Komisi PSE Koordinir Aksi Tuang Eco Enzyme di Tukad Badung dan Tukad Unda
DENPASAR – Dua hari berturut-turut Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Denpasar bersama Tim Penggerak PSE dari paroki/stasi se-Dekenat Bali Timur melakukan aksi tuang Eco Enzyme (EE) ke sungai yaitu Tukad (sungai) Badung, Denpasar dan Tukad Unda, Klungkung.
Aksi tuang EE itu dilaksanakan pada Sabtu (23/11/2024) di Tukad Badung, dilanjutkan di Tukad Unda pada Minggu (24/11). Di Tukad Badung, lokasi penuangannya dilakukan di aliran sungai yang membelah pasar Badung dan pasar Kumbasari. Sedangkan di Tukad Unda, lokasi yang dipilih adalah di bawah jembatan sungai tersebut.
Antusiasme umat/Tim Penggerak PSE untuk aksi ini cukup tinggi. Di Tukad Badung diikuti lebih dari 100 orang yang datang dari paroki-paroki di Kota Denpasar dan Badung. Sementara di Tukad Unda, diikut lebih dari 50 orang termasuk dari Paroki Gianyar dan beberapa paroki dari Denpasar dan Badung.
Tidak hanya Tim Penggerak PSE, di dua lokasi tersebut juga hadir beberapa komunitas peduli lingkungan yang merupakan jaringan Komisi PSE Keuskupan Denpasar. Komunitas itu di antaranya Relawan Dunia Eco Enzyme (RDEE), Enzyme Bali, Bali Projek, Eco Enzyme Nusantara (EEN) dan Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) Undiknas.
Aksi penuangan di Tukad Unda, mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Daerah setempat. Penjabat Bupati Klungkung Nyoman Jendrika mengutus dua Kepala Dinas Kabupaten itu untuk hadir di lokasi penuangan di Tukad Unda yaitu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Nyoman Sidang dan Kepala Dinas PU Made Jati Laksana.
Beberapa waktu sebelumnya Tim Komisi PSE Keuskupan Denpasar sempat beraudiensi dengan Penjabat Bupati Klungkung, untuk berkoordinasi mengenai rencana komisi ini menuangkan EE di Tukad Unda.
Sekretaris Komisi PSE Kustati Tukan, yang ikut dalam audiensi itu menceritakan bahwa Penjabat Bupati Klunkung menyambut baik rencana ini bahkan merasa bangga dan apresiatif bahwa Lembaga Gereja Katolik memiliki kepadulian terhadap lingkungan khususnya dalam mengatasi pencemaran air dan udara, sebab Eco Enzyme memiliki fungi yang baik untuk menyehatkan air dan udara.
Bukti komitme Penjabat Bupati Klungkung terhadap penyelematan lingkungan adalah dengan mengutus dua Kepala Dinas sekaligus dalam membuka sekaligus ikut dalam aksi penuangan EE di Tukad Unda, sebab Penjabat sendir hari yang sama ada acara yang tidak bisa diwakilkan.
Ketua Komisi PSE Keuskupan Denpasar RD. Evensius Dewantoro Boli Daton, mengkoordinir langsung aksi ini dengan selalu hadir penuh di dua lokasi itu. Rm. Venus, demikian Ketua PSE akrab disapa, mengungkapkan aksi ini merupakan upaya dan cara Gereja Katolik maupun para aktivis peduli lingkungan yang hadir dalam merawat lingkungan hidup.
Menurut Rm. Venus, Paus Fransiskus selaku pimpinan tertinggi Gereja Katolik, dalam Ensiklik Laudato Si, menyebutkan bumi tempat manusia tinggal ini sebagai saudara atau ibu kita. “Maka kita harus memperlakukan bumi ini seperti kita memperlakukan ibu atau saudari kita. Kita perlu merawat bumi sebagai saudari dan ibu kita, supaya bumi kita tidak tercemar dan selalu cantik,” katanya.
Penuangan EE ini, kata Rm. Venus, bertujuan untuk menjaga keutuhan ciptaan Tuhan, juga sebagai bentuk belarasa terhadap lingkungan yang kian tercemar karena perbuatan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
“Mari kita selalu merawat lingkungan kita, merawat bumi kita. Jangan lupa pula merawat rumah dan lingkungan sekitar kita dengan Eco Enzyme. Semoga bumi yang kita rawat akan selalu memberikan manfaat bagi kehidupan kita, juga kehidupan anak, cucu kita kelak,” imbuh Rm. Venus.
Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup Kabupaten Klungkung Nyoman Sidang, dalam acara pembukaan penuangan EE di Tukad Unda mengatakan tentang manfaat EE yang luar biasa dalam merawat lingkungan.
Menurut Kepala Dinas LH, Eco Enzyme sangat bermanfaat untuk membenahi kembali bumi yang tercemar. Dikatakan, Tukad Unda sebagai lokasi yang dipilih penuangan EE merupakan salah satu obyek wisata di Klungkung. Aliran sungai ini juga mengari pertanian dan dengan tuang EE akan menjadi pupuk.
“Eco Enzym juga dapat mengurangi pencemaran sungai dan mengurangi bau. Kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk merawat lingkungan kita,” ungkap Nyoman Sidang.
Kadis LH juga mengatakan apresiasi kepada Gereja Katolik Keuskupan Denpasar atas aksi yang sangat bermanfaat bagi perawatam lingkungan ini. Dia berharap supaya aksi yang sama juga dilakukan di dua sungai lain di Kabupaten Klungkung selain Tukad Unda.
Seorang Relawan Dunia Eco Enzyme (RDEE) Putu Hardiyanto atau akrab disapa Putu Yogi, yang ikut hadir dalam aksi di dua sungai tersebut, mengatakan rasa sukacitanya bisa bergabung dalam aksi ini karena sadar akan pentingnya kesehatan lingkungan.
“Kita adalah orang-orang yang sadar akan kesehatan lingkungan. Kalau lingkungan sehat, manusia juga akan sehat. Eco Enzyme akan mengubah bumi kita yang tercemar dan sakit menjadi sehat. Selamat berjuang merawat bumi,” kata Putu Yogi, saat hadir di Tukad Badung, Sabtu (23/11).
EE yang dituangkan di dua sungai tersebut, selain disiapkan oleh Komisi PSE, juga masing-masing orang yang datang dari paroki membawa EE yang diproduksi di parokinya.
Menurut Sekretaris Komisi PSE Kustati Tukan, total EE yang dituangkan di Tukad Badung sekitar 500 liter, demikian pula di Tukad Unda ada sekitar 500 liter.
Romo Venus dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada seluruh relawan yang hadir bersama para penggerak PSE dari paroki-paroki. Menurut Rm. Venus dalama sambutannya di Tukad Badung, untuk marayakan HPS tahun ini Komisi PSE menghimbau paroki/stasi se-Keuskupan Denpasar untuk membuat EE dan siram di sungai-sungai maupun di rumah atau lingkungan sekitar.
Kunjung ke TOSS
Tim Komisi PSE bersama para pengerak PSE yang hadir di Tukad Unda, usai aksi tuang EE sempat mengunjungi Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Centre Kabupaten Klungkung. Tempat tersebut terdiri dari 3 gedung besar yaitu Gedung A untuk sampah organik, Gedung B menampung sampah an-organik dan Gedung C untuk sampah-sampah residu.
Salah satu Pengurus TOSS Ida Bagus Kerta Adiyana, kepada para penggerak PSE menjelaskan alur pengolahan sampah di TOSS Centre. Dimulai dari sampah masuk dan melalui jembatan timbangan dan sudah diatur hari masuk sampah, untuk sampah an-organik biasanya hari Senin dan Jumat. Sedangkan organik biasa masuk hari Selasa, Rabu, Kamis, Sabtu dan Minggu.
Kemudian sampah yang masuk dipilah, untuk sampah organik dilakukan pencacahan dan diolah menjadi pupuk kompos, sampah oraganik dipilah sesuai jenisnya oleh salah satu koperasi dan akan diambil oleh komunitas yang telah ditunjuk. Sedangkan untuk sampah residu dilakukan pengolahan sampah residu oleh kominitas lainnnya. Biasanya olahan sampah residu ini sebagai co-firing batubara bagi industri yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar.
Tumpukan sampah di TOSS tidak menimbulkan bau menyengat karena pemilah dan pengolahannya bagus, sehingga aman saat keliling ke tiga gedung yang ada di tempat itu. Setelah kunjungan ini, peserta baru kembali ke Denpasar.
Hironimus Adil