HIDUP MENJADI CERITA
Trending

UNTUK DIKENANG…

Missa sudah selesai. Dimulai tepat pukul 08.00 WITA di gereja Katolik Santo Yohanes Pemandi, beralamat di komplek Kampus IPDN Praya-Lombok Tengah, selesai jam 09.30 WITA.

Kami sepakat pulang jam 10.00 WITA setelah sebelumnya beramah-tamah dengan Opa Romo dan umat, puji Tuhan kami pulang dengan aman nyaman ke rumah, Sayup-sayup aku dengarkan suara penyanyi dari mp3 mobil
Barisan puisi ini, adalah yang aku punya…
Mungkin akan kau lupakan, atau untuk di kenang…

Kebiasaan Ibuku,
saya ingat waktu kecil, saya terbiasa dirayakan ulang tahunnya, tentunya bersama teman-teman komplek rumah.

Tapi yang jelas, sejak SMP sudah tidak lagi. Sebagai gantinya, ketika ulang tahun, ibu selalu membuat nasi kuning, meskipun tidak lagi ramai-ramai bersama teman dan penuh dengan kado, saya tetap menyukainya, bolehlah dengan mie bihun dan telur rebus serta tempe sambal kecap pedas, what a wonderfull life!

Sebenarnya bukan untuk saya saja, untuk siapapun yang ber-ulang tahun, entah si Kakak atau Bapa, atau entah Opa maupun Oma dan setelah ibu meninggal, kebiasaan ini dilanjutkan oleh kakak saya, ia tidak pernah alpa membuatnya, ku simpulkan bahwa ia membuatnya untuk mengenang apa yang dahulu telah dilakukan ibu.

Khotbah opa Romo
Hari Raya Corpus Christi adalah hari raya yang istimewa, opa membacakan kotbah (tertulis tangan-semoga satu waktu saya bisa meng-copy nya, hehehe) berapi-api menegaskan bahwa Dalam Ekaristi, Kristus sendiri memberikan Tubuh dan Darah-Nya sebagai jaminan hidup kekal bagi orang yang percaya.

“Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia” (Yoh 6:51).

Homili opa Romo menjelaskan pula sedikit sejarah hari raya Corpus Christi yang merupakan penglihatan-penglihatan kudus oleh suster Juliana dari Liege.

Pesan yang disampaiakan Injil tentang makna Ekaristi yang saat ini dirayakan adalah Yesus merupakan pusat Ekaristi. Seperti yang dilakukan Yesus, kita umat Kristen memaknai Ekaristi sebagai perayaan syukur.

Kita berkumpul sebagai persekutuan, kita disatukan oleh satu perjamuan. Yesus sendiri bertindak sebagai pemimpin perjamuan, bahkan Ia sendiri adalah perjamuan itu sendiri, kemudian, Yesus sendiri yang memberi amanat Ekaristi: “Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku”.

Sedikit aku melamun, tertegun, inilah maksud anamneses, yakni mengingat Kembali, mengenang Kembali, menghadirkan Kembali apa yang dirasakan pada saat itu!

Lamunanku jauh lagi, inilah yang dirasakan kakakku terhadap ibu, ada rasa rindu, cinta dan damba masakan khas yang selalu disajikan pada saat ulang tahun kami, nah sekarang di depanku, mustinya aku juga berkobar-kobar dalam merasakan kebersamaan perjamuan bersamaNya, semacam 2 orang yang ke Emmaus!

Penutup
Hari ini saya mengenang pula Pater yang memberikan kami Komuni suci pertama kali, P.Thomas Tehpo S.V.D, teladan beliau kepada kami umat di Praya – Selong selalu terkenang, mobil dengan dengan lambung bertuliskan “ARNOLDUS” selalu ku ingat datang melayani kami dahulu di Kompi Bantuan Pringgabaya atau di Gereja Bait Allah Selong, ditemani driver Oom Dance dan Guru Katekis, Bapak Mikael Nomite.

Saya sendiri menyakini, banyak persitiwa sehari-hari di antara kita yang kita lakukan untuk mengenang, untuk menghadirkan Kembali moment peristiwa di masa lampau yang mungkin tidak dapat terulang sepenuhnya, meskipun sederhana, akan ada sukacita Ketika kita mengulang dan mengenang peristiwa-peristiwa tersebut.

Semoga selalu ada peristiwa-peristiwa indah yang kita kenang dan kiranya menjadi alat bantu kita ntuk mengenang kasih Tuhan dalam ekaristi, yang mana bukan perayaan yang biasa-biasa saja, melainkan tubuh dan darah kasihNya secara total untuk keselamatan kita.

Lagu jikustik, judulnya “untuk di kenang”***

Penulis
Wastuwijaya

Editor: Hiro/KomsosKD

Show More

KOMISI KOMUNIKASI SOSIAL

Tim Redaksi *Pelindung Mgr. DR. Silvester San (Uskup Keuskupan Denpasar) *Pemimpin Umum/Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi RD. Herman Yoseph Babey (Ketua Komisi Komsos) *Redaktur: Hironimus Adil- Blasius Naya Manuk- Christin Herman- J Kustati Tukan-

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!
Close
Close