Uskup Denpasar dan 17 Imam Ada di Bima

BIMA – Gereja Katolik Paroki St. Yusuf Bima ramai didatangi banyak tamu, mulai dari Bapak Uskup Denpasar, Mgr. Silvester San dan sejumlah imam, biarawati dan beberapa Frater serta ratusan umat.
Tercatat ada 17 imam, termasuk Pastor Paroki dan Pastor Rekan Paroki Bima. Imam lainnya datang dari Bali 4 orang, pastor-pastor yang berkarya di Dekenat NTB 9 orang serta 2 imam SVD yang pernah menjadi Pastor Paroki dan Pastor Rekan di Bima yang kini berkarya di Ruteng.

Keberadaan mereka tidak lepas dari peristiwa sukacita yang dirayakan paroki ini, yakni Pesta Emas (HUT ke 50) Paroki St. Yusuf Bima. Momen perayaan emas ini juga dimahkotai dengan penerimaan Sakramen Krisma kepada 130 orang umat dan pelantikan pengurus DPP/DKP periode 2025-2028.
Perayaan berlangsung meriah, Rabu (19/3/2025), tepat pada pesta St. Yusuf, yang merupakan pelindung paroki Bima. Misa berlangsung hikmat dan agung, dimeriahkan koor paroki.

Perayaan Ekaristi juga bertambah semarak dengan gerak gemulai tarian pengiring perarakan dan tarian persembahan dengan nuansa budaya Manggarai dan Ende-Lio, NTT. Maklum umat Paroki Bima mayoritas berasal dari wilayah NTT, baik Flores, Sumba maupun Timor dan dari daerah lainnya.
Perayaan berlangsung sekitar 3 jam. Hal ini karena ada pelayanan Sakramen Krisma dan Pelantikan DPP/DKP serta beberapa sambutan setelah berkat meriah.
Kualitas dan Kuantitas
Bapak Uskup, dalam pengantar misa mengatakan bahwa perayaan 50 tahun paroki ini bertepatan dengan Pesta St. Yusuf, suami Maria yang merupakan pelindung paroki Bima. “Marilah dalam perayaan syukur ini kita memohon rahmat Tuhan agar paroki ini terus bertumbuh dan berkembang, baik secara kualitas (mutu iman umat dan SDM) juga secara kuantitas (jumlah umat).
Bapak Uskup juga mengajak umat untuk berdoa mohon karunia Roh Kudus bagi para penerima Sakramen Krisma, supaya mereka dewasa dalam iman serta mampu menjadi saksi-saksi Kristus ditengah dunia.
Demikian pula sejumlah umat yang dipercayakan untuk menjadi pengurus Dewan Pastoral Paroki dan Dewan Keuangan Paroki (DPP dan DKP) yang dilantik bertepatan dengan pesta emas itu. “Kita berdoa juga bagi mereka, semoga dengan pelantikan hari ini mereka segera menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dan penuh tanggung jawab,” harap Mgr. San.
Panggilan Unik dan Teladan St. Yusuf
Dalam homilinya Bapak Uskup mengatakan bahwa panggilan Santo Yusuf itu unik dari sisi panggilan hidup seorang manusia. “Dia dipanggil menjadi ayah dari Yesus Kristus yang bukan darah dagingnya dan menjadi suami Maria yang mengandung Yesus dari Roh Kudus,” ungkap Bapak Uskup.
Biasanya ketika seseorang menjadi ayah dari anak orang lain yang tidak jelas ayah biologisnya, sering kali ditolak. Tetapi Yusuf tetap menerimanya, karena ketaatannya kepada Allah, kendati dia sempat mau mundur dengan diam-diam dan mau melepaskan Maria.
Panggilan hidup St. Yusuf, kata Bapak Uskup, merupakan panggilan terbesar dalam sejarah manusia. Dia memelihara Yesus, karena dia sadar itu sebuah tugas istimewa dari Allah, dengan memelihara kekudusan Yesus sekaligus memelihara keperawanan Maria. “Itu tugas berat namun istimewa,” imbuh Bapak Uskup.
Ada dua hal yang patut diteladani dari pribadi Santo Yusuf, yaitu ketaatannya kepada Allah dan ketulusan hatinya menerima Maria dan Yesus.
“Yusuf menjadi teladan ketaatan yang sama nilai dengan iman. Kedua, Yusuf adalah seorang yang tulus hati. Dia tulus menerima Maria dan Yesus karena Allah mempunyai rencana istimewa untuk keselamatan manusia. Ketaatan dan ketulusan hati merupakan dua kebajikan luar biasa dalam menjawab panggilan Tuhan yang perlu kita teladani dari Santo Yusuf,” tambah Bapak Uskup.
Bapak Uskup juga mengajak umat untuk bersyukur kepada Tuhan atas penyertaan-Nya selama 50 tahun perjalanan Gereja Paroki St. Yusuf Bima, serta berkat doa St. Yusuf pelindung paroki.
Usai homili, Bapak Uskup melanjutkan menerimakan Sakramen Krisma bagi 130 umat paroki itu. Dilanjutkan dengan pelantikan DPP dan DKP berupa doa dan berkat setelah para pengurus DPP/DKP menyatakan kesediaan mereka mengemban tugas pelayanan yang dipercayakan kepada mereka.

Usai pelayanan Sakramen Krisma, perayaan berjalan seperti biasanya hingga usai. Selepas berkat, diisi dengan beberapa sambutan yang dimulai dari sapaan kasih Ketua Panitia Pesta Emas RD. Martinus Tamo Ama (Pastor Rekan Paroki Bima) sambutan Wakil Umat Eduardus Hery, lalu Pastor Paroki RD. Agustinus Wayan Yulianto dan Bapak Uskup Denpasar.
Di sela-sela sambutan tersebut juga ada pengumuman dan penyerahan sertifikat dan hadiah lomba yang diselenggarakan paroki itu dalam rangka pesta emas paroki.
Sejarah
Pastor Paroki Bima RD. Agustinus Wayan Yulianto, dalam sambutannya mengungkapkan tentang sejarah singkat paroki Bima. Dalam jejak sejarah, katanya, sejatinya benih iman Katolik sudah mulai bersentuhan dengan tanah Bima sejak 1913. Lalu ada jejak sejarah lainnya, tahun 1962 Kapela yang pernah ada di wilayah Bima sempat berpelindung St. Maria Fatima.
Lalu tahun 1975, mulai berpelindung St. Yusuf. Terhitung dari tahun 1975 itulah perjalanan Gereja paroki ini hingga tahun 2025 genap 50 tahun (Pesta Emas).
“Sudah 50 tahun kita menjadi saksi iman di tanah Bima. Tak penting nama besar, yang penting kita setia dan tekun dalam iman, selanjutnya biarkan Allah yang memberi pertumbuhan. Terima kasih Bapak Uskup, para imam dan seluruh umat, para donatur dan semua pihak. Mari kita tetap semangat dalam berjalan bersama mewujudkan gereja yang mandiri dan militan,” kata Rm. Wayan, seraya berterima kasih kepada para pendahulu dan penjasa berdirinya paroki Bima dari awal hingga berkembang sampai kini.
Dalam kesempatan itu, Romo Wayan juga menegaskan bahwa tidak ada acara lain, selain makan malam bersama setelah misa di dalam areal gereja demi menghormati dan toleransi dengan saudara umat Muslim yang sedang menjalankan tarawih.
Uskup dalam sambutan pamungkas, mengungkapkan bahwa dari pemaparan pastor paroki sesungguhnya perjalanan iman Katolik di wilayah Bima sudah lebih dari 50 tahun. “Ini peristiwa yg patut disyukuri karena Allah yang menyelenggarakannya,” kata Bapak Uskup.
Dalam perjalanan panjang gereja, paroki ini telah melewati berbagai tantang dan kesulitan, baik secara internal maupun dari luar. “Perayaan Ekaristi yang meriah hari ini adalah perayaan sukacita karena kebaikan Allah. Umat yang tetap bertahan di tengah tantangan dan kesulitan itulah yang kita rayakan dan syukuri,” sambung Bapak Uskup.
Di sisi lain Bapak Uskup mengatakan bahwa HUT Paroki ke-50, menjadi kesempatan untuk refleksi perjalanan Gereja ini yang sudah dibangun dan dilakukan selama 50 tahun ini. “Sudahkah Gereja selama 50 tahun ini menjawab kebutuhan umat ? Ini yang perlu kita refleksikan terutama dalam menjawabi tema perayaan ini yaitu ‘Bersama St. Yusuf Kita Berjalan Bersama Mewujudkan Gereja yang Mandir dan Militan’,” katanya.
Kata Bapak Uskup lagi, teladan St. Yusuf sebagai seorang tukang kayu yang identik dengan pekerja keras, ketaatan dan ketulusannya juga hendaknya dihayati oleh umat untuk mewujudkan Gereja yang mandiri dan militan, serta menjadi Garam dan Terang di tengah masyarakat di Bima ini.
Bapak Uskup juga menyampaikan terima kasih atas jasa para perintis maupun para penerus perjuangan di Paroki Bima, baik tokoh-tokoh umat awam yang militan dalam mempertahankan imannya maupun para Pastor yang pernah bertugas dan melayani di Bima dari waktu ke waktu sampai saat ini.

Ketua Panitia RD. Martinus Tamo Ama, dalam sapaan kasihnya melaporkan tentang aneka kegiatan yang telah laksanakan dalam rangka pesta emas. Rangkaian acara dimulai sejak 17 November 2024, hingga berpuncak pada pesta emas 19 Maret 2025.
Rangkaian acara antara lain diisi dengan pertandingan bola voli dewasa putra-putri, dan lomba-lomba seperti lomba baca Kitab Suci (Lektor), lomba mazmur, kuis Kitab Suci untuk semua golongan usia, mulai Sekami, OMK, dan dewasa kategori putra-putri. Pertandingan dan lomba dilaksanakan antara KBG dengan melibatkan 11 KBG yang di kota Bima semua terlibat.
Sementara wakil umat Eduardus Hery, mengungkapkan keterlibatan umat sangat baik dalam kehidupan menggereja maupun dalam menyukseskan pesta emas ini. Berbagai tantangan dihadapi umat tapi umat tidak mundur dan bertekad mewujudkan Gereja Mandiri dan Militan.
“Momentum emas ini kami berusaha wujudkan cara hidup jemaat perdana dan bertekat untuk memperkuat persekutuan dan iman umat, serta meningkatkan persatuan,” pungkasnya.

Usai Misa dilanjutkan dengan acara resepsi bersama di halaman gereja. Tidak acara lain, kecuali melanjutkan pengumuman dan pembagian hadiah bagi juara pertandingan dan lomba-lomba. *
Hironimus Adil