yang mereka ciptakan sepanjang duabelas tahun seolah lenyap seketika saat Agas bekerja di Australia dan menghilang selama duabelas tahun pula.Dan kebahagiaan perkawinan kembali direngkuh setelah Agas kembali berkumpul.
Tanggal 8 September Dayu dan Agas akan merayakan 25 tahun perkawinan tepat di saat Maria menerima busana biara.Merayakan pesta perak sederhana. Tanggal 8 September akan menjadi tanggal bersejarah.Agas dan Dayu dapat mempertahankan keluhuran perkawinan katolik selama 25 tahun. Maria putri semata wayang akan mengukuhkan diri mengikuti panggilan Tuhan dengan menerima busana biarawati.Tepat di ulang tahunnya.Agas bersyukur menemukan pasangan seperti Dayu. Perempuan dengan hati yang berbalut baju iman.
Ketulusan Dayu yang dirasakan Agas telah menumbuhkan tekad baru dalam hidupnya. Agas ingin memperbaiki semua kesalahannya di waktu 25 tahun ke depan.Ia ingin menebus semua kesalahan dengan melakukan kebajikan-kebajikan yang memberikan buah rahmat berlimpah. Agas merasa Tuhan memberinya seorang istri yang sempurna. Di matanya Dayu adalah istri yang sempurna.
Agas yakin segala sukacita melimpah karena ia yakin Yesus adalah jalan kebenaran dan hidup. Hanya melalui Dia dan kasih karunia yang dilimpahkan oleh-Nyalah. Maka kebenaran ada di dalam manusia berdosa dan menerima kehidupan baru, berjalan di jalan yang Kristus tunjukkan untuk kemuliaan Allah Bapa. Mazmur 25:8 mengatakan; Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. ***bersambung