KEUSKUPANDENPASAR.NET Tuntas sudah pelaksanaan Sinode Uskup Sedunia tingkat Keuskupan Denpasar untuk paroki-paroki sedekenat Bali Barat. Hal ini juga berarti untuk seluruh paroki/stasi se-pulau Bali telah rampung.
Tim Fasilitator secara serentak turun ke empat paroki yang ada di Dekenat Bali Barat, Kamis, 10 Februari 2022. Tim 1 bersama umat di Paroki Sta. Maria Ratu Gumbrih, Tim 2 di Paroki St. Paulus Singaraja, Tim 3 bersama umat di Paroki St. Petrus Negara dan Tim 4 di Paroki Hati Kudus Yesus Palasari. Sementara satu paroki lainnya di dekenat itu, yakni Tabanan, telah dilaksanakan sehari sebelumnya.
Seperti biasa, umat begitu semangat dan menikmati jalannya pertemuan. Umat juga secara terbuka mengungkapkan refleksi dan pengalaman mereka, baik pengalaman iman maupun dalam kehidupan bersama dengan masyarakat lainnya.
Di sela-sela sharing sesuai tema yang diangkat, terselip juga harapan umat bagi ziarah dan kehidupan menggereja yang lebih baik lagi di masa depan, terutama untuk hal-hal yang berkaitan dengan tema atau isu yang diangkat.
Tema yang diangkat oleh Keuskupan Denpasar dalam partisipasinya pada Sinode Uskup Sedunia yang berlangsung dari Oktober 2021-Oktober 2023 itu ada dua, yakni mengenai Dialog dan Kerjasama Gereja di Tengah Masyarakat dan Keberanian Berbicara dengan Tegas Menyatakan Sikap Gereja.
Dari dua tema ini, umat yang setiap kelompok hanya dibatasi 12 orang, dipersilahkan menjawab isu-isu strategis dalam bentuk pertanyaan yang selaras dengan tema. Jawaban umat itu adalah berupa sharing pengalaman mereka tentang bagaimana relasi mereka dengan masyarakat lain berbeda agama ataupun berbeda pandangan politik; apakah ada konflik-konflik atau justru ada cerita-cerita istimewa. Ini terkait dengan tema pertama.
Sedangkan tema kedua, menggali pendapat atau pun pengalaman riil umat tentang apakah Gereja selama ini berani berbicara tegas menyatakan sikap Gereja atau malah banyak diam karena merasa minoritas. Terkait tema kedua ini, juga ditanyakan sejauh mana menggunakan media lokal (di luar media Gereja) dalam menyuarakan atau menyatakan sikap Gereja.
Ada dua putaran diskusi untuk setiap tema. Dalam diskusi putaran pertama, peserta membagi pengalaman mereka dengan menjawab isu strategis. Dalam sharing putaran pertama ini, setiap peserta yang hadir wajib bicara membagi pengalamannya.
Sedangkan pada putaran kedua lebih kepada tanggapan atas sharing pertama. Tetapi tidak untuk berdiskusi, melainkan secara spontan mengungkapkan hal-hal yang mungkin berdampak, hal yang menyentuh, atau benang merah antara sharing peserta lain dengan pengalaman pribadi peserta, atau mungkin ada pemahaman baru yang didapatkan dari sharing pengalaman peserta lainnya. Untuk putaran kedua ini, tidak diwajibkan seluruh peserta memberikan tanggapan secara spontan, tetapi peserta tertentu saja.
Dengan tuntasnya Sinode Uskup Sedunia tingkat Keuskupan Denpasar di Bali, selanjutnya Tim Fasilitator Keuskupan Denpasar siap-siap menyeberang ke Dekenat NTB. Ada 7 paroki dan sejumlah stasi yang akan didatangi oleh Tim Fasilitator Keuskupan Denpasar pada pertengahan Februari ini. ***