TUKA – Jelang Pemilu 2024, Paroki Tritunggal Mahakudus Tuka menyelenggarakan Pendidikan Politik bagi umat. Sejumlah Caleg Katolik Dapil Kuta Utara dan Dapil Mengwi untuk Kabupaten Badung memperkenalkan diri.
Kegiatan itu dikoordinir oleh Seksi Kerasulan Awam Paroki Tuka dan menghadirkan Ketua Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) Keuskupan Denpasar RD. Martinus Emanuel Ano, sebagai narasumber. Tim Kerja Komker juga ikut hadir.

Kegiatan dilakasanakan di ruang perpustakaan Tuka, Senin (5/2/2024). Peserta yang hadir dalam kegiatan ini sekitar 50 orang. Selain peserta paroki Tuka, penyelenggara juga mengundang Pengurus DPP, serta para Ketua Lingkungan dan KBG dari tiga paroki lainnya yaitu Tangeb, Babakan dan Kulibul.
Semua Caleg Katolik dari empat paroki yang ikut dalam Pemilu 2024 juga diundang. Malahan hadir pula Caleg untuk Provinsi maupun DPRI-RI yang berasal dari Paroki Nusa Dua.
Sebagai informasi, empat paroki dengan singkatan Tatubakul (Tangeb, Tuka, Babakan, Kulibul) yang berpartisipasi dalam pendidikan politik itu, dalam perhelatan politik ini khususnya menuju DPRD Badung terpetakan dalam dua Daerah Pemilihan (Dapil) yaitu Dapil Kuta Utara dan Dapil Mengwi.
Para Caleg yang maju dari dua Dapil itu, seusai sambutan Pastor Paroki Tuka, diberi kesempatan menyosialisasikan diri dalam pertemuan internal umat Katolik ini. Demikian pula Caleg untuk Provinsi Dapil Badung dan Caleg DPR RI Dapil Bali.
Ada juga beberapa Caleg lain di luar Dapil tersebut ikut hadir sebagai bentuk solidaritas walau berbeda partai, seperti Caleg Kabupaten Badung Dapil Kuta Selatan, Caleg Kota Denpasar maupun Kabupaten Tabanan. Hanya saja mereka ini hanya diperkanalkan saja oleh pembawa acara tanpa sosialisasi diri.
Semangat Misionaris dan Umat Perdana
Pastor Paroki Tritunggal Mahakudus Tuka, RP. Paskalis Nyoman Widastra, SVD, selaku tuan rumah menyampaikan selamat datang kepada seluruh peserta pendidikan politik itu. Menurut Doktor bidang Kajian Budaya itu, pendidikan politik ini, selain momentumnya tepat karena jelang Pemilu 2024, juga memiliki makna spiritual, yaitu menimba kekuatan dan semangat misionaris maupun umat perdana yang pertama kali justru mulai dari Paroki Tuka.

Para misionaris perdana yang kemudian memperkenalkan iman Katolik kepada umat di Tuka dan terus menyebar ke beberapa wilayah lain di Bali, katanya, mengambil bagian dalam kehidupan sosial pada saat itu. Maka, sampai sekarang Tuka juga sangat kental dengan kehidupan sosial kemasyarakatan.
“Kita mau semangat itu menular kepada seluruh umat, terutama saudara-saudari yang maju sebagai Caleg, agar semangat sosial kemasyarakatan itu dapat dijadikan kekuatan,” katanya, seraya berpesan kepada para Caleg dari Dapil Kuta dan Mengwi supaya semangat persaudaraan selalui dihidupi.

Kepada umat awam yang hadir, Romo Paskalis juga mengungkapkan “Jangan sampai kita tidak tahu perjuangan saudara-saudari kita yang maju sebagai Caleg ini. Untuk maksud inilah salah satu tujuan pendidikan politik ini,” ujarnya.
Tujuan lain kegiatan itu, menurut pastor kelahiran Palasari, Bali Barat itu, dalam rangka membangun kesadaran umat sebagai bagian dari bangsa Indonesia bahwa partisipasi dalam Pemilu itu adalah perwujudan cita-cita Uskup Mgr. Sugyopranoto,SJ (alm), salah seorang pahlawan nasional yaitu menjadi 100% Katolik dan 100% Indonesia.

Di sisi lain, menurut Romo Paskalis, para Caleg Katolik diperkenalkan kepada umat karena kesadaran bersama sebagai Gereja Sinodal yaitu Gereja yang berjalan bersama. “Salah satu tugas Gereja adalah berdoa untuk kesusksesan para Caleg,” imbuhnya.
Perkenalan dan sosialisasi para Caleg yang hadir dilakukan setelah sambutan Pastor Paroki. Setelah perkenalan, selanjutnya diisi dengan sesi pendidikan politik dengan narasumber tunggal Ketua Komisi Kerawam RD. Eman Ano.
Dalam pengantarnya Rm. Eman, demikian disapa, menyitir ulang apa yang disampaikan Pastor Paroki dalam sambutannya bahwa Tuka memiliki peran penting bagi perkembangan iman Katolik di Bali, karena dari sini umat perdana lahir. Semangat umat perdana itu, katanya, harus menjadi inspirasi bagi para Caleg untuk menjadi Garam dan Terang dunia melalui politik.
Romo Eman, mengingatkan kembali bahwa ada tiga peristiwa penting pada tanggal 14 Februari 2024 yang saling terkait yaitu Valentine Day (hari kasih sayang) yang dirayakan sebagian orang di seluruh dunia. Lalu bagi Gereja Katolik 14 Februari adalah Rabu Abu yang merupakan awal masa pertobatan, dan Bangsa Indonesia memilih sebagai hari pesta demokrasi (Pemilu).
Dikatakan, kasih sayang adalah hukum tertinggi yang diajarkan Yesus, lalu pertobatan yang dimuali pada Rabu Abu merupakan tanda kasih Allah sang sumber damai kepada manusia. Kemudian cinta Tuhan itu dapat diwujudkan melalui rasa cinta terhadap bangsa dan negara, salah satunya dibuktikan dengan mengambil bagian dalam Pemilu demi persatuan Indonesia damai dan lebih baik.
Dengan mengutip salah satu nas Kitab Suci, Rm. Eman berpesan, “Pergilah dan muliakanlah Allah dalam hidupmu. Tuhan mengutus Anda seperti anak domba di tengah srigala. Untuk itu jangan lupa menyantap anak domba dulu (ikut Ekaristi) sebelum terjun di tengah srigala agar hidupmu selamat.”
Ketua Komisi Kerawam Keuskupan ini memberikan beberapa pesan baik kepada Caleg maupun umat. Kepada para Caleg, supaya tetap menjadi iman Katolik nomor satu. “Sukses atau gagal menjadi anggota legislatif, jangan lupa kembali ke gereja dan terus memuliakan iman Katolik,” katanya.
Pesan berikutnya kepada Caleg bahwa berpolitik itu adalah pelayanan publik, oleh sebab itu selalu menomorsatukan kepentingan umum (bonum commune) dari kepentingan pribadi dan kelompok.Lalu, baik untuk Caleg maupun bagi umat agar tetap solid dan solider dalam mewujudkan Gereja Sinodal, Gereja yang berjalan bersama., selaras arah karya pastoral Keuskupan Denpasar.
Pesan lainnya agar semua yang memiliki hal pilih harus ikut coblos, jangan golput. “Ini bentuk tanggung jawab kita sebagai warga negara,” katanya. Lalu kepada umat, usahakan memilih orang yang benar-benar dikenal dan dapat dipercaya dan pilih sesuai hati nurani masing-masing seperti harapan Uskup sebagai Gembala Keuskupan Denpasar.
Usai memaparkan materi, acara selanjutnya adalah tanya jawab dan ditutup dengan kesimpulan singkat oleh Pastor Paroki Tuka yang juga sebagai Ketua Komisi Hubungan Antar-agama dan Kepercayaan (HAK) Keuskupan Denpasar RP. Paskalis Nyoman Widastra, SVD.
Berikut adalah Caleg Kabupaten Badung Dapil Mengwi dan Kuta Utara serta Caleg Provinsi Bali dan DPR-RI, yang hadir dalam pertemuan itu.
Caleg untuk Kabupaten Badung Dapil Mengwi : (1) Antonius I Made Restika (asal Paroki Tangeb), Caleg DPRD Badung Dapil Badung 1 (Mengwi), Partai Nasdem nomor urut 1; (2) I Wayan Edy Sanjaya, SH (asal Paroki Tangeb), Caleg DPRD Badung Dapil Badung 1 (Mengwi), PDIP, nomor urut 7.

Caleg Kabupaten Badung Dapil Kuta Utara: (1) Ir. Nyoman Robi Dewantara, MM (asal Paroki Kuta), Caleg DPRD Badung, Dapil Kuta Utara, Partai Golkar, nomor urut 5; (2) I Wayan Hariono (asal Paroki Babakan), Caleg DPRD Badung, Dapil Kuta Utara, PDIP, nomor urut 2; (3) Didimus Rasdalima (asal Paroki Katedral), Caleg Kabupaten Badung, Dapil Kuta Utara, Partai Nasdem, nomor urut 2.
Caleg DPRD Bali: Kanisius Berkamas, SE (asal Paroki Nusa Dua), Caleg DPRD Provinsi Bali, Dapil Badung, Partai Nasdem, nomor urut 2; dan Caleg DPR-RI: I Nyoman Winatha (asal Paroki Nusa Dua), Caleg DPR-RI, Dapil Bali, Partai Nasdem, nomor urut 7. ***
