
XXV
Maria benar-benar mewujudkan niatnya. Ia menjawab panggilan Tuhan. Maria mendengar panggilan Tuhan seperti pemuda Samuel. Seperti dikisahkan dalam 1 Samuel 3:1-21. 1 Samuel 3: 10 mengatakan; Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah:Samuel! Samuel! Dan Samuel menjawab: Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.
Ia mendengar bisikan Tuhan dalam dirinya. Ia membiarkan Tuhan berbicara kepadanya. Bicara tentang panggilan hidup membiara. Maria berusaha untuk mengabaikan bisikan Tuhan tersebut tetapi Maria gagal.Suara panggilan Tuhan menguasai seluruh hidupnya.
“ Maafkan Maria ya mama.Maria mungkin terlalu egois.Mementingkan diri sendiri tanpa mengerti perasaan mama.“
Maria menatap Dayu dengan tatapan mata berbinar-binar. Seperti ingin menumpahkan air mata. Dayu pun meraih kepalanya.Membenamkan kepalanya itu pada pelukannya.
“ Pergilah sayang. Tak seorangpun mampu menghadang dan melawan kehendak-Nya. Kalau Dia mau memilikimu siapa berani melawan?”
“ Maria sudah berjuang mengingkari bisikan-Nya.Tapi Maria tak mampu.Maria jatuh cinta pada-Nya. “
“ Mama mengerti sayang.Mama bangga pada pilihan hidupmu.”
“ Aku sayang mama.Juga sayang Tuhan.Aku akan tetap menjadi milik mama.Juga setia menjadi milik Tuhan.”
“ Jika Tuhan berkehendak jawablah. 3Yohanes1:4 mengatakan; Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar,bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.”
“ Terima kasih mama.”
“ Yesaya 54:13 mengatakan; Semua anakmu akan menjadi murid Tuhan,dan besarlah kesejahteraan mereka.”
Dayu semakin yakin Roh Kudus sendirilah yang menggerakkan hati Maria sehingga ia mampu memilih jalan hidup yang benar untuk ia tempuh sepanjang hidupnya.
“ Mama bahagia.Sangat bahagia karena anakku mampu membuka pintu hati untuk mendengar panggilan Tuhan.”
“ Hal terindah yang Maria rasakan adalah punya seorang ibu yang menghargai pilihan hidup anaknya.”
“ Yakobus 1:17 mengatakan; Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna,datangnya dari atas,diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.”
Sebagai ibu yang telah dibaptis dalam Gereja Katolik dan semakin mengenal Yesus bahkan menjadi pujaan hati Dayu tak dapat menghalangi Maria untuk datang kepada Yesus.
“ Mama tulus membiarkan aku masuk biara?”
“ Sayang, Injil Markus 10:14 mengatakan; Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.”
Dayu akan sangat bangga dan bahagia jika Maria benar-benar melangkah di jalan panggilannya. Sebab di era yang penuh tawaran hidup duniawi Maria justru memilih jalan yang mengingkari tawaran kenikmatan duniawi ini.
“ Doakan aku ya mama.”
“ Mama pasti mendoakanmu.Sebab engkau adalah mahkota hidupku.Amsal 17:6 telah mengatakan; Mahkota orang-orang tua adalah anak cucu dan kehormatan anak-anak ialah nenek moyang mereka.”
Dayu berterima kasih pada Yesus yang telah membuka jalan baginya untuk mengenal diri-Nya dan memutuskan untuk setia pada-Nya. Cinta pada-Nya itu yang ia tanam pada Maria sejak ia masih kecil.Amsal 22:6 mengatakan; Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.
Bulan Juli menjadi bulan perpisahan dengan Maria. Ini adalah perpisahan kedua. Setelah wisuda dan secara resmi menyandang gelar sarjana ekonomi Maria tinggalkan rumah di Penatih Dangin Puri.Maria akan memulai proses pembinaan dalam rangkaian mewujudkan panggilan hidupnya.
Dayu mengantar Maria ke Bandara Ngurah Rai.Maria akan melakukan penerbangan ke Yogyakarta. Ia kembali ke kota itu bukan sebagai mahasiswi tetapi sebagai calon biarawati.
“ Maafkan aku mama. Maria tidak bermaksud mengecewakan mama.Tapi Maria tak bisa menolak panggilan-Nya.“
“ Pergilah sayang.Setiap jalan lurus akan sampai kepada kebenaran. Dan kebenaran itu akan membebaskan mama dari kesepian.”
“ Mama harus terus mendoakanku. Dua tahun ke depan mama dan ayah ke Yogyakarta menyaksikan aku mengenakan busana biarawati.”
“ Pasti mama doakan.”
Maria mencium pipi Dayu.Lalu ia melangkah masuk melalui pintu keberangkatan.Di dalam ruang keberangkatan Maria membalikkan badan. Ia memandang ke arah ibunya. Maria melambaikan tangan. Lalu kembali melangkah dan hilang di tengah kerumunan.Tiba-tiba Dayu merasa kesepian tanpa Maria.Tetapi sebagai ibu yang memahami panggilan hidup Dayu harus merelakannya.
Dayu tak perlu menggugat Tuhan. Apa lagi merasa Tuhan telah merebut miliknya. Sebab Dia memberinya dengan sukarela. Dia berhak untuk memiliki lagi. Memakainya dengan cara yang Ia kehendaki untuk kemuliaan-Nya.
Dayu merenungkan kata-kata yang tertulis dalam Injil Yohanes 15:16; Bukan kamu yang memilih Aku,tetapi Akulah yang memilih kamu.Dan Aku telah menetapkan kamu,supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap,supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku,diberikan-Nya kepadamu. Juga kata-kata yang tertulis dalam 2 Tesalonika 2:14; Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil yang kami beritakan,sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita. ***bersambung