Perayaan Perak Imamat Dua Imam Berlanjut di Babakan Tempat Ditahbiskan 25 Tahun Silam
BABAKAN – Setelah perayaan meriah dipersembahkan umat Paroki Sang Penebus Sumbawa Besar untuk dua imam yang merayakan 25 tahun (Perak) Imamat pada Kamis (1/8/2024), giliran pastor paroki bersama seluruh umat Paroki Babakan yang menyelenggaran pesta untuk kedua Yubilaris.
Perayaan di Babakan tentu tidak kalah ‘wah’ dengan acara sebelumnya di Sumbawa Besar. Paroki Roh Kudus Babakan juga menyuguhkan Perayaan Ekaristi Agung dan pesta meriah usai misa pada Rabu (7/8).
Kedua Yubilaris, RD. Ignatius I Gede Adiamika Susila dan RD. Klemen Bere, sama-sama ditahbiskan di Paroki Roh Kudus Babakan pada 1 Agustus 1999 oleh Mgr. Antonius Pain Ratu, SVD (alm.), saat itu sebagai Uskup Atambua.
Pilihan Paroki Babakan sebagai tempat tahbisan bukan tanpa sebab. Romo Gede – panggilan akrab RD. Igantius Gede A.S – merupakan putra asli Paroki Babakan, kelahiran Padang Tawang. Sementara Rm. Klemens adalah kelahiran Wanibesak Keuskupan Atambua, sehingga kehadiran Mgr. Anton untuk menahbisakan kedua imam saat itu, masih memiliki ikatan batin dengan Romo Klemens yang memilih menjadi imam diosesan Keuskupan Denpasar.
Setelah ditahbiskan 25 tahun lalu, masing-masing menjalankan tugas perutusan di tempat berbeda, bahkan Romo Klemens sendiri pernah melayani umat Paroki Babakan selama 3 tahun.
Tuhan mempertemukan kembali ‘dua saudara dalam satu tahbisan’ ini di Paroki Sang Penebus Sumbawa Besar sekitar 14 tahun lalu. Romo Gede yang lebih dulu berkarya di sana sejak 2004 sebagai Pastor Rekan dan jadi Pastor Paroki (sejak 2006) juga pernah sebagai Deken NTB. Sementara Romo Klemens yang pindah dari Paroki Tabanan menjadi Pastor Rekan dari tahun 2010.
Seiring waktu berjalan, karena kondisi kesehatan Romo Gede yang menurun, oleh Uskup Denpasar Mgr. Silvester San, mereka berganti posisi, Romo Klemens menjadi pastor paroki dan Romo Gede menjadi pastor rekan di tempat yang sama.
Pesta Perak Imamat yang luar biasa meriah dan penuh sukacita pada 1 Agustus 2024 di Sumbawa Besar, sekaligus perpisahan dan berakhirnya tugas kedua imam yang lebih dari 14 tahun berkarya di paroki itu. Romo Klemens mendapat tugas perutusan baru sebagai Pastor Rekan di Paroki Maria Immaculata Mataram, dan Romo Gede, menjalani pemulihan kesehatan dan sementara beristirahat di rumah keuskupan.
Perayaan syukur kedua imam di Paroki Babakan dihadiri oleh banyak imam. Hampir seluruh imam yang berkarya di Bali turut hadir dan ikut dalam jajaran imam konselebrasi saat misa berlangsung. Dari NTB, selain Romo Klemens, juga hadir Ketua Unio Keuskupan Denpasar yang juga Deken NTB RD. Martinus Emanuel Ano dan RD. Hyoga, Pastor Rekan Paroki Sumbawa Besar. Sebagian besar imam-imam ini juga turut hadir pada perayaan kedua Yubilaris di Sumbawa.
Umat yang hadir dalam perayaan syukur di Babakan, tidak hanya umat paroki setempat, tapi juga dari paroki-paroki lainnya di Badung, Denpasar dan sekitarnya. Seluruh umat dan undangan ikut larut dalam sukacita bersama kedua Yubilaris.
Misa berlangsung agung dan meriah. Diiringi oleh koor paroki itu. Misa dipimpin oleh Vikjen Keuskupan Denpasar RP. Yosef Casius Wora, SVD, didampingi puluhan imam yang hadir. Namun, dalam pengatar misa, Romo Yosef, memberikan kesempatan kepada Romo Gede sebagai pemilik pesta.
Dalam pengatarnya, Romo Gede mengatakan Tuhan sungguh memberi kekuatan bagi dia dan Romo Klemens sehingga mereka bisa melewati 25 tahun perjalanan imamat. “Tuhanlah yang memberi kekuatan kepada kami,” kata Romo Gede.
Selanjutnya misa yang dipimpin Vikjen itu berjalan sebagaimana biasanya. Dalam homilinya Romo Yosef mengajak umat yang hadir untuk memiliki iman seperti wanita dari Kanaan dalam bacaan Injil hari itu, yang berjuang secara sungguh dan percaya kepada Yesus untuk penyembuhan putrannya yang sakit. “Hanya iman yang besar akan mendatangkan rahmat Tuhan, seperti perempuan Kanaan” katanya.
Romo Yosef menambahkan, dalam bacaan pertama, Nabi Ayub juga memiliki iman yang tangguh dengan menyerahkan segala kelemahannya kepada Tuhan dan menyadari dirinya sebagai orang yang hina di hadapanNya. “Tuhan sesungguhnya aku terlalu hina, demikian Nabi Ayub menyadari dirinya dan kata-kata Ayub itu menjadi moto tahbisan Romo Gede,” ungkap Romo Yosef.
Sementara itu, lanjutnya, Romo Klemens memilih moto dari Mazmur yang didaraskan dalam misa itu, yakni “Kasih Tuhan Hendak Kunyanyikan.” Kedua Yubilaris, menurut Romo Yosef, melalui moto tahbisannya menyadari akan kelemahan dan kerapuhan mereka, sehingga hanya kekuatan dan kasih dari Tuhan yang selalu memampukan mereka dalam menjalani imamat selama 25 tahun sehigga banyak orang yang mereka layani mengalami kasih dan belas kasih Tuhan.
“Perak atau 25 tahun Imamat adalah pesan cinta Tuhan kepada kita semua yang dinyatakan dalam diri kedua Yubilaris,” imbuhnya.
Angka Cantik 2552
Sebelum berkat perutusan diisi beberapa sapaan kasih antara lain Ketua Panitia Perayaan Syukur, Ketua UNIO, Yubilaris dan Vikjen. Ketua Panitia, Bapak Nyoman, menghaturkan syukur kepada Tuhan atas terselenggaranya acara itu sehingga lancar dan sukses.
Menurut Pak Nyoman, tahun 2024 adalah tahun yang baik bagi Romo Gede, sebab tahun ini merengkuh angka cantik 2552. “Tahun ini Romo Gede merayakan 25 tahun imamat dan tahun ini pula akan memasuki usia 52 tahun. Sehingga tahun2024, Romo Gede memiliki angka cantik 2552. Semoga keduaYubilaris selalu sehat dan setia,” katanya.
Ketua Unio Keuskupan Denpasar Rm. Emanuel Ano mengisahkan perjalanan imamat kedua Yubilaris. Menurut Rm. Eman, selain sama-sama ditahbisakan di Paroki Babakan 25 tahun lalu, dua ‘sejoli imamat’ ini juga merayakan pesta perak imamat di Paroki Sumbawa di mana mereka dipertemukan Tuhan dalam tugas sebagai imam selama 14 tahun setengah di tempat itu.
Romo Eman menggambar kedua imam selalu saling menopang dan sungguh menjaga persaudaraan kasih dalam karya di paroki Sumbawa Besar sekaligus membuktikan ‘priest helping priest’ (imam membantu imam).
Sementara kedua Yubilaris mengatakan syukur dan terima kasih atas tahmat Tuhan selama 25 tahun perjalanan imamat mereka. “Terima kasih atas seluruh perhatian tulus dan doa untuk mendukung iamamat kami,” kata Rm. Klemens, seraya menambahkan “Saat ini kami sama-sama sakit dan dalam pemulihan. Tahun 2016 Rm. Gede sakit saya merawatnya dan tahun 2020 saya juga sakit. Kami selalu sehati sejiwa. Kami bersyukur atas karunia Tuhan.”
Sementara Rm. Gede, mengungkapkan “Kami berdua mencintai dan mengasihi kalian semua. Saya sangat terharu, begitu banyak imam dan umat yang datang, Anda telah memberikan kekuatan kepada kami berdua. Walau saya tidak melihat kalian semua (penglihatan Rm. Gede saat ini agak kabur) tetapi hati saya merasakan kehadiran dan sukacita kalian.”
Sebagai sambutan pemuncak, Vikjen Keuskupan Denpasar RP. Yosef Wora,SVD, mengungkapkan bahwa perak imamat dua Yubilaris ini adalah anugerah bagi Keuskupan Genpasar. Imam itu, katanya, bukan miliknya sendiri tapi milik semua umat. Karena itu pantas seluruh umat dan rekan imam ikut bersukacita.
“Semoga Tuhan menganugerhi kesetian dan kekuatan untuk mereka berdua. Mari kita berdoa pula untuk rahmat kesehatan bagi keduanya dan secara khusus untuk Romo Gede semoga sembuh dari sakitnya,” katanya.
Kepada kedua Yubilaris, Vikjen juga mengungkapkan permohonan maaf. “Rm Gede dan Rm. Klemens mohon maaf bila merasa kurang diperhatikan,” pungkas Vikjen.
Setelah misa dilanjutkan acara ramah tamah. Dalam acara ini disuguhkan aneka hiburan menarik dari umat setempat.
Uniknya sebelum ke meja hidangan kedua Yubilaris dipersilahkan untuk memotong babi guling di hadapan seluruh tamu. Jika biasanya dalam ulang tahun potong kue tart atau tumpeng, tapi panitia menyediakan satu ekor babi guling untuk dipotong. Hal ini juga sebagai symbol penghargaan terhadap kearifan lokal, di mana babi guling sudah menjadi kekhasan masyarakat Bali.
Pesta tidak berhenti di Babakan. Pada 14 Agustus 2024, akan dilaksanakan pesta yang sama di kampung kelahiran Romo Klemens di Wanibesak, Keuskupan Atambua, pulau Timor.*
Hironimus Adil