NUSA DUA – Sejumlah 56 makam berhasil dibongkar pada giat kremasi massal 16-17 Maret 2024 di Taman Makam Katolik, Mumbul, Nusa Dua, Bali. Usia makam yang dibongkar sudah jatuh tempo yakni 7 tahun untuk makam dewasa dan 3 tahun untuk makam bayi.
Giat kremasi massal ini merupakan program rutin tahunan yang diselenggarakan Rukun Kematian Katolik Dekenat Bali Timur (RKK-DBT) di bawah duet kepemimpinan Angelica A.A.A. Putu Priniti (Gek Dias) dan Martin Pake Seko selaku Ketua I dan II.
Dalam giat kremasi massal tahun ini (Maret dan September 2024), kepanitiaan dikoordinir oleh Rukun Kematian Paroki (RKP) St. Silvester Pecatu dan didukung oleh seluruh RKP se-Dekenat Bali Timur khususnya yang tergabung dalam RKK-DBT.
Upacara Ibadat Sabda di lakukan pada Sabtu (16/3) pagi dipimpin oleh Pastor Paroki St. Silvester Pecatu RD. Alfons Kolo. Ibadat ini dihadiri oleh semua ahli waris/keluarga yang makam keluarganya dimakamkan dan panitia.
Dalam renungan singkatnya, Rm Alfons, demikian akrab disapa, mengatakan bahwa ketika orang meninggal dunia ada pilihan dimakamkan, ada juga yang memilih langsung dikremasi. “Khusus kita di Denpasar ini, karena keterbatasan lahan sehingga usia makam dibatasi hanya tujuh tahun untuk dewasa dan tiga tahun untuk bayi. Lalu, ada orang tidak mau repot dua kali sehingga jenazah keluarganya langsung dikremasi. Tetapi juga ada yang memilih untuk dimakamkan terlebih dahulu, setelah usia makam telah jatuh tempo baru dibongkar, lalu kerangkanya dikremasi atau dibawa pulang oleh keluarganya untuk dimakamkan kembali di tempat lain,” ungkapnya.
Menurut Romo Alfons, apapun pilihannya yang pasti tubuh manusia akan hancur, namun jiwanya tetap hidup. Sebagai orang yang beriman akan Kristus, percaya bahwa jiwa orang meninggal akan masuk dalam surga.
“Sebab setiap orang yang percaya pada Kristus, di akhir zaman itu jiwa kita akan masuk Api Penyucian untuk dibersihkan segala dosa kita, lalu masuk ke dalam surga dan memperoleh hidup kekal. Kita semua berharap saudara-saudari kita ini mengalami hidup kekal karena imannya akan Tuhan Yesus,” ungkapnya, seraya mengatakan bahwa Yesus yang datang ke dunia untuk menyelamat manusia dan kematian-Nya di Salib untuk menyelamatkan manusia
Dalam Ibadat Sabda itu, Romo Alfons juga memberkati air bercampur garam lalu berkeliling untuk memberkati makam-makam yang hendak dibongkar pada kremasi kali ini.
Ruang Sunyi
Dari 56 makam yang dibongkar pada giat kremasi tahap pertama 2024 ini, hari pertama, Sabtu (16/3) dibongkar 27 makam, terdiri dari 14 makam dewasa dan kerangkanya dikremasi, dan 13 makam bayi tanpa proses kremasi. Makam-makam yang dibongkar hari pertama itu adalah makam yang memiliki ahli waris dan telah memenuhi kewajibannya sesuai syarat dan ketentuan yang ditetapkan pengurus RKK-DBT.
Sementara hari kedua, Minggu (17/3), ada 29 makam yang dibongkar, terdiri dari 9 makam dewasa dan 20 makam bayi. Dalam penjelasan pengurus RKK-DBT, makam-makam yang dibongkar hari kedua itu adalah makam yang usianya telah jatuh tempo bahkan ada yang sudah lebih dari usia yang seharusnya dan tidak diketahui ahli waris atau keluarga yang bertanggung jawab atas makam tersebut.
Makam-makam yang tidak diketahui ahli warisnya, pengurus sudah berusaha mendapatkan nomor kontak ahli waris melalui RKP ataupun memasang pengumuman di sekitar areal makam. Bahkan di setiap makam yang telah jatuh tempo telah dipasang stiker tentang usia makam dan himbauan agar keluarga segera menghubungi pengurus RKK-DBT atau RKP setempat.
Namun hingga giat kremasi tahap pertama tahun ini, karena tidak ada keluarga yang menghubungi sehingga pengurus mengambil kebijakan untuk tetap dibongkar dan masing-masing kerangka dimasukan dalam kantong jenazah secara rapi, lalu diberi label seperti nama, jenis kerangka (dewasa/anak-anak/bayi), serta lokasi/blok makam yang dibongkar dan direlokasi atau dimasukan ke ruang sunyi yang ada di areal makam itu.
Sekretaris RKK-DBT, Marsel Paga, menghimbau kepada ahli waris/keluarga agar yang berencana untuk mengambil kerangka keluarganya yang dititipkan di ruang sunyi untuk dikremasi atau dibawa pulang ke kampung halaman, silahkan menghubungi pengurus RKK di paroki/stasi masing-masing atau langsung ke pengurus RKK-DBT.
“Kami akan terus memberikan sosialisasi secara berkala terkait keberadaan kerangka tersebut untuk segera diambil keluarga. Jika tidak Ruang Sunyi akan berubah menjadi ruang yang penuh sesak,” imbuh Marcel.
Di sisi lain, ada juga makam yang telah jatuh tempo dan belum dibongkar karena diperpanjang atas permintaan keluarga dengan konsekwensi membayar biaya perpanjangan usia makam sesuai kebijakan yang telah ditetapkan.
Giat kremasi massal selama dua hari itu, berlangsung dari pagi hingga petang hari. Hari kedua kemarin, jelang sore sejumlah warga salah satu Lingkungan dari Paroki F.X. Kuta, dengan sukarela datang untuk membersihkan areal makam itu. Sebelum ini, juga sudah banyak Lingkungan/KBG dari berbagai paroki bergotong royong membersihkan rumah masa depan itu.
Ketua II RKK-DBT Martin Pake Seko, dalam rapat evaluasi panitia kremasi kemarin secara khusus mengapresiasi dan terima kasih kepada seluruh warga yang dengan sukarela datang membersihkan areal makam itu.
Sementara Bendahara RKK-DBT Frans Weo, kepada media ini berharap agar lingkungan-lingkungan lainnya juga dapat menjadwalkan khusus untuk bergotong royong membersihkan areal itu, terutama membersihkan puing-puing makam yang telah dibongkar. ***