DENPASAR – Hari kedua dan ketiga, Selasa dan Rabu (16-17/1), Sidang Pleno Dewan Pastoral Keuskupan (DPK) Denpasar memasuki pembahasan program kerja.
Program kerja tahun 2024, terutama program unggulan harus mengacu atau berpedoman pada tema pastoral 2024 yaitu: Bangkit dan Bergerak Bersama Mewujudkan Gereja Sinodal Melalui Kepemimpinan Partisipatif dan Transformatif.
Setiap program yang diajukan mendapat tanggapan kritis dari peserta sidang. Tidak terkecuali Uskup Denpasar Mgr. Silvester San menyampaikan pandangan-pandangan maupun masukannya.
Pimpinan Sidang RD. Herman Yoseph Babey, pada Selasa (16/1), memberi kesempatan kepada ketiga dekenat: NTB, Bali Barat dan Bali Timur, untuk berdiskusi tentang program dekanat.
Tetapi sebelum peserta masuk dalam dekenat masing-masing, di awal sidang Rm. Babey menyilahkan salah seorang Notulis yang terdiri dari para imam muda Keuskupan Denpasar untuk membacakan review sidang hari pertama.
Romo Babey kemudian mengundang dua Pembimas Katolik, Bali dan NTB untuk memberikan masukan dan informasi kepada forum, khususnya terkait program Bimas Katolik serta anggaran yang biasanya bisa diakses untuk kegiatan/pengadaan sarana Gereja tahun 2024.
Informasi pertama disampaikan Pembimas Katolik Nusa Tenggara Barat (NTB) Egenius Siba. Sebelum menyampaikan informasi yang dibutuhkan, Ege, demikian akrab disapa, terlebih dahulu menyampaikan bahwa sejatinya posisinya saat ini adalah PLT. Pembimas Katolik NTB.
“Bapak Uskup, para Romo dan Bapak, Ibu sekalian, saya mau menyampaikan satu informasi penting bahwa saya sudah mengundurkan diri dari Pembimas Katolik NTB. Sambil menunggu Pembimas yang baru dan definitif, saya sementara menjadi PLT dan sekarang posisi saya di Bimas adalah Penyuluh Agama Katolik dan tetap berkantor di Bimas Katolik NTB. Terima kasih atas Kerjasama dan dukungan bagi tugas saya selama ini dan mohon maaf bila masih ada hal-hal yang kurang dari pelayanan kami, khususnya kepada Dekenat NTB selama kami menjabat sebagai Pembimas,” ungkap Ege Siba.
Selanjutnya dia menyampaikan beberapa program Pembimas Katolik, berikut dengan anggarannya. Pak Ege menyampaikan bahwa beberapa anggaran, khususnya anggaran Bidang Urusan Agama Katolik merupakan anggaran yang bisa disalurkan atau dalam bentuk sarana untuk kepentingan Gereja di NTB, baik tingkat paroki, dekenat maupun kelompok kategorial.
Giliran berikutnya yang menyampaikan informasi adalah Pembimas Katolik Provinsi Bali, Robertus Bilarminus I Made Suryanto. Informasi yang sama juga disampaikan Pak Robert, demikian panggilannya, bahwa beberapa anggaran bidang Urusan Agama Katolik dialokasin untuk kegiatan atau pengadaan sarana Gereja, baik untuk beberapa komisi di Pusat Pastoral, untuk paroki/stasi se-Bali maupun kelompok kategorial.
Beberapa program bidang urusan agama dari Bimas Katolik, antara lain untuk pembinaan keluarga, penguatan moderasi beragama, pembinaan pendamping anak-anak, penguatan kapasitas fungsionaris pastoral, untuk komunikasi sosial dan sebagainya.
Beberapa komisi terkait dan paroki-paroki yang dimungkinkan untuk mendapatkan dana diharapkan untuk segera mengajukan proposal dan kedua pembimas menegaskan supaya harus disiplin juga untuk membuat laporan.
Setelah informasi penting dari kedua pembimas, sidang selanjutnya adalah pembahasan program dekenat baik Bidang Pembinaan Iman (BPI), Bidang Aksi Kemasyarakatan (BAK) dan Bidang Pendidikan BPU tingkat Dekenat.
Diskusi penyusunan program di tingkat dekenat itu berlangsung sekitar dua jam. Setelah semua dekenat menuntaskan diskusinya, sidang dilanjutkan dengan pembahasan program dari setiap dekenat dalam sidang pleno. Laporan program yang dirumuskan oleh dekenat, masing-masing disampaikan oleh Sekretaris Dekenat.
Pleno pertama adalah pembahasan tentang program BPI Dekenat. Sidang ini dipimpin oleh Koordinator BPI Puspas RD. Agustinus Sugiyarto. Dilanjukan pleno kedua dari BAK yang dipandu oleh Koordinator BAK RD. Evensius Dewantoro dan pelno ketiga tentang laporan program BPU yang dipimpin oleh Koordinator BPU Puspas RD. Martinus Emanuel Ano.
Program pastoral yang dibahas dalam pleno hanya sebatas program unggulan. Setiap program yang diajukan oleh ketiga dekenat ini mendapat tanggapan dan masukan dari sidang sebelum ditetapkan sebagai program. Dari masukan yang mengemuka maka ada program yang direvisi atau diganti dengan program yang sesuai dengan tema pastoral 2024.
Bidang dan Komisi Puspas
Memasuki hari ketiga, Rabu (17/1), sidang memasuki pembahasan program Bidang dan Komisi dari Pusat Pastoral Keuskupan Denpasar. Sama seperti hari kedua, sidang ini juga dipimpin oleh RD. Herman Yoseph Babey selaku Direktur Puspas.
Mengawali sidang seperti biasa membacakan review sidang hari kedua oleh salah seorang imam yang menjadi notulis. Selanjutya, secara khusus ada ucapan terima kasih dan pemberian kenang-kenang dari Uskup Mgr. Silvester San kepada PLT. Pembimas Katolik NTB, yang telah mengakhiri tugasnya sebagai Pembimas Katolik NTB.
Selanjutanya adalah diskusi kelompok untuk menyusun program masing-masing komisi pada Pusat Pastoral. Semua komisi masuk dalam bidang koordinasi masing-masing dalam pembahasan program ini yaitu BPI ada lima komisi yaitu Liturgi, Panggilan Seminari, Karya Kepausan Indonesia (KKI), Kateketik, dan Kitab Suci. Lalu BAK terdiri dari empat komisi yaitu: PSE, Komsos, Keluarga HAK, serta BPU mencakup empat komisi: Kerasulan Awam, Kepemudaan, Keadilan Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau (KKP-PMP) dan Pendidikan.
Sama seperti diskusi program kerja Dekenat, diskusi di bidang-bidang Puspas juga menghabiskan waktu sekitar dua jam. Usai diskusi, dilanjutkan sidang pleno laporan dan pembahasan program dari masing-masing bidang serta komisi-komisi di bawahnya.
Sidang pleno secara berturut-turut membahas program dari BPI, BAK dan BPU, dipimpin oleh masing-masing Koordinator Bidang yatiu RD. Agustinus Sgiyarto, RD. Evensius Dewantoro dan RD. Martinus Emanuel Ano.
Penyusunan dan diskusi program di setiap bidang hingga pleno pembahasan program kerja menghabisakan satu hari penuh, sama seperti penyusunan dan pembahasan program tingkat Dekenat. ***
