Selasa, 24 Januari 2023, Sidang Pleno Dewan Pastoral Keuskupan (DPK) Denpasar memasuki hari kedua. Laporan dan evaluasi baik dari dekenat-dekenat maupun kegiatan pastoral yang dilaksanakan oleh Pusat Pastoral mewarnai sidang sepanjang hari kedua.
Selepas santap pagi dengan menu soto ayam, sekitar pukul 08.00 peserta memasuki ruang sidang. Suasana ruang sidang sudah cukup ramai, beberapa di antaranya saling tanya satu sama lain. Apa yang terjadi? Nah, ini dia!
Dalam sidang pleno kali ini Pusat Pastoral sebagai penyelenggara acara tahunan ini, tidak lagi menyediakan absen secara manual seperti biasanya dengan melakukan tanda tangan di sebuah kertas, tetapi absennya berbasis Teknologi Informasi atau absen secaca digital.
Rupanya bagi beberapa fungsionaris pastoral yang menjadi peserta, ini adalah hal baru sehingga perlu waktu sejenak untuk mempelajarinya dan pada akhirnya semua berhasil melakukannya. Tujuan absen ini adalah untuk mengurangi penggunaan kertas sekaligus salah satu upaya untuk menjaga lingkungan tetap bersih.
Usai absen digital, kemudian sidang diawali dengan doa yang dipimpin oleh Fr Virgi, Frater yang sedang melaksanakan TOP di Seminari Roh Kudus Tuka. Setelah doa, dilanjutkan penayangan video sebagai review sidang hari pertama, karya Komisi Komsos Keuskupan Denpasar.

Setelah menyaksikan review hari pertama, dilanjutkan agenda persidangan. Persidangan sepanjang hari kedua ini dipimpin oleh Direktur Puspas RD. Herman Yoseph Babey.
Agenda pertama adalah laporan dan evaluasi dari Bidang Pembinaan Iman (BPI) tiga Dekenat: Bali Barat, Bali Timur, dan NTB. Dari Bali Barat dan Bali Timur langsung dipresentasekan oleh Dekennya masing-masing yaitu RD. Agustinus Sugiyarto (Deken Bali Barat) dan RD. Evensius Dewantoro (Deken Bali Timur). Sedangkan dari Dekenat NTB disampaikan oleh Sekretaris Dekenat Bapak Mikael Nomite.
Selepas evaluasi BPI Dekenat, dilanjutkan laporan dan evaluasi dari Bidang Pendidikan Iman pada Pusat Pastoral. Dari Bidang ini dilaporkan sendiri oleh Ketua BPI Puspas RD. Agustinus Sugiyarto.

Data kegiatan yang dilaporkan oleh BPI dan komisi-komisi dalam koordinasi bidang ini, antara lain program unggulan yang terealisasi ada 5 dari 7 yang direncanakan. Kegiatan rutin terlaksana 13 dari 17 yang direncanakan serta ada kegiatan lain di luar program sebanyak 10 kegiatan.
Ketika evaluasi pada bidang ini, ada beberapa evaluasi menarik dari peserta sidang. Misalnya dari Pater Alex Dato, SVD yang menyoroti secara khusus promosi panggilan yang menurut Romo Alex, selama ini seperti menjual produk dalam multilevel marketing, setelah promosi lepas begitu saja tanpa atau kurangnya pendampingan secara berkelanjutan.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi Panggilan dan Seminari Rm. Patrisius Woda, mengatakan bahwa sejatinya promotor utama dari promosi panggilan itu adalah pastor paroki dan berharap agar semua pastor paroki dapat memperhatikan hal ini dengan melaksanakan kegiatan kreatif yang mendorong minat kaum muda dalam panggilan khusus.

Hal lainnya adalah semacam keluhan dari Pastor Paroki Praya RD. Barto Bere, tentang buku tanggapan mazmur baru yang terasa sulit apalagi dengan kurangnya SDM yang ada di paroki itu yang memiliki talenta menyanyikan mazmur, sehingga selama ini mazmur tanggapan hanya dibacakan saja di parokinya.
Menanggapi apa yang disampaikan Pastor Paroki Praya, Ketua Komisi Liturgi RD. Yasintus Nahak menegaskan bahwa kalau merasa kesulitan dengan mazmur versi baru, mazmur lama masih berlaku untuk dipakai dan kalau yang lama juga tidak bisa, dibacakan juga tidak masalah.
Selanjutnya adalah laporan dari BAK Puspas yang disampaikan oleh Ketua BAK Rm. Venus Dewantoro. Romo Venus memulai laporan dengan menampilkan rekapitulasi kegiatan yang dilaksanakan oleh BAK maupun komisi-komisi dalam koordinasi BAK.
Dari BAK, kegiatan unggulan yang terlaksana sebanyak 7 dari 11 yang direncanakan, lalu kegiatan rutin ada 23 yang terlaksana dari 29 yang direncanakan serta kegiatan lain di luar program ada 11.
Ada banyak evaluasi dari peserta sidang terkait laporan dari BAK maupun komisi-komisi yang ada.
Sebelum mengakhiri sesi evaluasi BAK, Bapak Uskup menyampaikan catatan akhir. Menurut Bapak Uskup, setelah mendengar evaluasi dan diskusi yang berkembang, tidak banyak yang dipersoalkan dari bidang ini, kecuali satu dua hal menyangkut komisi keluarga bahwa komisi ini tidak bisa menjangkau semua keluarga yang ada.
“Tapi yang pasti perhatian kita pada keluarga harus serius dan ini bisa dibantu oleh seksi-seksi keluarga paroki serta kelompok kategorial seperti ME,” harap Mgr. San.
Setelah laporan dan evaluasi BAK, sidang istirahat sejenak untuk makan siang. Setelah makan siang dilanjutkan laporan BAK Dekenat. Namun, karena Dekenat Bali Timur dan Bali Barat tidak memiliki kegiatan unggulan yang dilaksanakan di bidang BAK tahun 2022, sehingga hanya Dekenat NTB yang melaporkan pelaksanaan kegiatannya.

Bapak Mikael Nomite, Sekretaris Dekenat NTB kembali menyampaikan laporan dari dekenatnya terkait kegiatan BAK. Kegiatan Unggulan dari BAK di dekenat ini antara lain pendampingan/pemberdayaan bagi pelaku ekonomi kecil berbasis keluarga; lalu ada Workshop Penguatan Moderasi Beragama. Satu kegiatan lagi dari bidang ini yang tidak diprogramkan tetapi terlaksana yaitu kunjungan ke Maluk, Sumbawa Barat, untuk sosialisasi moderasi beragama.
Selepas laporan dan evaluasi BAK Dekenat NTB, sidang berikutnya adalah laporan kegiatan Bidang Pendidikan Umat (BPU) Puspas yang disampaikan Ketua BPU RD. Martinus Emanuel Ano.
Data kegiatan yang terealisasi dari BPU dan komisi-komisi di bawah koordinasinya, antara lain ada 3 kegiatan unggulan terealisasi dari 7 yang direncanakan. Kemudian ada 9 kegiatan rutin yang terlaksana dari 13 yang direncanakan, serta ada kegiatan lain di luar program sebanyak 3 kegiatan.

Dalam BPU evaluasi yang paling banyak menyita perhatian peserta adalah bagaimana perhatian Komisi Pendidikan dalam kerja sama dengan Majelis Pendidikan Katolik (MPK) untuk mengembalikan dan menciptakan sekolah Katolik sebagai sekolah kader.
Terkait hal tersebut, Rm. Wanta (Pastor Paroki Gianyar), mengharapkan agar Komisi Pendidikan perlu tingkatkan Kerjasama dengan MPK untuk bersatu menciptakan/mengembalikan sekolah Katolik sebagai sekolah kader.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi Pendidikan RP. Agustinus Sumaryono, SVD, mengungkapkan kenyatakan bahwa banyak anak Katolik tidak sekolah di sekolah Katolik. Direktur Pelaksana Yayasan Soverdi Bali ini berharap perlunya peran serta pastor paroki untuk terus menerus menghimbau keluarga untuk menyekolahkan anaknya di sekolah Katolik.
Cacatan lain dalam BPU ditujukan kepada Komisi Kepemudaan. RP. Ories, OCD, Pastor Stasi Klungkung dan Stasi Amlapura, yang menyampaikan keprihatinannya tentang mental orang muda saat ini yang bersifat instan. Romo Ories kwatir akibat pengaruhi medsos akan melahirkan generasi anti sosial, sambil berharap untuk Komisi Kepemudaan perlunya pembinaan/pendampingan mental OMK di paroki-paroki.

Masukan dari Romo Ories itu, ditanggapi positif oleh Komisi Kepemudaan. Ketua Komkep RD. Rony Alfridus Bere Lelo, mengatakan bahwa Komkep akan selalu bersedia untuk hadir memberikan pembinaan jika paroki-paroki memrogramkan kegiatan pembinaan bagi OMK di parokinya.
Seperti biasa, Bapak Uskup memberikan catatan akhir setelah evaluasi setiap bidang. Terkait sekolah Katolik yang banyak didiskusikan dalam sidang ini, menurut Mgr. San, sekolah-sekolah Katolik banyak yang ditutup tidak hanya di Keuskupan Denpasar tapi juga di tempat lain.
“Persoalanya adalah kurangnya siswa. Maka pastor paroki harus terus menghimbau kepada orang tua supaya anaknya disekolahkan di sekolah Katolik dan yakinkan bahwa sekolah Katolik memiliki mutu dan keunggulannya tersendiri. Jangan pesimis dengan sekolah Katolik. Kalau ada yang pesimis dengan sekolah Katolik, kita harus berdiskusi dengan mereka. Salah satu keungulan sekolah katolik adalah penanaman nilai dan membangun karakter anak didik,” tegas Bapak Uskup.
Bapak Uskup juga mengingatkan Komisi Kerawam. “Ini tahun politik, ini menjadi perhatian Komisi Kerawam untuk mendorong dan mendukung tokoh-tokoh Katolik yang mau berjuang di jalur politik,” harap Mgr. San.
Memasuki petang hari, setelah istirahat untuk snack, sidang dilanjutkan dengan laporan keuangan yang disampaikan oleh staf ekonom Keuskupan Denpasar Ibu Ety Weking.
Dilanjutkan masukan dan informasi dari Pembimas Katolik NTB dan Pembimas Katolik Bali. Baik Pembimas Katolik Bali maupun NTB, menyampaikan informasi beberapa pos bantuan yang dapat diakses untuk pembinaan umat Katolik maupun untuk pengadaan sarana dan prasarana.
Agenda sidang hari kedua berpuncak pada pemaparan awal menuju Sinode V Keuskupan Denpasar yang disampaikan Direktur Puspas RD. Herman Yoseph Babey. Dalam kesempatan ini Romo Babey menyampakan kerangka dasar atau TOR Sinode V Keuskupan Denpasar yang akan dilaksanakan tahun 2023 ini.
Selama sidang hari kedua, diselingi kuis online menggunakan aplikasi kahoot dengan hadiah-hadiah menarik yang disponsori oleh OKS.
Seluruh rangkaian sidang hari kedua ditutup dengan perayaan Ekaristi yang dilaksanakan di Kapel Keuskupan Denpasar. Perayaan Ekaristi di pimpin oleh Deken Bali Timur RD. Evensius Dewantoro didampingi Rm. Wanta dan Rm. Adi Harun.***

Hironimus Adil