LINTAS KOMISIPUSAT PASTORAL
Trending

TURBA PSE DI LOMBOK: PELATIHAN PEMBUATAN SABUN PADAT, CUKA ANGGUR HINGGA ANIMASI PENGURANGAN SAMPAH PLASTIK

Tim Komisi PSE (Pengembangan Sosial Ekonomi) Keuskupan Denpasar, selama tiga hari berjumpa dengan pegiat pastoral sosial ekonomi maupun sejumlah umat lainnya, utusan dari tiga paroki yang ada di pulau Lombok, NTB.

Perjumpaan itu bukan perjumpaan biasa. Tetapi, komisi yang bergerak dalam karya pastoral sosial ekonomi ini hadir untuk memberikan pelatihan dan penyadaran kepada umat yang bertujuan ekonomis maupun sebagai upaya merawat lingkungan. Hal ini terlihat dari label kegiatan tersebut yaitu “Edukasi-Pelatihan Merawat dan Mencinta Lingkungan Hidup.”

Saat praktek pembuatan sabun padat, cuka dan cuka anggur

Kegiatan berlangsung di lantai satu aula Paroki Maria Immaculata, Mataram. Peserta yang hadir berjumpah 43 orang. Sebagian besar peserta adalah kaum perempuan. Kegiatan itu juga dihadiri secara penuh oleh Pastor Paroki Mataram yang juga Deken NTB RD. Laurensius Maryono dan Pastor Paroki St. Antonius Ampenan RP. Iron, SVD. Pastor Paroki St. Yohanes Pemandi Praya-Selong RD. Bartholomeus Bere, berhalangan karena sedang dalam kondisi kurang vit saat itu.

Dari Komisi PSE Keuskupan hadir tim penuh sebagai fasilitator yakni Ketua dan Sekretaris Komisi RD. Evensius Dewantoro dan Kustati Tukan serta anggota Tim Kerja, Handoko.

Selama tiga hari, mulai Senin – Rabu (7 – 9 November 2022), kegiatan berlangsung dari sore hingga malam, dari pukul 15.30 – 21.00, setiap harinya.

Hari pertama, Tim Komisi PSE memperkenalkan beberapa produk turunan Eco Enzyme (EE), antara lain sabun padat dan cuka anggur (termasuk cuka apel dan cuka salak). Produk-produk ini dibawa oleh tim ini sebagai contoh yang telah dibuat oleh umat di Denpasar.

Di Bali, bersama komunitas EE bentukan Komisi PSE maupun Seksi PSE di beberapa paroki seperti Katedral Denpasar, telah berhasil mempraktekan membuat beberapa produk turunan EE seperti pembuatan sabun (cair dan padat) serta cuka anggur, cuka apel dan cuka salak.

Kehadiran Tim PSE di Pulau Lombok, ini juga untuk menularkan hal yang sama kepada para pegiat pastoral sosial ekonomi maupun umat pada umumnya yang ada di pulau Lombok.

Di hari pertama itu, Tim PSE memperkenalkan cara pembuatan sabun padat (teori dan praktek). Tentu saja sebelum sampai pada tahap cara pembuatan, kepada para peserta juga diperkanalkan bahan-bahan yang perlu disiapkan untuk membuat sabun padat, takaran yang tepat untuk setiap bahan, sampai pada proses produksi dan pasca produksi hingga kapan produk baru boleh digunakan.

Saat praktek pembuatan sabun padat, cuka dan cuka anggur

Pada saat itu, peserta ternyata sudah lebih dahulu diberitahukan oleh Tim PSE untuk membawa bahan-bahan yang diperlukan, sehingga saat itu langsung dengan praktek pembuatan sabun padat dan berhasil.

Di hari pertama juga diperkenalkan (teori) membuat cuka anggur, cuka apel dan cuka salak, bahan-bahan yang dibutuhkan dan perbandingan jumlah bahan yang dibutuhkan.

Setelah mendapatkan teori di hari pertama, hari kedua langsung praktek membuat cuka anggur. Tentu bahan utamanya adalah anggur (jenis apa saja). Bahan lainnya adalah air mineral dan gula pasri lokal. Komposi ketiga bahan ini antara lain gula pasir, anggur dan air, dengan perbandingan 1: 1: 2. Artinya, 1 kg gula pasir lokal (agak kekuningan, bukan gula impor yang putih bersih), 1 liter air mineral dan 2 kg anggur.

Sebelum proses pembuatan, terlebih dahulu buah anggur direndam dulu dalam air bersih yang telah dicampur Eco Enzyme dengan perbandingan 1 liter air : 300 ml EE. Proses rendaman selama 12 jam. Dalam praktek bersama hari itu, anggur yang dipakai memang sudah direndam dan siap dipakai karena telah diberitahu dalam perjumpaan sehari sebelumnya.

Proses rendaman itu supaya residu zat-zat kimia dalam anggur (demikian halnya apel dan salak), dapat dibersihkan. Kemudian anggur dikeluarkan dari air, ditimbang lalu dipotong-potong atau diremas. Berikutnya, tuangkan semua buah anggur ke dalam larutan air dan gula yang lebih dahulu dicampur dan dilarutkan, diaduk secara merata, kemudian ditutup dengan kain, dan ditutup rapat kembali dengan penutup wadah. Usahakan wadah terbuat dari bahan berjenis plastik, seperti toples ukuran cukup besar, sebaiknya yang memiliki volume 10 liter.

Setelah itu, tiga hari pertama bahan ini harus diaduk dengan media kayu (jangan memakai bahan steinles) Sama juga saat mengaduk campuran air dan gula pasir tadi dan saat mencampurkan anggur. Cukup satu kali aduk dalam sehari selama tiga hari berturut-turut.

Setelah itu, kembali ditutup rapat dan jangan pernah dibuka selama 45 hingga 50 hari. Sesudah sampai 50 hari cuka anggur dapat dipanen dan jadilah cuka anggur yang jika prosesnya benar akan menghasilkan cuka anggur yang enak dan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.

Proses pembuatan cuka apel dan cuka salak juga sama dengan pembuatan cuka anggur. Perbandingan takaran bahan juga sama yaitu 1:1:2. Lama proses fermentasi juga sama. Hanya bedanya pada jenis buahnya saja.

PENGURANGAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK

Hari ketiga Tim PSE menyosialisasikan tentang upaya pengurangan dan pemanfaatan sampah plastik. Kampanye (sosialisasi) tentang pengurangan dan pemanfaatan sampah plastik ini merupakan program unggulan Komisi PSE Keuskupan Denpasar 2022.

Untuk program tersebut Komisi PSE Keuskupan Denpasar telah melakukan kerjasama dengan Plastik Bank Indonesia (PBI). Di Bali di beberapa paroki telah dilakukan kampanye ini bersama PBI dan sudah ada beberapa paroki yang melaksanakan tindak lanjut, misalnya memilah antara sampah organik dan an-organik serta jenis sampah berbahaya (B3), mulai dari rumah tangga.

Dalam kampanye pengurangan dan pemanfaatan sampah plastik, Komisi PSE dalam kerjasama dengan PBI, mengusung tagline “Gereja Keren Tanpa Sampah Plastik.”

Jika di Bali, dari pihak PBI hadir dalam setiap sosialisasi di beberapa paroki adalah aktivis PBI yang ada di Bali, sedangkan saat di Lombok hadir aktivis PBI yang ada di Mataram yaitu Azin Rahman.

Azin Rahman, dari Plastic Bank Indonesia saat kampanya pengurangan dan pemanfaatan sampah plastik

Sebelum Azin Rahman menyampaikan materinya, RD. Evensius Dewantoro, Ketua Komisi PSE, terlebih dahulu menyampaikan materi tentang Laudato Si, yang merupakan Ensiklik (ajaran) Paus Fransiskus tentang perawatan lingkungan.

Menurut Rm. Venus, Paus Fransiskus, melalui Ensiklik Laudato Si, menekankan perlunya umat manusia untuk merawat bumi (lingkungan) sebab bumi ini adalah ibu atau saudari umat manusia. Laudato Si, kata Rm. Venus, tidak hanya ditujukan kepada umat Katolik, tetapi kepada seluruh umat manusia di dunia.

Dikatakan oleh Romo Venus, apa yang telah diupayakan oleh Komisi PSE, terutama selama masa pandemi covid 19 melalui gerakan pembuatan EE, serta mendorong umat untuk menghasilkan produk-produk turun EE yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, termasuk gerakan pengurangan dan pemanfaatan sampah plastik yang sedang digalakan saat ini merupakan bagian dari tanggung jawab Gereja dalam memelihara Ibu Pertiwi atau saudari umat manusia yaitu alam lingkungan (bumi) tempat manusia tinggal dan untuk penghidupannya.

Deken NTB RD. Laurensius Maryono (berdiri) saat menyampaikan sambutan pembukaan kegiatan; Tim PSE (baju kuning-duduk) dari kiri: Rm. Venus, Kustati, Handoko

Dalam kesempatan itu, Romo Venus juga mempresentasekan tentang hasil Konpernas Komisi PSE yang dilangsungkan di Bali akhir Mei hingga awal Juni 2022 lalu. Disosialisikan juga tentang kerasulan PSE yang sudah berjalan selama ini maupun program-program yang akan datang.

Selanjutnya dari PBI Cabang NTB yang diwakili oleh Azin Rahman, menegaskan bahwa kerja sama PBI dengan Komisi PSE Keuskupan Denpasar dilatari oleh adanya kesamaan visi antara Plastik Bank Indonesia dengan Komisi PSE tentang lingkungan, sosial dan aksi nyata terhadap isu-isu tersebut dengan membuat satu komitmen kerjasama dalam aksi nyata.

“Sebagai salah satu aksi nyata, PBI dan Tim PSE Keuskupan Denpasar mengembangkan modul pelatihan untuk mengajak para umat Katolik di Bali dan NTB supaya beraksi bersama kami dalam memilah sampah plastik bersama ekosistem kami dan secara nyata berkontribusi terhadap penyelamatan lingkungan serta meningkatkan taraf hidup masyarakat,” ungkap Azin.

Azin menambahkan, PBI sendiri memiliki misi utama yaitu jangan sampai plastik sampai ke laut karena berbahaya bagi biota laut. Berdasarkan data yang mereka miliki, tumpukan sampah di laut saat ini sudah pada tingkat yang sangat parah. Bahkan menurut prediksi, jika tidak diantisipasi secara serius, pada tahun 2050, di laut itu akan lebih banyak sampah plastik daripada ikan.

Ice breaking di sela-sela pelatihan

“Berdasarkan data yang ada, Indonesia merupakan penyumbang sampah terbesar kedua di Asia. Untuk Indonesia, penyumbang sampah terbesar pertama adalah kota Jakarta dan kedua adalah Bali,” katanya.

Selanjutnya, Azin, memperkenalkan kepada peserta tentang jenis-jenis plastik antara lain PET, HDPE, PVC, LDPE, PP, PS dan Others (jenis lainnya). Dari jenis-jenis plastik itu, ada yang dapat didaur ulang dan ada juga jenis plastik yang tidak bisa didaur ulang.

Azin mengungkapkan bahwa kehidupan manusia dewasan ini tidak bisa dilepaskan dari plastik, banyak barang yang dimiliki justru terbuat dari plastik, contohnya handphon, tempat air maupun tas belanja, dan sebagainya.

Hal ini tidak lepas dari kelebihan dari plastik yaitu ringan, fleksibilitas, keterjangkauan biaya, dan daya tahan. Sedangkan kekurangan plastik yang paling umum adalah susah terurai (non biodegradability), dan toksisitas.

Lantas, Azin menyampaikan upaya berkelanjutan untuk perlindungan lingkungan hidup dan sampah, antara lain melakukan pembiasaan untuk melakukan pemilahan sampah ke dalam 4 kategori yaitu sampah organik, sampah daur ulang dan guna ulang yang dapat dipilih lagi menjadi beberapa kategori lebih lanjut seperti plastik, kertas, kardus, logam, dan kaca. Kategori sampah berikutnya B3 (sampah beracun) dan sampah residu yang tidak bisa didaur ulang.

TATA CARA PENGUMPULAN PLASTIK

Di bagian lainnya, Azin menyampaikan tatacara pengumpulan plastik, termasuk di Gereja. pertama, pemilahan plastik. Umat mengumpulkan dan memilah plastik berdasarkan jenisnya (PET, HDPE, LDPE, PP) dari rumah maupun dari lokasi-lokasi tertentu.

Langkah Kedua, donasi plastik di paroki/gereja. Plastik yang telah dipilah dibawa untuk didonasikan ke collection point di paroki/gereja. Ketiga, pengangkutan plastik. Plastik diangkut dan dijual kepada collection branch Plastic Bank.

Azin Rahman memperkenalkan jenis-jenis plastik

Langkah keempat adalah penimbangan plastik. Plastik diperiksa, ditimbang dan dibeli oleh gudang collection Plastic Bank sesuai dengan jenis dan kondisinya. Kelima, pencatatan di aplikasi dan transfer dana. Gudang mencatat volume plastik di aplikasi Plastic Bank dan memberikan nota hasil penimbangan. Gudang mentransfer uang hasil penjualan ke rekening paroki/gereja dan memberikan bukti transfer.

Keenam adalah pemanfaatan dana donasi. Dana donasi dapat digunakan untuk kepentingan bersama, seperti donasi pembangunan paroki/gereja, santunan kepada panti asuhan maupun fakir miskin dan program lainnya.

RTL

Di bagian akhir kegiatan itu, masing-masing utusan paroki melakukan komitmen dalam bentuk membuat rencana tindak lanjut (RTL).

Dari Paroki Ampenan RTL antara lain gerakan memilah sampah organik dan non-organik di rumah tangga atau setiap keluarga umat paroki. Gerakan ini akan dimulai dari peserta sendiri dan kemudian akan disosialisakan kepada umat lainnya

Peserta bersama Tim PSE keuskupan Denpasar

RTL Paroki Praya-Selong, juga hampir sama dengan Ampenan yaitu mendorong setiap rumah tangga umat untuk memilah antara sampah organik dan an-organik.

Sementara dari Paroki Mataram, RTL-nya antara lain melakukan observasi jenis sampah di pantai dan memilahnya antara sampah organik dang sampah plastik (an-organik). Kemudian, sosialisasi tentang kerasulan PSE termasuk materi-materi selama kegiatan ini di KBG-KBG serta melakukan lomba fashion dari bahan plastik saat ulang tahun paroki serta membuat pohon natal berbahan dasar botol plastik. ***

Penulis
Hironimus Adil
Show More

KOMISI KOMUNIKASI SOSIAL

Tim Redaksi *Pelindung Mgr. DR. Silvester San (Uskup Keuskupan Denpasar) *Pemimpin Umum/Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi RD. Herman Yoseph Babey (Ketua Komisi Komsos) *Redaktur: Hironimus Adil- Blasius Naya Manuk- Christin Herman- J Kustati Tukan-

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!
Close
Close