BPBD Jembrana Siap Bersinergi dengan Carita PSE Wujudkan Paroki Tangguh Bencana

NEGARA – Tim Caritas PSE Keuskupan Denpasar (Komisi C-PSE KD), berkunjung ke Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jembarana, di Negara, Senin, 14 April 2025, dalam rangka audiensi persiapan kegiatan program Paroki Tangguh Bencana.
Tim C-PSE dipimpin oleh Direktur/Ketua Caritas PSE Keuskupan Denpasar RD. Evensius Dewantoro, bersama J. Kustati, Handoko, Effita dan Yoni Uskono. Hadir pula dalam audiensi tersebut Pastor Paroki Maria Ratu Gumbrih RD. Paulus Seran Nahak dan Wayan Sunarya (umat Paroki Gumbrih).
Tim C-PSE disambut oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Jembrana, I Putu Agus Artana Putra, S.Sos, didampingi oleh PenelaahTeknis Kebijakan, I Komang Ratawan, SIP, serta Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD, I Made Kumara Putra, SH.
Dalam perkenalan awal, Direktur C-PSE, Rm. Evensius Dewantor yang akrab disapa Rm. Venus, menjelaskan secara singkat rencana kegiatan program Paroki Tangguh Bencana atau THRIVE (Transforming Humanitarian Response and Increasing Village Endurance) yang akan dilaksanakan di tiga Paroki wilayah Keuskupan Denpasar yaitu Paroki St. Maria Ratu Gumbrih yang terletak di Kabupaten Jembrana, Paroki St. Fransiskus Xaverius Kuta (Badung) dan Paroki St. Maria Immaculata Mataram (NTB).
Tujuan program THRIVE adalah untuk memperkuat kapasitas paroki dalam tanggap bencana, dan meningkatkan kesadaran komunitas terhadap risiko bencana, serta membangun ketahanan komunitas berbasis solidaritas dan kearifan lokal.
Audiensi itu dimaksudkan untuk membangun kerjasama dengan intansi terkait/pemerintah – BPBD Kabupaten Jembrana. Dengan demikian Gereja tidak hanya hadir sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat ketangguhan umat dalam kebencanaan.
Kepala Pelaksana BPBD I Putu Agus, menyambut baik program Gereja Katolik itu dan siap bekerjasama (bersinergi) dalam mewujudkannya.
Putu Agus menjelaskan bahwa mengacu pada kearifan lokal, melalui Perda No.1 tahun 2019 dan No.7 tahun 2023, BPBD Kabupaten Jembrana telah memiliki dokumen Kajian Resiko Bencana (KRB) 2025 – 2029 yang telah disusun dan dibukukan sebagai panduan untuk memahami potensi risiko bencana yang dapat terjadi di wilayah tersebut serta langkah-langkah mitigasi yang perlu diambil untuk meminimalkan dampak yang mungkin timbul.
Menurut Putu Agus, kerawanan bencana di kabupaten ini ada 10 jenis yang perlu diwaspadai, antara lain banjir, banjir bandang, cuaca esktrim, gelombang ekstrim-abrasi, gempa bumi, kebakaran hutan-lahan, kekeringan, tanah longsor, dan tsunami.
“Dari 10 kerawanan tersebut kita perlu melihat-mempertimbangkan jumlah penduduk terdampak, dan kekuatan sumber daya manusia (SDM) yang ada. BPBD Jembrana memiliki SDM 49 orang. Masih terbatas jumlahnya untuk penyiapan kapasitas, dan keterbatasan pendanaan di kabupaten ini. Kami sudah menyasar ke sekolah-sekolah dan tempat-tempat pariwisata untuk sosialisasi dan menentukan titik-titik kumpul dalam pengamanan bencana,” jelasnya.
BPBD Jembrana juga menegaskan bahwa peran desa penting dalam mitigasi dan penanganan bencana, karena desa memiliki pendanaan. BPBD berharap bila ada bencana, SOP sudah ada/siap.
Dalam pembicaraan lebih lanjut, menanggapi pertanyaan Made Kumara Putra – Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan, tentang pelaksanaan program Thrive, Handoko tim CPSE KD, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan pra bencana dalam menyiapkan SDM untuk kapasitas bencana.
“Setiap paroki menyiapkan 10 orang yang akan dilatih. Jadi jumlah yang disiapkan 40 orang, dalam periode 2 tahun 2025-2026. C-PSE KD (Bali-NTB) memiliki Tim Tanggab Darurat (TTB) yang sudah terlatih sebanyak 40 orang. TTB tersebut sudah mengikuti banyak pelatihan dan merespon kebencanaan di beberapa lokasi seperti erupsi Gunung Agung, Gunung Merapi, Tsunami Aceh, Gempa Lombok, Palu, dan sebagainya,” kata Handoko.
Tim C-PSE berharap agar kerjasama usaha kemanusia ini ke depan akan terjalin dengan baik, dalam membangun kolaborasi antara lembaga keagamaan dan instansi pemerintah dalam upaya mitigasi kegiatan kebencanaan.*
Penulis: Jeanne-Kust
Editor: Hiro/KomsosKD