Kejutan dari Staf Puspas Saat Perayaan HUT Direktur Puspas

DENPASAR – Sebagai wujud ekspresi gembira dan sukacita sekaligus syukur atas ulang tahun kelahiran dan imamat pastor parokinya RD. Herman Yoseph Babey, pengurus gereja baik DPP, DKP bersama umat Paroki Roh Kudus Katedral menyelenggara acara khusus dan cukup meriah. Ada kejutan menyenangkan dari Staf Puspas.
Romo Babey, demikian akrab disapa, juga merupakan Direktur Pusat Pastoral (Puspas) Keuskupan Denpasar. Tahun 2024 ini, Romo Babey memasuki usia kelahiran 57 tahun dan imamat ke-28. Sebagai ungkapan syukur atas hari ulang tahun (HUT) sang gembala, dilaksanakan perayaan Ekaristi meriah di gereja Katedral Selasa, 30 Juli 2024, tepat ulang tahun imamatnya yang ke 28.
Romo Babey lahir di Kewapante-Maumere pada 26 Juli 1967 dan ditahbiskan menjadi Imam pada 30 Juli 1996 juga di Watublapi-Maumere.
Dalam perayaan syukur di Katedral, umat yang hadir memenuhi seluruh bangku dalam gereja. Selain dihadiri umat paroki itu juga undangan dari DPP paroki terdekat antara lain dari Paroki St. Petrus, Paroki St. Yoseph dan beberapa umat dari Paroki Tabanan, tempat Romo Babey pernah melayani. Diundang pula para staf Pusat Pastoral dan Keuskupan Denpasar.
Imam yang memimpin misa itu, selain yubilaris, ada juga empat imam lain yang turut mendampingi, antara lain RD. Ferdy Pangkur, RD. Agustinus Sugiyarto, RD. Rony Alfridus Bere Lelo dan RP. Klementinus Ruslin, CDD.

“Hari ini saya bersukacita dan bersyukur kepada Tuhan bersama orang-orang yang membuat saya jalan terus, baik sebagai pribadi maupun dalam kebersamaan di dalam gerakan pelayanan sebagai imam,” ungkap Romo Babey dalam pengantar misa.
Sedangkan homili, Romo Babey percayakan kepada teman seangkatannya di Semiri Tinggi Ritapiret, Maumere, RD. Ferdy Pangkur, Pastor Rekan Paroki Nusa Dua. Dalam homilinya, selain mengupas terkait isi Kitab Suci dalam bacaan hari itu juga mencertakan pengalamannya bersama Romo Babey dan juga tentang siapa yubilaris di matanya.
Menurut Ferdy, syukur adalah kekuatan yang membebaskan. Dengan selalu bersyukur manusia pasti akan selalu kuat apapun tantangan yang menghadang. Selain itu, katanya, hidup manusia selalu dihadapkan pada dua pilihan, yaitu pilih kebaikan atau kejahtan, pilih keselamatan atau kebinasaan, dan sebagainya.
Ketangguhan Nabi Yeremia dalam menghadapi tantang hidupnya dalam bacaan suci hari itu, karena sang Nabi memasrahkan hidupnya kepada Tuhan. “Kepada-Mu kuserahkan perkaraku” (Yeremia 11.20), adalah menjadi moto imamat yubilaris.
“Dengan menghayati moto itu, sang yubilaris mampu melewati setiap pergumulan hidup dan imamatnya selama 28 tahun,” kata Romo Ferdy seraya menambahkan, walau sudah cukup panjang dan banyak pergumulan selama 28 tahun yang dilalui tapi tetap eksis dan kokoh karena Dia yang menyelesaikan perkara sang yubilaris.
Romo Ferdy juga mengisahkan kebersamaan mereka. “Kami sama-sama punya bakat musik. Romo Babey ini termasuk orang multi talenta terutama musik dan olahraga. Sering kami tampi bersama di mana-mana untuk bermusik,” katanaya.

Di mata Romo Ferdy, yubilaris juga sering menjadi inisiator suatu kegiatan dan suka berbagi. Pemain voly yang hebat. Seorang yang konsisten dan konsekwen serta sangat tekun. Apa yang sudah direncanakan akan dibuat sampai tuntas. bicaranya pas-pasan tapi pasti. Tetap kuat dan bersinar

Salah satu yang berkesan bagi Romo Ferdy atas persahabatan mereka adalah ketika Romo Ferdy mau menjalani operasi besar di Rumah Sakit Sanglah. “Sebelum saya dioperasi di Sanglah, saya butuh peneguhan dan kekuatan. Lalu saya ingat Romo Babey, minta untuk kasih minyak suci. Jam 7 saya akan masuk ruang operasi,dan sesaat sebelum itu Romo Babey tiba di Sanglah lalu memberkan minyak suci,” cerita Pastor yang saat sakit merupakan imam diosesan Keuskupan Ruteng.
Kejutan dari Puspas untuk Romo 1 3 4
Usai misa, dilanjutkan dengan acara ramah tamah di basemen gereja. Panitia menyediakan aneka hidangan dan setiap umat yang datang bebas memilih dan menikmati hidangan yang tersedia sesuai selera.
Dalam acara ramah itu, juga berbagai acara hiburan dipentaskan oleh umat Katedaral mulai anak-anak Sekami hingga dewasa.
Di tengah acara ada persembahan spesial dari staf Puspas untuk Direktur Puspas itu yaitu memainkan instrument musik kolintang. Mereka membawakan dengan cukup sempurna instruman lagu ‘Semua Bunga Ikut Bernyanyi’.

Padahal menurut salah seorang staf Puspas, Christin, mereka hanya berlatih sekitar 1 jam semalam sebelum tampil. Pelatihnya adalah Tino Talokon, pimpinan Melody Bali Voice, yang sekaligus ikut memainkan melodi pada musik kolintang itu saat tampil.
“Saya benar-benar terkejut. Pikirnya hanya gaya-gaya saja dan musiknya pasti sudah direkam. Ternyata benar mereka yang main. Terima kasih untuk kejutannya,” ungkap Rm. Babey.
Romo Babey juga cukup surprise, saat acara tiup lilin di kantor Puspas, siang sebelum perayaan di Katedral. Saat masing–masing staf diminta mengungkapkan 3 kata untuk Romo Babey, salah seorang staf Yulius mengungkapan “Untuk saya Romo itu satu tiga empat (1 3 4).” Sejenak semua pada diam, karena tidak tahu apa yang dimaksudkan. Lalu, Yulius pun melanjutkan, “Artinya tiada duanya.”
Selamat ulang tahun kelahiran ke 57 dan ulang tahun imamat ke 28 untuk Romo 1 3 4. *
Hironimus Adil