MENGWI, BADUNG – Pepenjoran serta beberapa umbul-umbul menghiasi kiri-kanan jalan di sekitar gereja Stasi St. Maria Asumpta, Cemagi. Juga ada baliho dan spanduk yang berisi ucapan selamat.
Bertambah semarak dengan berkibarnya beberapa Bendera Merah Putih di sekitar gerbang masuk gereja. Maklum Agustus, bulan Kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Penampilan dekorasi penuh semarak itu terlihat pada Minggu pagi, 13 Agustus 2023. Semua hiasan indah di sekitar gereja stasi itu bukan tanpa sebab. Hari itu umat Katolik di stasi yang menjadi bagian dari Paroki St. Theresia Tangeb tersebut sedang berpesta. Pesta umat Katolik di stasi ini, bertepatan masih dalam suasana perayaan Galungan umat Hindu yang jatuh pada Sabtu (12/8).
Pesta sukacita umat stasi itu menjadi lengkap dengan hadirnya Gembala Tertinggi Keuskupan Denpasar Mgr. Silvester San. Hadir pula empat orang imam, pengurus DPP St. Theresia Tangeb serta para Pengurus Dewan Pastoral Stasi (DPS) yang ada di paroki itu.

Tidak hanya undangan dari kalangan internal gereja, hadir juga sejumlah tokoh masyarakat lainnya, di antaranya Kepala Desa Cemagi, Klian Adat maupun Klian Dinas setempat serta dari pihak TNI dan Polri.
Ada beberapa moment bahagia yang layak dirayakan dengan penuh syukur dan sukacita oleh umat stasi yang terletak di Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali itu.
Tidak tanggung-tanggung, beberapa perayaan syukur hari itu yakni Hari Raya Maria Diangkat ke Surga (Maria Asumpta) sekaligus pesta pelindung stasi, Pemberkatan Taman Doa, HUT ke-71 Stasi Cemagi serta Pemberkatan gereja stasi setelah direnovasi. Tentu saja pesta umat ini juga sekaligus mau menyambut gembira HUT Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2023.

Sukacita umat nampak terlihat ketika menyambut kedatangan Bapak Uskup Denpasar Mgr. Silvester San. Umat berbaris seperti membuat pagar betis di depan pastoran stasi. Seluruh umat berpakaian adat bahkan busana adat yang dipakai para perempuan berwarna seragam.
Begitu turun dari kendaraannya, Bapak Uskup langsung disambut oleh Pastor Paroki Tangeb RP. Alex Dato, SVD, didampingi beberapa imam dan pengurus DPP serta DPS Cemagi. Bapak Uskup kemudian dikalungi bunga symbol sambutan hangat dan kehormatan dari umat setempat.
Kepala Desa Cemagi juga turut menyambut dan menyalami Bapak Uskup. Kemudian bersama imam, tokoh masyarakat dan tokoh umat istirahat sejenak di bawah tenda yang terpasang di halaman pastoran.

Perarakan Patung Maria
Tepat pukul 09.00 Wita, rangkaian upacara syukuran atas beberapa peristiwa penting itu dimulai. Diawali dengan Pemberkatan Taman Doa dan Gua Maria yang terletak di halaman pastoran.
Selanjutnya perarakan menuju gereja yang terletak sekitar 100 meter ke arah selatan dari pastoran. Dalam perarakan ini empat (4) orang umat pria dewasa menandu Patung Maria, sebagai penghormatan sekaligus symbol Maria Diangkat ke Surga.

Dalam prosesi itu, seluruh umat tetap membentuk pagar betis di kiri kanan jalan. Lagu “Ave Maria” dilantunkan selama prosesi. Tepat di depan gerbang gereja, rombongan prosesi yang terdiri dari para Misdinar, penandu Patung Maria, Petugas Liturgi serta Uskup dan para imam konselebrasi disambut dengan tarian Bali oleh dua gadis cilik Cemagi.
Setelah disambut dengan tarian, rombongan perarakan langsung memasuki gereja untuk memulai Perayaan Ekaristi dalam rangka syukur atas beberapa peristiwa iman dan sukacita hari itu.
Perayaan hari itu dimeriahkan oleh koor dari OMK. Perayaan ini disemarakan juga oleh tarian persembahan berupa tarian tradisional dari daerah Timor, diiringi lagu bernuansa Timor pula. Sekarang di stasi itu memang tidak hanya umat Katolik asli Bali tetapi juga dari komunitas etnis luar Bali antara lain dari pulau Timor, NTT.

Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Bapak Uskup selaku Selebran Utama, didampingi 4 imam Konsesebran, yakni RP. Alex Dato, SVD (Pastor Paroki St. Theresia Tangeb) RP. John Seran, SVD (Pastor Rekan Paroki Tangeb), Rp. Paskalis Nyoman Widastra (Pastor Paroki Tritunggal Mahakudus Tuka) dan RD. Thomas Almasan (Imam kelahiran Tangeb yang kini menjadi Direktur Yayasan Insan Mandiri Denpasar).
Dalam pengatar misa, Bapak Uskup mengajak seluruh umat untuk bersyukur atas beberapa moment indah bagi umat Stasi Cemagi, tepat pada pesta pelindung gereja yaitu Maria Asumpta atau Maria Diangkat ke Surga, HUT ke-71 dan pemberkatan gereja setelah renovasi maupun pemberkatan Taman Doa.

“Dalam perayaan ini, kita mohon berkat Tuhan atas gereja stasi ini yang baru saja selesai direnovasi. Kiranya Tuhan juga memberkati seluruh umat yang menggunakan gereja ini,” ungkap Mgr. San di awal perayaan.
Sementara itu, dalam homilinya Bapak Uskup menerangkan bahwa pada hari Minggu ini Gereja merayakan Maria dimuliakan atau diangkat ke Surga.
Hari Raya Maria Diangkat ke Surga, lanjut Bapak Uskup, sesungguhnya jatuh setiap tanggal 15 Agustus. Tetapi KWI menetapkan bahwa perayaannya jatuh pada hari Minggu terdekat dari tanggal 15 Agustus, dan tahun ini jatuh pada hari Minggu ini, 13 Agustus.
Dikatakan oleh Bapak Uskup, Maria mendapat penghargaan dari Tuhan dengan mengangkat jiwa dan raganya ke Surga. Penghargaan itu tidak lain karena peran dan keperibadian Maria yang menjadi teladan dan selalu bersyukur.

Bapak Uskup menerangkan perayaan Maria Diangkat ke Surga ditetapkan dengan dogma atau ajaran resmi Gereja yang dikeluarkan oleh Paus Pius XII melalui Konstitusi Apostolik yang dikeluarkan pada 1 November 1950.
Lebih lanjut Bapak Uskup mengatakan bahwa yang patut diteladani dari Maria antara lain sikap Maria yang selalu bersyukur atas apapun dalam hidupnya. “Aku bersyukur karena Allah memperhatikan hambanya yang hina dina ini,” ungkap Bapak Uskup menirukan kata-kata Bunda Maria.
Keteladanan Maria berikutnya adalah percaya atau beriman teguh terhadap Tuhan. Bapak Uskup mengajak umat untuk meneladani sikap Maria tersebut, maupun keteladanan Maria lainnya.
“Kita sepantasnya memberikan penghormatan yang layak kepada Bunda Maria dan yang paling penting adalah meneladaninya,” ajak Mgr. San.
Bapak Uskup juga mengatakan bahwa dengan diberkatinya gereja stasi itu setelah direnovasi, umat semakin nyaman untuk berdoa dan beribadah serta iman umat semakin bertumbuh dan berkembang serta menjadi teladan iman bagi siapapun.
“Kiranya Tuhan juga memberkati seluruh umat di stasi ini agar semakin bertumbuh dan berkembang dalam iman serta berkat-berkat lainnya,” harap Bapak Uskup.
Usai homilii, dilanjutkan dengan pemberkatan gereja oleh Bapak Uskup, dibantu oleh pastor paroki dan pastor rekan Paroki St. Theresia Tangeb.
Usai pemberkatan gereja, misa dilanjutkan dengan liturgi Ekaristi hingga selesai. Namun, sebelum berkat penutup (perutusan), diisi beberapa sambutan, dimulai dari Ketua Dewan Stasi Cemagi, Tokoh Umat yang juga anggota DPRD Badung Edy Sanjaya dan Bapak Uskup.
Ketua Dewan Stasi Krisensius I Made Arnata, dalam sapaannya selain mengucapkan terima kasih kepada Bapak Uskup, pemerintah, para donatur dan berbagai pihak lainnya, juga mengungkapkan syukur kepada Tuhan untuk berbagai peristiwa iman yang boleh mereka rayakan secara serempak hari itu.

“Iman umat di Stasi Cemagi ini selama 71 tahun diwarnai pasang surut dengan berbagai problem baik dari dalam maupun dari luar, namun dapat melewati berbagai problem karena yakin akan penyertaan dan bantuan Tuhan,” ungkap Made Arnata.
Terkait dengan renovasi gereja, menurut dia, ini adalah renovasi ketiga kalinya. Renovasi kali ini, ungkapnya, mendapat bantuan dari pemerintah Badung sejumlah 600 juta rupiah melalui perjuangan salah satu tokoh umat Katolik Cemagi yang duduk sebagai anggota legislatif yaitu Edy Sanjaya. Bantuan lainnya datang dari APB-Des Desa Cemagi, sejumlah 75 juta rupiah .

Ada juga bantuan donator lainnya serta swadaya umat, sehingga terkumpul menjadi sekitar 850-an juta rupiah. Sementara biaya renovasi tersebut menelan biaya sekita 1.03 Miliar, sehingga pihaknya masih menanggung utang kurang lebih dari 150 juta-an rupiah.
Menurut Mede Arnata, yang direnovasi dari gereja tersebut adalah bagian interiornya saja seperti altar, balkon, plafon dan ruang sakrasti. Hal ini dibenarkan oleh Pastor Paroki Rm. Alex Dato.
Menurut Romo Alex, gereja bertambah panjang karena altar mundur ke belakang sekitar 4 meter, sehingga ruang gereja menjadi lebih panjang serta ada pembangunan balkon baru.
Sementara itu, Edy Sanjaya, dalam kapasitasnya mewakili Pemerintah dan sebagai tokoh umat setempat menyampaikan rasa syukur atas selesainya Pembangunan gereaja stasi itu.
Dikatakan, selama proses renovasi perayaan misa hari Minggu maupun perayaan lainnya dilaksanakan di Taman Doa. Renovasi selesai pada bulan April 2023, sehingga gereja stasi ini sebenarnya sudah mulai digunakan setelah renovasi tepat pada Minggu Palma, 2 April 2023.
“Rencana berikutnya Pembangunan wantilah di pekuburan,” kata Edy Sanjaya yang mengaku siap untuk Kembali memperjuangkan bantuan dana dari pemerintah untuk rencana ini.

Di bagian lain, Edy Sanjaya mengajak orang muda untuk Bersiap diri mengambil bagian dalam pemerintahan baik di Eksekutif maupun di Legislatif. Menurut dia, umat Katolik masih sangat sedikit yang duduk di eksekutif Kabupaten Badung, demikian pula di Legislatif hanya dirinya. Saat yang sama diia memperkanalkan salah seorang umat Paroki Tangeb yang saat ini dipercaya menjadi Kepala Seksi di salah satu Dinas Kabupaten Badung.
Bapak Uskup yang menyampaikan sambutan terakhir menyampaikan “Kita bergembira karena memiliki gereja yang lebih memadai, sudah lebih bagus dan baik sekali.”
Bapak Uskup bersyukur karena ada umat yang menjadi anggota DPRD (Pak Edy Sanjaya) yang membantu memperjuangkan dana bantuan dari pemerintah. “Kita bersyukur kader-kader kita ada pemerintahan baik di eksekutif maupun di legislatif.
Kehadiran gereja, lanjut Bapak Uskup, sebagai sarana agar iman umat semakin diteguhkan, juga sebagai wadah untuk menghayati Persekutuan, partisipasi dan bersaksi di tengah Masyarakat majemuk.
“Kita adalah kawanan kecil, tetapi tidak perlu merasa kecil. Kita harus berjuang memiliki iman yang militant dan berkontribusi bagi pembangunan bangsa, daerah maupun di tengah Masyarakat,” pungkas Mgr. San.
Seusai misa pesta sukacita dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan bersama di pastoran Stasi Cemagi. Selain santap siang, juga diisi dengan beberapa pentas seni dari umat setempat. ***
