Sidang Pleno Dewan Pastoral Keuskupan (DPK) Denpasar hari ketiga, Rabu, 25 Januari 2023, mengagendakan penyusunan dan pembahasan program kerja pastoral 2023 baik tingkat dekenat maupun Pusat Pastoral (Puspas).
Sebelum mulai persidangan, terlebih dahulu para peserta melakukan absen secara digital. Kemudian tepat pukul 08.00 wita, sidang dimulai.
Diawali dengan doa yang dipimpin Frater Rio, frater TOP di Paroki Maria Immaculata Mataram. Sidang kemudian dilanjutkan review persidangan hari kedua dalam bentuk tayangan video, karya Komisi Komsos Keuskupan Denpasar.
Selepas review sidang hari kedua, selanjutnya penyampaian catatan kritis pastoral yang disampaikan oleh Direktur Puspas RD. Herman Yoseph Babey. Dalam kesempatan ini Direktur Puspas menegaskan kembali beberapa persoalan yang muncul dalam evaluasi pada hari sebelumnya.
Setelah menyampaikan catatan kristis, Romo Babey kemudian memberikan pengarahan tentang penyusunan rencana program pastoral 2023.
Diingatkan supaya program 2023 khususnya program unggulan cukup mengambil program yang belum terealisasi tahun 2022, sebab tahun 2023 masih terkait tema “Gereja dalam Perutusan Kontekstual.” Himbauan ini disampaikan mengingat tahun 2023 banyak waktu yang tersita oleh persiapan Sinode V.
“Kecuali kalau ada program yang mendesak dan penting untuk dilakukan yang berhubungan dengan situasi dan konteks yang ada,” Romo Babey mengingatkan.
Setelah mendapat arahan singkat dari Direktur Puspas, peserta kemudian diarahkan untuk memasuki diskusi program kerja di masing-masing kelompok. Peserta dibagi enam kelompok terdiri dari tiga kelompok Dekenat: Bali Barat, Bali Timur dan NTB, serta tiga Kelompok Puspas: BPI, BAK, BPU.
Kurang lebih sekitar dua jam berdiskusi di masing-masing kelompok, kemudian sidang dilanjutkan untuk mempresentasekan program dari masing-masing Dekenat, secara berturut-turut: Dekenat NTB disampaikan Sekretaris Dekenat Bapak Mikael Nomite, Dekenat Bali Barat disampaikan Deken Rm. Agus Sugiyarto dan Dekenat Bali Timur dipresentasekan oleh Sekretaris Dekenat yang baru terpilih Rm. Tony, Pastor Rekan Paroki Fransiskus Xaverius Kuta.
Diselingi makan siang, lalu sidang pleno dilanjutkan dengan presentase setiap bidang dan komisi-komisi Puspas. Bidang Pembinaan Iman, diberi kesempatan untuk mempresentasekan program BPI serta komisi-komisi di bawah koordinasi BPI oleh Ketua BPI Rm. Agustinus Sugiyarto.
Setelah presentase program BPI, berikutnya adalah dari Bidang Aksi Kemasyaratan serta komisi-komisi di bawah koordinasi BAK. Ketua BAK Rm. Evensius Dewantoro, tampil untuk menyampaikan di hadapan forum tentang program-program BAK dan komisi-komisinya.
Terakhir adalah penyampaian rencana program Bidang Pendidikan Umat dan komisi-komisi di bawah BPU, yang disampaikan oleh Ketua BPU RD. Martinus Emanuel Ano.
Dalam setiap penyampaian program, di bagian akhir Bapak Uskup selalu memberikan catatan khusus, terutama beberapa hal yang mendapat perhatian atau didiskusikan secara serius oleh peserta sidang.
Beberapa hal yang menjadi penegasan Bapak Uskup antara lain bahwa komisi di Puspas tidak bisa bekerja sendiri, tapi harus didukung oleh seksi-seksi terkait yang ada di paroki-paroki. Oleh karena itu koordinasi dan Kerjasama itu mutlak perlu dilakukan, termasuk dengan pastor paroki/stasi.
Bapak Uskup mencontohkan Komisi Keluarga yang cukup banyak diperhatikan oleh forum. Bapak Uskup mengatakan komisi ini tidak bisa sendiri menjangkau keluarga-keluarga di keuskupan ini, maka perlu bantuan seksi keluarga di paroki dan atau melibatkan juga kelompok-kelompok kategorial yang konsen terhadap kehidupan keluarga seperti ME.
Lalu Komisi PSE, kata Bapak Uskup, sangat penting karena ini soal urusan perut, umat butuh hidup lebih baik, lebih sejahtera.
“Selama ini sudah cukup banyak gelontorkan bantuan PSE. Walau belum banyak yang berkembang dengan baik secara ekonomi tapi ada pengaruh positifnya. Kita tetap mengawal, memperhatikan sehingga dana yang diberikan ada gunanya dan dimanfaatkan sesuai dengan peruntukkannya,” kata Bapak Uskup.
Untuk urusan bencana, Gereja Katolik memiliki Karina. Di keuskupan-keuskupan juga ada Caritas. “Kita di Keuskupan Denpasar langsung ditangani PSE,” ungkap Bapak Uskup.
Tetapi Bapak Uskup mengingatkan bahwa Gereja bukan penanggung jawab utama dalam menanggapi kebencanaan, tetapi yang bertanggung jawab adalah pemerintah, Gereja sifatnya ikut membantu.
“Perlu kita pahami bahwa sifatnya Lembaga-lembaga Caritas (Gereja) itu untuk membantu saja, tapi yang menjadi tanggung jawab utama dalam menanggapi bencana adalah pemerintah,” tegas Bapak Uskup.
Terkait dengan ormas-ormas Katolik yang menjadi mitra Komisi Kerasulan Awam, Bapak Uskup mengatakan Ormas yang ada harus dihargai.
“Ormas-ormas Katolik, kita menghargai. Mereka punya legal standing dari pemerintah. Tetapi menyangkut nilai-nilai kekatolikan harus taat pada Gereja Katolik, pada hirarki gereja. Maka, kita tetap mendampingi mereka, sehingga ada kita memberi imam menjadi moderator. Mereka juga umat kita, kita perlu membina, mendidik mereka,” kata Bapak Uskup.
Bapak Uskup juga mengingatkan Komisi Kerawam, supaya perlu pendekatan kepada Kader Katolik yang memiliki potensi supaya serius di bidang politik dan bagaimana mereka bisa terpilih dalam pemilu legislatif atau lembaga publik lainnya perlu dibicarakan dengan duduk bersama.
PROGRAM KERJA PASTORAL
Berdasarkan presentase dari Puspas maupun Dekenat, memang tidak banyak program unggulan untuk tahun 2023, bahkan ada yang hanya melaksanakan program rutin yang menjadi kekhasan masing-masing.
Berdasarkan presentase baik dari dekenat maupun bidang-bidang (termasuk komisi) Puspas, beberapa program 2023 antara lain: dari Dekenat NTB akan mengadakan aksi dan promosi panggilan di dua tempat yaitu di paroki Dompu untuk tiga paroki di ujung timur pulau Sumbawa dan di Ampenan untuk paroki se-pulau Lombok.
Dekenat Bali Barat akan menyelenggarakan Penguatan Moderasi Beragama bagi OMK se-dekenat yang akan dilaksanakan di Paroki Negara.
Sedangan dari Dekenat Bali Timur akan merencanakan Hari Studi Bersama tentang Keluarga. Dari dekenat ini juga memiliki program melaksanakan misa OMK setiap Minggu kelima. Ada juga program rutin yang cukup penting dari Dekenat Bali Timur yaitu pelayanan misa di Lapas Kerobokan untuk warga binaan di Lapas itu setiap Minggu pertama setiap bulan.
Sementara itu dari bidang-bidang yang ada di Puspas, BPI memiliki program unggulan untuk menyelesaikan penyusunan buku (modul) pembinaan Katekumen. Dari komisi-komisi di BPI, programnya antara lain: Komisi Liturgi akan Menyusun buku panduan misdinar; KKI akan ada Jambore Nasional Sekami Remaja di Semarang. Sedangkan komisi-komisi lainnya hanya menjalankan kegiatan rutin.
Kemudian BAK, bidang ini tidak ada program unggulan bidang. Sedangkan komisi-komisi antara lain Komisi HAK akan mengadakan Seminar dan Pentas Seni Moderasi Beragama Orang Muda Lintas Agama, bekerjasama dengan Dekenat NTB di Sumbawa Besar. Lalu dari PSE akan menyelenggarakan Peningkatan Kapasitas Tanggap Darurat di Bali Barat dan Bali Timur.
Komisi Komsos akan melaksanakan pelatihan pengelolaan website. Komisi ini juga akan terus melaksanakan kegiatan rutin dan akan kembali menerbitkan Agape setelah satu tahun lebih vakum. Sedangkan dari Komisi Keluarga akan melanjutkan penyusunan buku panduan pastoral keluarga.
Kemudian dari BPU, program unggulan BPU sekaligus unggulan Komisi Kerawam adalah konsolidasi rasul awam Keuskupan Denpasar menyongsong Pemilu 2024. Sedangkan dari komisi-komisi, antara lain Komisi Kepemudaan akan mengikuti Indonesian Youth Day (IYD) III di Palembang bulan Juni 2023.
Komisi Keadilan, Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau (KKP-PMP) akan menyelenggarakan literasi media menyambut tahun politik. Lalu Komisi Pendidikan akan menyelenggaran Gita Luturgia Anak yang akan diselenggarakan di Paroki Sumbawa Besar, bulan Juni 2023.
Setelah mendapat masukan-masukan maupun pertanyaan kritis dari forum terkait kegiatan-kegiatan ini, pada akhir program-program tersebut diterima sebagai program kegiatan 2023.
Seperti pada hari sebelumnya, dalam proses persidangan hari ketiga, juga diselingi quis online mengunakan aplikasi kahoot. Pada hari ketiga banyak hadiah yang dipersembahkan kepada perserta dengan nilai tertinggi pertama sampai ketiga untuk setiap sesi quis digelar.
Seluruh rangkaian kegiatan hari ketiga kembali ditutup dengan perayaan Ekaristi syukur yang dipimping oleh Vikjen Keuskupan Denpasar Rm. Yosef Wora, SVD, didampingi Rm. Alex Dato,SVD (Pastor Paroki Tangeb) dan Rm. Agustinus Sumaryono (Ketua Komisi Pendidikan Keuskupan Denpasar).***