Komisi Kepemudaan Realisasikan Program TOT di Dekenat NTB
SUMBAWA BESAR – Komisi Kepemudaan (Komkep) Keuskupan Denpasar, menyelenggarakan Training of Trainers (TOT) bagi para Pendamping dan Pengurus Inti Orang Muda Katolik (OMK) se-Dekenat Nusa Tenggara Barat (NTB).
TOT yang dipusatkan di Paroki Sang Penebus Sumbawa Besar, selama tiga hari penuh Jumat-Minggu, 11-13 Oktober 2024, merupakan program unggulan Komkep Keuskupan Denpasar tahun 2024.
Komkep menghadirkan Tim Kerja Komkep KWI sebagai fasilitator utama TOT ini, bersama beberapa imam Keuskupan Denpasar termasuk Tim Kerja Komkep Keuskupan Denpasar.
OMK Paroki Sang Penebus Sumbawa Besar dibawa koordininasi Pastor Rekannya yang juga Ketua Seksi Kepemudaan Dekenat NTB RD. Hyoga, sebagai panitia lokal berkontribusi secara maksimal dalam menyukseskan TOT itu.
Secara keseluruhan TOT untuk para pendamping dan pengurus inti OMK se-Dekenat NTB berlangsung dinamis dengan metode pembinaan yang cukup variatif. Para fasilitator tidak hanya mengisi materi dengan ceramah, tetap mengajak peserta untuk berdiskusi, menggali ide, gagasan dan pengalaman mereka, serta diskusi kelompok. Selama proses juga diselingi ice breaking dengan games menarik.
Peserta TOT datang dari tujuh paroki yang ada Dekenat NTB, baik dari pulau Sumbawa yang terdiri dari Bima, Donggo, Dompu dan Sumbawa Besar, maupun dari pulau Lombok yakni Praya, Mataram dan Ampenan.
Peserta antara lain para pendamping dan pengurus inti OMK yang jumlahnya 33 orang. Komkep juga melibatkan pada Imam dan frater TOP yang berkarya di NTB sehingga total keseluruhan mencapai 43 orang.
Her-registrasi peserta dibuka sejak pukul 10.30-11.30 pada Jumat (11/10). Setelah itu, tepat pukul 11.30 wita, mengawali TOT dengan ibadat sabda yang dipimpin Fr. Edo, yang sedang menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di paroki Maria Immaculata Mataram.
Dalam renungan singkatnya, dengan mendasarkan Firman Tuhan dari Injil yang diperdengarkan pada ibadat sabda itu, Fr. Edo mengajak OMK untuk semakin aktif, semakin terlibat dan bergairah dalam kehidupan menggereja dan di tengah masyarakat sebagai bentuk kebangkitan OMK. “Para pendamping juga tentu ikut berperan penting dalam kebangkitan orang muda,” imbuhnya.
Usai ibadat sabda dilanjutkan dengan protokoler pembukaan yang diisi dengan sapaan kasih dari Pastor Paroki Sang Penebus Sumbawa Besar (selaku tuan rumah) RD. Laurensius Maryono, Ketua Komkep RD. Rony Alfidus Bere Lelo dan sambutan Deken NTB RD. Martinus Emanuel Ano, sekaligus membukan kegiatan itu.
“Sebagai tuan rumah kami berterima kasih sudah mempercayakan TOT ini di Sumbawa Besar. Selamat datang untuk semua narasumber dan para peserta, semoga betah karena sedang musim panas,” ungkap Rm. Maryono.
Romo Maryono yang baru sekitar dua bulan menjadi Pastor Paroki Sang Penebus, lantas menceritakan kondisi OMK parokinya. “Saat saya datang OMK Sumbawa ini hidup enggan mati tak mau. Semoga dengan kegiatan ini, OMK kami khususnya, dan OMK Dekenat NTB dan Keuskupan dapat bangkit sebagaiman bacaan Injil dan renungan Fr. Edo tadi,” lanjutnya.
Menurut Rm. Maryono, ternyata dengan pengalaman kegiatan ini, dengan diserahi sebagai panitia pelaksana, kaum muda di paroki Sumbawa semakin aktif. “Kamu adalah orang penting. OMK diajak tidak hanya melihat, tapi juga harus bicara, dan mulai melakukan sesuatu demi kebaikanmu melalui 3S: see, speak, start,” pungkasnya.
Ketua Komkep Keuskupan Denpasar RD. Rony Alfridus Bere Lelo, dalam sapaannya mengatakan, orang muda itu sangat dibutuhkan. Romo Rony meminta para peserta agar selama selama proses harus membaur dengan teman-teman dari paroki lain.
Terkait dengan tema yang diusung dalam TOT ini yaitu “Menjadikan OMK yang Vital dan Viral; See, Speak, Start,” menurut Ketua Komkep dari tema itu jelas bahwa Gereja sungguh menyadari akan potensi yang dimiliki orang muda, tidak saja bagi masa depan Gereja, tapi mereka sudah bergerak di masa kini.
Oleh karena itu OMK harus menjadi bagian penting (vital) Gereja dalam mewartakan Injil atau menjadi saksi Kristus (viral) dengan cara dan peran mereka. “Kita berharap orang muda peka dalam melihat situasa yang ada (see), mereka menyuarakannya (speak) dan mulai melakukan sesuatu dan terlibat (start) agar terjadi transformasi,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Deken NTB RD. Martinus Emanuel Ano dalam sambutannya. Romo Eman, sapaannya, mengajak orang muda supaya menjadi vital dulu baru viral. Oleh sebab itu, jadilah orang yang vital dan dengan sendirinya pasti viral. Deken juga minta hal vital harus diviralkan.
Deken NTB menyambut baik dilaksanakannya TOT itu sebagai bekal untuk mengasah kepemimpinan khususnya dalam pendampingan OMK. Selanjutnya acara perkenalan dan penjelasan orientasi serta alur proses TOT oleh Tim Komkep Keuskupan Denpasar.
Hari Studi
Pada hari pertama TOT itu dirangkaikan dengan hari studi dalam rangka 100 tahun KWI. Sebagai informasi, Panitia 100 tahun KWI memberikan kesempatan kepada setiap keuskupan untuk menyelengarakan hari studi dengan beberapa pilihan tema.
Salah satu tema hari studi menyambut 100 tahun KWI ini adalah “Solidalitas Orang Muda: Panggilan Gereja untuk Orang Muda Bergerak-Berbenah-Berbuah. Tema ini selaras dengan TOT, sehigga tiga materi hari pertama TOT itu menjadi bahan hari studi yang ditayangkan secara live melalui kanal youtube Keuskupan Denpasar.
Hari studi dibuka secara resmi oleh Direktur Puspas Keuskupan Denpasar RD. Herman Yoseph Babey.
Sementara materi hari studi secara berturut-turut diisi oleh Ketua Komkep Keuskupan Denpasar RD. Rony Alfridus Bere Lelo, dengan topik: OMK Sahabat Seperjalan.
Materi kedua disampaikan oleh Tim Komkep KWI yaitu Desy dan Anne, dengan bahasan meteri Mengenal OMK-ku, Analisis Tantangan dan Kekuatan OMK.
Materi berikutnya diisi oleh Direktur Puspas RD. Herman Yoseph Babey, yang menyampaikan tentang “Solidalitas Orang Muda: Panggilan Gereja untuk Orang Muda Bergerak-Berbenah-Berbuah melalui Kepemimpinan Partisipatif, Transformatif dan Misioner.”
Dalam hari studi itu, dihadiri juga OMK Paroki Sang Penebus Sumbawa Besar yang tidak terlibat sebagai peserta maupun panitia. Sehingga hari pertama kegiatan ini, khususnya yang mengikuti hari studi, selain peserta juga ada OMK Sumbawa Besar, Panitia, Tim Kerja Komkep dan para Imam dan Frater Top yang hadir.
Usai hari studi, hari pertama ini, lanjut dengan Pemaparan Hasil Survey yang dibuat oleh Tim Kerja Komkep beberapa saat sebelumnya dengan responden terdiri dari OMK, Pengurus OMK dan Pendamping OMK dan imam.
Hasil survey yang dipresentasekan oleh Tim Kerja Komkep Keuskupan Denpasar itu lebih untuk mengetahui gambaran umum tentang keberadaan dan perkembangan OMK di Dekenat NTB serta dukungan dari stakeholder yang ada. Setelah pemaparan hasil survey kemudian peserta masuk dalam diskusi dan sharing kelompok guna mendalami hasil survey itu.
Materi hari kedua diawali dengan pemaparan tentang Spiritualitas Pendampingan OMK oleh Deken NTB RD. Martinus Emanue Ano.
Setelah itu waktu sepenuhnya diserahkan kepada Tim Komkep KWI, Desy dan Anne yang menyampaikan tentang Motivasi dan Harapan Pendampingan OMK, Manajemen Program Kerja, dan Edukasi Politiik (Edupol).
Menjelang sore para peserta diutus ke lapangan untuk Role Play Games (outbound) dan brainstorming. Waktunya hampir 3 jam. Pada malam hari peserta diberi kesempatan untuk pembuatan mind mapping setiap paroki dan mempresentasikannya dan ditutup dengan doa rosario di depan Gua Maria Paroki.
Hari ketiga, pada pagi hari peserta diberi kesempatan misa bersama umat di Gereja sekaligus misa penutupan TOT. Setelah misa masih dilanjutkan dengan Rencana Tindak Lanjut (RTL). Seluruh peeserta masuk dalam kelompok paroki masing-masing.
Dalam RTL ini selain diminta mendiskusikan program pendampingan OMK, para peserta juga tetap dalam kelompok paroki membuat gambar pohon keberadaan dan perkembangan OMK di parokinya apakah dalam kondisi sudah mengakar, bertumbuh atau sudah berbuah. Dari pohon perkembangan OMK itu, mereka diminta membuat RTL yang sesuai dan dapat menjawab harapan. Seluruh rangakaian TOT di Dekenat NTB diakhiri dengan doa penutup dan berkat perutusan.
Selain di NTB, Komkep Keuskupan Denpasar juga akan menyelenggarakan kegiatan yang sama untuk para pendamping dan pengurus inti OMK paroki/stasi se-Bali, awal November 2024 di Singaraja, dengan materi dan fasilitator yang tidak berbeda jauh seperti di NTB. *
Penulis : Hironimus Adil