LINTAS PERISTIWA

Dua Putra Terbaik Keuskupan Denpasar Ditahbiskan Sebagai Imam Kongreasi SVD

NUSA DUA – Keuskupan Denpasar kembali panen panggilan imam. Dua putra terbaik asal keuskupan ini yang memilih mengikuti kongregasi Serikat Sabda Allah atau Societas Verbi Divini (SVD) telah ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Denpasar Mgr. DR. Silvester San.

Kedua imam SVD itu, yakni RP. Marcelino Bramantyoko Jie, SVD asal Paroki Maria Bunda Segala Bangsa (MBSB) Nusa Dua, dan RP. Felix Mehendra, SVD, asal Paroki Tritunggal Maha Kudus Tuka, ditahbiskan pada Rabu (30/10/2024 petang di Gereja MBSB Nusa Dua.

Masih pada tahun ini, tepatnya Januari 2024 dua imam Diosesan Denpasar ditahbiskan di Gereja St. Silvester Pecatu yaitu RD. Ardianus Marlianto dan RD. Marten De Porez. Bahkan awal tahun 2023 lalu, juga ada tahbisan 4 orang imam Diosesan Denpasar di Gereja Roh Kudus Katedral. Tercatat pula dalam beberapa tahun terakhir hampir selalu ada tahbisan imam setiap tahunnya.

Data dan fakta di atas menunjukkan betapa masih suburnya panggilan imam di wilayah keuskupan ini. Gereja sungguh bangga atas pilihan berani dan sulit para imam muda ini terutama di tengah arus tantangan zaman yang tidak ringan.

Tahbisan dua imam SVD di Gereja MBSB Nusa Dua, dihadiri sekitar 60 orang imam. Hampir setengahnya adalah para imam SVD Provinsi Jawa yang datang dari berbagai tempat, termasuk Provinsial SVD Jawa RP. Gregorius Genane Kaha,SVD. Selebihnya adalah imam yang berkarya di Keuskupan Denpasar baik yang bertugas di pulau Sumbawa, pulau Lombok dan pulau Bali.

Pristiwa iman ini juga dihadiri oleh ratusan umat Allah baik dari paroki MBSB, maupun dari wilayah paroki lainnya. Diikuti juga oleh puluhan biarawati dari berbagai kongregasi, biarawan, para Frater TOP, sejumlah seminaris Tuka dan undangan lainya dari berbagai unsur dan tempat.

 

 

Penyambutan Uskup Denpasar, Provinsial SVD dan dua calon imam

Kapasitas gereja MBSB tentu tidak bisa menampung seluruh umat yang hadir. Panitia mengantisipasinya dengan mendirikan sebuah tenda cukup besar di halaman depan gereja hingga sebagian tempat parkir di luar pagar gereja. Ratusan kursi umat disediakan juga di bawah tenda tersebut.

Perayaan Ekaristi pentahbisan imam itu berlangsung meriah. Liturgi tahbisan berjalan lancar, tertib dan dan sangat agung.

Mulai perarakan dari pastoran MBSB menuju altar, upacara pentahbisan hingga liturgi Ekaristi semua berjalan penuh hikmat dan mulia. Demikian pula seluruh petugas yang terlibat, semua menjalankan perannya dengan baik. Termasuk koor Paroki MBSB Nusa Dua yang menyanyi dengan suara-suara merdu, menambah hikmat dan semaraknya perayaan suci itu.

Doa Orang Tua

Ketika memasuki upacara tahbisan yang didahului dengan pemanggilan calon imam, lalu dilanjutkan doa penyerahan dari orang tua, ada suasana haru saat ayahanda Diakon Marcelino Bramantyoko Jie, SVD yaitu Jefry Jie, mewakili orang tua kedua calon imam melantunkan doa sambil menahan tangis.

“…Kami sadar bahwa anak-anak kami ada pada kami namun mereka bukanlah milik kami. Sampai tiba saatnya kini, kami menyerahkan anak-anak kami ini ke dalam tangan-Mu. Engkau telah memanggil mereka untuk bekerja di kebun anggur-Mu, melaksanakan tugas yang kudus, menyelamat jiwa-jiwa,” doanya terbata-bata menahan tangis.

Dia melanjutkan, “Hati kami ketakutan karena kami tahu bahwa anak-anak kami adalah manusia yang rapuh. Mereka hidup dengan tantangan zaman yang sangat banyak dan mungkin sekali mereka akan terseret arus dunia dan lupa akan tugas dan panggilannya. Oleh sebab itu ya Bapa, dalam kerapuhan mereka, Dikau telah mempercayakan mereka menjalankan tugas yang tidak ringan ini dan Engkau mengenal mereka dengan lebih baik,” ungkap Jefry dalam lanjutan doanya.

Masih menahan tangis, di bagian lain doanya, Jefry menghaturkan, “Kami menyerahkan mereka kepada-Mu dan juga kepada dunia, agar sungguh nyatalah cinta-Mu kepada seluruh umat dan oleh tugas yang Engkau percayakan kepada mereka kerajaan-Mu semakin berkembang di dunia ini…”

Bukan untuk Kepentingan Diri

Uskup Pentahbis, Mgr. DR. Silvester San, dalam amanatnya menegaskan bahwa panggilan imam bukanlah untuk kepentingan diri dan keluarga tetapi untuk kepentingan banyak orang. Demikian juga jabatan imam, demi kepentingan Gereja dan umat-Nya.

“Dalam tugas pelayanan sebagai imam hendaklah kamu berpedoman pada imam agung kita Yesus Kristus, yang datang untuk melayani bukan untuk dilayani. Dan sebagai imam misionaris kamu harus siap ke mana pun kamu diutus termasuk ke tanah misi,” ungkap Mgr. San.

Usai amanat Uskup, dilanjutkan upacara inti pentahbisan. Dimulai dengan janji kerelaan dan ketaatan kedua calon imam, doa kepada Allah oleh Uskup dan yang paling sakral adalah saat melantunkan litani orang kudus. Saat ini Uskup berlutut di depan altar diikuti oleh semua imam dan umat yang hadir dalam suasana hening. Kedua calon imam mengambil posisi tiarap di belakang uskup pentahbis, hingga litani orang kudus selesai.

Saat paling sakral, kedua imam baru tiarap sambil berdoa. Uskup, para imam dan seluruh umat berlutut sambil berdoa dalam hati

Selanjutnya adalah penumpangan tangan uskup dan para imam untuk kedua calon imam, dilanjutkan doa tahbisan. Kemudian dilanjutkan penyerahan stola dan kasula, di mana saat ini uskup dibantu oleh orang tua imam baru memakaikan pakaian resmi seorang imam.

Uskup berdoa sambil menumpangkan tangan saat mengurapi rahmat imamat kepada calon imam

Usai pemakaian pakaian imam (kasula dan stola imam) dilanjutkan pengurapan kedua telapak tangan imam baru dengan minyak krisma oleh uskup. Minyak krisma itu sebagai daya kekuatan Roh Kudus untuk melindungi dan membimbing kedua imam dalam tugas menguduskan umat serta mempersembahkan kurban kepada Allah.

Rangkaian upacara inti berikutnya adalah penyerahan piala oleh uskup yang berisi anggur dan patena berisi hosti dari orang tua dan menyerahkan kepada imam baru. Dan berpuncak pada pemberian salam damai oleh Uskup, Vikjen, Provinsial SVD dan seluruh imam yang hadir sebagai simbol bahwa imam baru diterima dengan ikhlas dan gembira ke dalam jajaran para imam dan menjadi rekan kerja mereka.

Perayaan dilanjutkan dengan liturgi Ekaristi seperti biasa hingga selesai. Dalam Ritus Penutup antara lain diisi pembacaan dokumen tahbisan oleh Sekretaris Uskup RD. Agustinus Sugiyarto, dilanjutkan penandatanganan oleh Uskup dan sambutan-sambutan.

Kemudian sebelum berkat meriah oleh uskup, kedua imam baru berkenan memberikan berkat untuk uskup pentahbis, kepada keluarga inti, serta seluruh umat yang hadir. *

Bersama Uskup, kedua imam baru, para imam, orang tua imam baru, dan misdinar

 

Penulis : Hironimus Adil

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!