LINTAS PERISTIWA
Trending

Pembukaan Kemah 1000 Anak Sekami, Palasari ‘Pecah’!

PALASARI – Palasari pecah! Sebuah kata yang tepat menggambarkan acara pembukaan Kemah 1000 Anak Sekami 2024 di Lapangan Sepak Bola Palasari. Kemah yang berlangsung pada 4-7 Juli 2024 ini, telah dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna.

Dusun Palasari sehari-hari biasanya adem dan tenang. Kendatipun hampir setiap hari peziarah rohani silih berganti datang, namun tidak mampu memecahkan keheningan Palasari yang teduh dan jauh dari keramaian kota.

Baru tiba di Palasari, anak-anak langsung semangat mengikuti animasi misioner

Tidak demikian pada Kamis (4/7) kemarin. Tempat ini kedatangan 1.094 anak-anak Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner (Sekami) termasuk sejumlah pendamping, dari 23 paroki dan 2 stasi mandiri se- keuskupan Denpasar.

Keheningan yang selama ini identik dengan Palasari menjadi sangat ramai dengan lautan anak-anak dan remaja misioner yang datang dari seluruh Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB) itu. Kehadiran mereka dalam acara Kemah 1000 Anak Sekami berhasil memecahkan keheningan kampung Palasari.

Mereka mulai tiba di arena Kemah sejak pagi sekitar pukul 08.00. Bahkan peserta dari NTB justru telah ada di Palasari sehari sebelumnya kecuali dari Paroki Sumbawa yang tiba Kamis subuh. Tetapi pendaftaran ulang peserta baru dilayani sekitar pukul 09.00 oleh panitia.

Anak-anak Sekami Palasari menyambut kedatangan peserta dari paroki/stasi lainnya di depan bale banjar Palasari

Seluruh peserta disambut dengan penuh sukacita dan antusias oleh anak-anak Sekami Palasari. Mereka membuat pagar betis dari gerbang masuk hingga halaman depan banjar Palasari tempat dilaksanakan her-registrasi.

Ketua rombongan masing-masing delegasi dikalungi bunga oleh anak Sekami Palasari, lalu semua peserta yang datang disalami satu persatu saat mereka lewat di antara pagar betis Sekami Palasari. Tidak hanya itu, Sekaa Gong dari umat Palasari menyambut setiap peserta yang tiba dengan bleganjur, musik gamelan tradisional Bali.

Peserta dari Bali yang tiba pertama di lokasi adalah Paroki Tabanan, sedangkan yang tiba terakhir sekitar pukul 11.30 peserta dari Stasi Klungkung. Proses registrasi berjalan lancar hingga pukul 12.00.

Penyambuta Wabup Jembrana (kedua dari kiri) saat tiba di Lapangan Palasari

Setelah itu registrasi ulang, peserta dipersilahkan mencari Kemah masing-masing sesuai pembagian panitia. Lalu sejenak berkumpul di lapangan untuk mengikuti animasi misioner dan mendengarkan beberapa pengumuman. Kemudian masuk kembali ke tenda untuk menikmati makan siang.

Pawai Misioner

Kehebohan mulai terasa ketika akan membuka Kemah 1000 Anak Sekami yang diawali dengan pawai misioner. Setiap paroki/stasi diminta untuk menunggu diluar arena Kemah sebelah timur sesuai urutan masuk arena acara, sambil menunggu kedatangan pemerintah Kabupaten Jembrana.

Pawai misionerpun dimulai sekitar pukul pukul 16.45. Setiap paroki secara bergiliran masuk di lapangan acara. Saat berjalan menuju tempat duduk para tamu VIP yang terdiri dari pihak pemerintah serta Uskup dan para imam, mereka berjalan sambil memekikan semangat misioner. Seluruh peserta berseragam Sekami dari paroki/stasi masing-masing.

Setiap paroki/stasi juga menyiapkan yel-yel yang kemudian mereka peragakan di depan tamu VIP. Usai yel-yel mereka mengambi tempat duduk yang telah disediakan dengan beralaskan rerumputan Lapangan Palasari.

Puncak dari drama kolosal persembahan paroki Mataram dan Ampenan dari Pulau Lombok dan Persembahan tarian dari anak-anak Sekami Palasari saat pawai misioner

Pawai misioner sangat heboh dan seru, setiap peserta dengan berbagai atribut yang telah disiapkan seperti bendera paroki atau bendera Sekami paroki dibawa dalam barisan dan setiap peserta memegang bendera kecil yang dilambaikan saat berjalan memasuki lapangan.

Walau menghabiskan waktu sekitar dua jam, tapi seakan tak terasa karena serunya penampilan anak-anak. Urutan pawai dimulai dari Paroki Ampenan (NTB) dan terakhir dari tuan rumah Palasari dengan kontingen paling banyak lebih dari 170 orang.

Menarik bahwa tuan rumah begitu memasuki lapangan langsung dengan formasi tarian. Tarian ini mencuri perhatian karena diikuti secara massal oleh semua peserta dari Palasari dengan membentuk formasi huruf HKY (Hati Kudus Yesus) yang merupakan pelindung Paroki Palasari.

Satu tarian lagi persembahan Sekami Palasari setelah pawai yaitu tari Puspanjali yang merupakan tarian penyambutan yang begitu sakral dan religius.

Kemudian dilanjutkan drama kolosal persembahan Sekami Paroki Mataram dan Ampenan (NTB) dengan tema sesuai tema Kemah 1000 Anak Sekami 2024: Anak Misioner Jadilah Pemimpin Yang Membawa Damai.

Bleganjur umat Palasari menyambut kedatangan setiap peserta

Drama kolosal kolaborasi dua paroki tersebut ditampilkan secara apik dengan pesan dan nilai yang cocok untuk para peserta terutama yang suka membully teman-temannya. Drama ini memberi pesan bahwa membully orang bukan hal baik apalagi dilakukan anak-anak misioner. Penampilan para pemeran berhasil membuat peserta, panitia maupun para undangan yang hadir terpukau.

Dibuka Wakil Bupati

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Jembarana I Gede Ngurah Patriana Krisna, mewakili Bupati yang berhalangan hadir. Pembukaan Kemah ini ditandai dengan pelepasan balon berwarna putih dan kuning.

Wakil Bupati dalam acara pelepasan balon itu, didampingi Uskup Denpasar, Ketua Umum Panitia, Vikjen Keuskupan Denpasar dan sejumlah pejabat pemerintahan, termasuk Pembimas Katolik Bali dan NTB, Penyelanggara Bimas Katolik Kabupaten Buleleng, Camat Melaya, Perbekel (Kepala Desa Ekasari) dan Pemaksan Adat Palasari.

Pelepasan balon sebagai tanda dibukanya Kemah 1000 Anak Sekami 2024

Seiring balon terbang jauh ke udara tepuk tangan para peserta dan hadirin lainnya mambahana di tengah lapangan itu.

Sebelum membuka kegiatan itu secara resmi, Bupati Jembarana dalam sambutan yang dibacakan Wakil Bupati mengatakan kegembiraan dan apresiasi yang tinggi atas dilaksanakannya acara itu.

Dengan terlaksananya kegiatan ini, kata Bupati, anak-anak yang hadir siap menyambut perubahan zaman dan mampu bersaing mengisi era baru dengan kegiatan yang positif dengan pendekatan agama dan religius demi masa depan yang lebih baik.

“Seiring dengan perkembangan dan tuntutan zaman, menjadi pemimpin religius juga perlu mempunyai kemampuan managerial untuk tugas kepemimpinan dalam oraganisasi sehingga segala sesuatu bisa berjalan dengan baik,” katanya, dengan mengacu tema Kemah yaitu “Anak Misioner Jadilah Pemimpin yang Membawa Damai.”

Bupati mengharapkan dalam Kemah ini anak-anak diajak menjadi agen perdamaian sejak dini dan kerja nyata, berdiskusi dangan guru (pendamping), menyelamatkan lingkungan dan penanaman pohon sebagai bentuk penyelamatan bumi dan menjaga alam.

Bupati juga mendorong anak-anak Sekami supaya cinta akan budaya dan menjadikan garda terdepan menjaga kelestarian budaya. “Dalam Kemah ini tumbuh kembangkan rasa cinta akan keberadaban atau kebudayaan, mencari jati diri, bercerita di alam terbuka, bersosialisasi serta meningkatkan sikap toleransi antara sesama peserta Kemah,” harapnya.

Sementara Uskup Denpasar, Mgr. Silvester San, dalam sambutannya berharap agar melalui Kemah ini anak-anak memperoleh manfaat untuk pengembangan diri dan bekal untuk kehidupan kelak.

“Sebab di tempat ini, kalian dilatih hidup mandiri, mengurus diri sendiri dengan fasilitas serba terbatas, mandi dan penggunaan toilet harus antri, tidur beralaskan terpal, serta tuntutan untuk hidup tertib dan disiplin waktu yang sudah diatur,” kata Uskup.

Dalam Kemah ini juga, lanjut Uskup, anak-anak akan belajar menjadi pribadi yang Tangguh, tahan banting, bukan pribadi yang cemen (cetak mental), penakut, gampang mengeluh dan bermental enak.

“Dalam Kemah pula, kalian mendapat kesempatan untuk melatih diri dalam membangun kasih persaudaraan, solidaritas, bersosialisasi terhadap kawan-kawan yang baru dijumpai serta berbeda satu sama lain,” terang Mgr. San.

Ketua Umum Panitia yang juga Ketua KKI Keuskupan Denpasar, RD. Herman Yoseph Babey, dalam laporannya mengatakan bahwa keseluruhan peserta Kemah adalah 1.094 peserta, melebihi target panitia yaitu 1.000 peserta.

Dalam kesempatan itu, Rm. Babey, juga menerangkan tentang tujuan Kemah antara lain menumbuhkan semangat misioner dalam diri anak-anak; mengembangkan keterampilan kepemimpinan; serta mendorong anak-anak menjadi agen perdamaian dalam lingkungan mereka.

Romo Babey juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bupati Jembrana dan pihak pemerintah lainnya, Uskup dan para imam, Pastor dan umat Palasari, para donator terutama yang menyumbangkan Kemah, para panitia, dan semua pihak yang dengan caranya masing-masing telah ambil bagian dalam menyukseskan acara ini.

Peserta foto bersama Uskup dan para imam sesaat setelah Misa Pembukaan

Usai acara pembukaan yang meriah, dilanjutkan dengan perayaan Ekaristi yang tak kalah meriahnya di tempat yang sama. Uskup Denpasar didampingi puluhan imam yang berkarya di Keuskupan Depasar memimpin misa itu.

Usai makan malam anak-anak larut dalam animasi misioner yang dipandu oleh tim Animasi yang terdiri dari beberapa pendamping dari paroki dan para Frater Keuskupan Denpasar yang sedang berlibur maupun sejumlah Frater yang menjalankan Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di berbagai paroki. *

Penulis : Hironimus Adil
Show More

KOMISI KOMUNIKASI SOSIAL

Tim Redaksi *Pelindung Mgr. DR. Silvester San (Uskup Keuskupan Denpasar) *Pemimpin Umum/Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi RD. Herman Yoseph Babey (Ketua Komisi Komsos) *Redaktur: Hironimus Adil- Blasius Naya Manuk- Christin Herman- J Kustati Tukan-

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!
Close
Close