Mengembangkan Growth Mindset Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Mataram- “Growth Mindset” menjadi tema besar yang diambil dalam seminar yang diadakan Yayasan Insan Mandiri Denpasar Cabang Lombok-Sumbawa. Kegiatan yang berlangsung di Mataram, Selasa-Rabu, 11-12 Februari 2025 ini merupakan bagian dari pengembangan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
Hadir dalam kesempatan ini sebagai narasumber adalah Romo Prof. Dr. C.B. Mulyatno, Pr, imam Keuskupan Agung Semarang yang saat ini menjadi dosen di Universitas Sanata Dharma-Yogyakarta.

Seminar di buka oleh Ketua Yayasan Insan Mandiri Denpasar Cabang Lombok-Sumbawa, RD. Patrisius Woda Fodhi Trisno. Dalam sambutan pembukanya, Romo Woda mengatakan bahwa seminar ini sengaja diadakan guna menumbuhkan spirit pelayanan kita sebagai tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
‘Lebih bersemangat, bertumbuh dengan arah dan tujuan yang pasti dalam kebersamaan di unit sekolah, tidak hanya pribadi’, demikian harapnya.
Di bagian pertama, Romo Mul, begitu biasa disapa, mengajak tenaga pendidik dan tenaga kependidikan peserta seminar untuk melihat growth mindset dalam dunia pendidikan.

“Kita ditugaskan menjadi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan maka kita harus berusaha menghidupi panggilan tersebut, sehingga growth mindset sangat diperlukan dalam pengembangan pribadi maupun sekolah,” katanya.
Lewat pemahaman Growth Mindset, kita melihat hidup tidak hanya ditentukan oleh bakat dan takdir. Memiliki pola pikir tumbuh kembang sesuai eksistensi dan tujuan Pendidikan yang tidak hanya menjadi personal believe, tetapi kemudian menjadi culture mindset. Growth Mindset menjadi budaya keterbukaan untuk belajar sepanjang hayat.
“Secara pribadi hidup ini harus di Jalani dengan kesungguhan, setiap anak dan pribadi adalah mahaguru. ‘Belajar sepanjang hidup’,” tegasnya.

Di bagian akhir sesi di hari pertama, Romo Mul mengajak peserta untuk mendiskusikan beberapa pertanyaan refleksi dari sudut pandang pengelola sekolah, baik sebagai kepala sekolah, tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan.
Apa manfaat untuk peserta didik ?
Pertanyaan ini sengaja dilontarkan Romo Mul membuka seminar di hari kedua, Rabu ( 12/2 ). Pertanyaan ini tentunya patut membawa kita pada refleksi, apakah program yang dilakukan di sekolah membawa manfaat bagi peserta didik.
Semua hal yang dilakukan di sekolah harusnya membawa manfaat bagi peserta didik. “Program sekolah itu harus bermakna, Kontekstual dan inklusif,” tegas Ketua Yayasan DED Mangunan ini.
Seperti kegiatan dihari pertama, untuk hari kedua ini, Romo Mul juga banyak mengajak peserta untuk berdialog lewat sharing dan tanya jawab. Antusias para peserta nampak dari banyaknya pertanyaan yang diberikan peserta walaupun waktu sudah habis.

Sebagai bagian akhir dari seminar ini, panitia menyiapkan dinamika kelompok dan games Kahoot berhadiah yang cukup meramaikan suasana kebersamaan. Tak lupa kesempatan refleksi serta presentasi juga diberikan kepada setiap kelompok untuk lebih memaknai tema Growth Mindset yang menjadi tema seminar kali ini.

Banyak manfaat yang didapatkan lewat kegiatan kali ini, seperti yang disampaikan, Vlaviana Donatila Ika Lengga, S.Pd, guru dari SMPK Kesuma Mataram. Melalui kegiatan ini dapat membuka wawasan untuk mempelajari hal baru, serta berani keluar dari zona nyaman untuk berani berbuat sesuatu.
“Jangan takut salah, tetapi akan menjadi pembelajaran yang sangat berharga untuk perkembangan diri kita, lembaga dan tentunya para peserta didik,” demikian tegasnya.
Kegiatan ditutup dengan penegasan oleh Urbanus Bate, S.Pd, selaku sekretaris Yayasan Insan Mandiri Denpasar cabang Lombok-Sumbawa. “Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat bagi pribadi dan Lembaga, selain itu bermanfaat juga bagi para peserta didik kita,” ungkapnya.
Maju terus Yayasan Insan Mandiri, mengembangkan peserta didik menjadi pribadi yang disiplin, jujur, terampil dan mandiri! *
Penulis : Albertus Bowo