LINTAS PAROKILINTAS PERISTIWA
Trending

VISITATOR DEWAN PIMPINAN PROVINSI SVD JAWA:

HARI TERUS BERLALU, HARI ESOK HARUS LEBIH BAIK

Ampenan– Kunjungan oleh Admonitor SVD Provinsi Jawa dalam Visitor yang dilakukan Selasa (18/1) lalu, di Aula Paroki St. Antonius Padua Ampenan, membawa angin segar bagi reksa pastoral di paroki tersebut.

Bagaimana tidak, dengan datangnya Pater Hendrikus Meko, SVD sebagai anggota Dewan Pimpinan SVD Provinsi Jawa, telah sedikit banyak memberikan masukan tentang gaya berpastoral sesuai dengan khasanah dan kekhasannya.

Dalam statuta komunitas biara SVD bahwa dalam masa 3 tahun harus ada kunjungan kepada para pastor yang bertugas di paroki untuk mendengarkan keluhan, suka-duka anggotanya dalam karya dan gaya pastoral sekaligus sebagai informasi dan masukan. Tidak hanya kepada komfrater tetapi juga kepada awam dalam paroki sebagai pusat kegembalaanya. Sehingga dalam perumusannya juga terkait dengan rencana tindaklanjut penempatan para pastor dan kebijakan lebih lanjut.

Diawal pertemuan dengan para wakil umat, pastor yang saat ini mengurus 568 misionaris dari Indonesia yang bekerja di luar negeri pada 51 negara dan tinggal di Jakarta ini menyapa umat Ampenan dengan penuh kasih dan bersyukur atas rahmat Tuhan yang masih memberikan kesempatan di masa pandemi ini.

Sebelum memulai dialog dan diskusi, diawal pertemuan, sebagai moderator sekaligus Ketua Bidang Pembinaan Iman Paroki St. Antonius Padua Ampenan, Egenius Siba memaparkan gambaran singkat tentang Paroki dan kondisi umat termasuk gaya kepemimpinan pastoral secara bergantian mulai dari SVD dan Projo.

Menurut Egenius, Secara demografi paroki, umat berasal dari NTT 80% sisanya dari Jawa, Bali, China dan lain-lain. Selanjuntnya secara demografi ekonomi, rata-rata umat Paroki dalam kelas menengah ke bawa karena kebanyakan swasta, karyawan, sedikit PNS dan beberapa pengusaha. Dia juga menjelaskan tentang Gereja Paroki St Antonius ada 9 lingkungan dan 25 KBG dengan jumlah jiwa sekitar 1300 sampai 1500-an.

Dalam sesi dialog dan sharing tentang gaya reksa pastoral saat ini, pastor banyak mendapatkan masukan juga sekaligus apresiasi dari umat, seperti yang disampaikan oleh Ketua lingkungan Santo Yosep Yustinus Putu Nyudaksana tentang kesannya yaitu Penilaian terhadap gaya pastoral oleh pastor terkait dengan komunikasi dalam komunitas aktif, bahkan setiap kali di gereja dan senang dengan khotbahnya.

Ketua lingkungan yang terlibat di paroki sejak tahun 1983, mengaku telah berjumpa dengan pastor yang memiliki berbagai latar belakang. Terkait dengan duet Romo saat ini kesejukan sudah terasa sejak beberapa waktu lalu. Juga termasuk ketelitian dan cermat dengan situasi yang ada di altar dan sekitarnya. Pastor yang sederhana. Tidak menuntut hal yang istimewa dan juga ketertarikannya mendengarkan homili yang sejuk.

“Sehingga, kesan yang baik mewakili umat memiliki harapan agar ditingkatkan, karena hidup berjalan terus maka harus lihat kedepan,” ungkap Putu.

Disisi lain Remigius Nuga yang sejak 1985 berada di Lombok dan bahkan sudah aktif sejak saat itu pada berbagai tugas dan pelayanan awam memiliki kesan bahwa Paroki Ampenan yang dibangun oleh misi SVD diawal rata-rata umat sangat mencintai SVD, karena banyak kemudahan yang didapat, namun dengan perkembangan situasi dan aturan maka memaksa umat untuk hidup lebih mandiri. Menurutnya, belajar dari pengalaman dengan gaya pastoral di Ampenan jika hubungan antar pastor kurang baik maka akan berimbas ke umat.

Selanjuntnya, menurut Ketua Lingkungan MRPD, Anastasia Sunarmi yang berada di Lombok sejak tahun 1980, mengaku terkejut dengan kunjungan Pastor Jhoni, SVD, (Pastor Rekan Ampenan saat ini) kepada orang sakit di Rumah sakit beberapa waktu lalu, yang menurutnya Kunjungan orang sakit sudah lama dirindukan.

“Sebagai umat, kami siap menerima pastor dengan kelebihan dan kekurangan sebagai seorang imam dan berharap agar ada kunjungan para lansia,” ujarnya.

Masukan juga dari Fernando, Ketua Lingkungan Stellamaris, tentang harapan agar Pastor menyampaikan koreksi kepada para pelayan (anggota dewan) yang selama ini kurang aktif dalam pelayanan.

Tentang hubungan dengan birokrasi, Pater Hendrik Meko, SVD, mengajak agar gunakan kerawam sebagai broker/perantara untuk membangun komunikasi. Jika memang harus hadir dan tidak diwakilkan maka seharusnya hadir.

“Tentang konflik, strategi yang baik adalah jika ada masalah dengan imam, lakukan pendekatan dengan orang terdekat, seperti teman pastor atau umat yang lebih senior, komunikasikan dengan baik dan sebaiknya omong dengan orangnya dari pada omong tentang orangnya,” harapnya.

Selanjutnya, menurut Pastor Hendrik, tentang kebijakan dalam berparoki sangat diperlukan data, sehingga pastoral berbasis data umat yang disajikan bukan hanya dalam angka namun harus bernarasi yaitu tentang situasi umat yang sesungguhnya.

Tentang situasi Covid-19, Pater Hendrik Meko, SVD menegaskan, memang aturan Katolik ketat, dengan tegas gereja memberikan contoh kepada masyarakat yang lain secara umum untuk taat Prokes.

Namun dalam kacamata iman, dia mengajak agar umat menggunakan ilustrasi Paskah, bahwa salib penderitaan membawa kemuliaan. “Kita harus pikul salib bersama. Dan untuk sementara, umat diajak untuk sabar dan tetap ikut dan taat Prokes yang berlaku,” katanya.

Tanggapan Pater Hendrik, tentang pelaksanaan misa di masa pandemi, agar dikomunikasikan dengan pastor, namun saat ini latar belakang dilarang adalah alasan scientific. Makanya menurutnya, jangan naif beriman dengan meninggalkan akal sehat yang diberikan Tuhan sendiri. Jika selesai pandemi, maka lebih senang jika dalam Misa yang datang ke gereja adalah satu keluarga utuh.

Penutup visitasi, moderator memberikan catatan tentang gaya pastoral Intra dan Ekstra. Gaya pastoral intra di antaranya adalah tentang kunjungan umat, orang sakit, duka. Dan pastoral ekstra: yaitu terkait dengan hubungan birokrasi dan kepemerintahan. Gaya kepemimpinan pastoral hendaknya berkarakter untuk melaksanakan sakramen dan sakramentalia, yaitu tegas dalam prinsip dan lembut dalam cara juga pakai hati dan rasa.

Dan yang paling penting adalah jika ada persoalan lebih baik bicara dengan orang nya daripada bicara tentang orangnya, bacalah situasi pandemi dengan pesan terang paskah karena Hari terus berlalu, hari esok harus lebih baik dari hari ini. Kunjungan ditutup dengan foto bersama dan makan malam bersama.

Pertemuan ini dihadiri antara lain oleh para Dewan Pastoral Paroki, Dewan Keuangan dan para Ketua Lingkungan. Dalam pertemuan singkat ini banyak sekali masukan dan harapan serta apresiasi umat, dan semuanya ditanggapi dibijaksanai lebih lanjut. ***

Penulis: Crisos (dari Ampenan)

Editor: Hiro/KomsosKD

Tags
Show More

KOMISI KOMUNIKASI SOSIAL

Tim Redaksi *Pelindung Mgr. DR. Silvester San (Uskup Keuskupan Denpasar) *Pemimpin Umum/Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi RD. Herman Yoseph Babey (Ketua Komisi Komsos) *Redaktur: Hironimus Adil- Blasius Naya Manuk- Christin Herman- J Kustati Tukan-

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!
Close
Close