REKOLEKSI KAUM BERJUBAH NTB; “ASAL KUJAMAH JUBAHNYA AKU PASTI SEMBUH”
Setelah terbebas dari jerat pandemi Covid-19 dan didukung Kepres (30/12/2022) tentang pencabutan kebijakan PPKM, para imam, suster, dan frater di Dekenat NTB boleh kembali mengadakan rekoleksi tahunan yang dilaksanakan pada 14-15/03/2023 bertempat di Rumah Retret ArYo-Ampenan.
Tahun ini Paroki Santo Antonius Padua Ampenan menjadi tuan rumah penyelenggara rekoleksi para kaum berjubah se-Dekenat NTB ini. Ada 35 peserta yang terdiri dari para imam, suster dan frater mengikuti rekoleksi.
RP. Yohanes Baptis Joni, SVD selaku pastor rekan di Ampenan didaulat menjadi nara sumber yang memberikan bahan rekoleksi kali ini.
Adapun paroki yang ada di wilayah Dekenat NTB Keuskupan Denpasar adalah paroki Santo Antonius Padua-Ampenan, paroki Santa Maria Immaculata-Mataram, paroki Santo Yohanes Pemandi-Praya, paroki Sang Penebus-Sumbawa Besar, paroki Santa Maria dan Santo Yoseph-Dompu, paroki Santo Yohanes Maria Vianey-Donggo, dan paroki Santo Yusuf-Bima.
Sementara kongregasi suster-suster yang bermisi di NTB dari tarekat SSpS, SYMY, AK, dan SFD, juga terlibat aktif dalam kegiatan rekoleksi tahunan ini.
Rekoleksi dibuka dengan misa bersama di kapel Rumah Retret ArYo yang dipimpin oleh RD. Laurensius Maryono selaku Deken NTB yang didampingi RP. Iron, SVD selaku pastor paroki Santo Antonius Padua-Ampenan.
Selanjutnya RP. Joni, SVD mengupas tema “Asal Kujamah JubaNya aku Pasti Sembuh” yang diambil dari perikop Injil Markus 5:28.
Tema itu sangat menginspirasi para kaum berjubah yang memutuskan untuk hidup dan menjawabi panggilan khusus dari Tuhan dalam karya pelayanannya.
Renungan diawali dengan membacakan puisi karya Aswendo Atmowiloto yang berjudul “Aku Mendamba Romo Yang” sebagai wakil suara dan harapan umat bagi kaum tertahbis (berjubah).
Dalam permenungannya, Pater Joni merefleksikan makna terdalam dari jubah (pakaian rohani) yang dikenakan oleh para pemimpin rohani.
Menurutnya, jubah merupakan tanda kehadiran kerajaan Allah yang mengungkapkan cinta dan belas kasih Allah, sekaligus sebagai penyangkalan diri dan penggenapan panggilan orang yang memutuskan untuk hidup selibat, serta ketaatan kepada pemimpin atau kehendak ilahi.
Melalui jubah pula diharapkan dapat menjadi sarana untuk memukat (menjala) dan memikat umat beriman. Dengan awasan agar tidak memanfaatkan jubah untuk memeras umat beriman, atau menjadi sombong karena jabatan.
“Jubah mesti mengingatkan masa-masa perjuangan menggapai cita-cita, sehingga harus terus dirawat, artinya menjaga kemurnian hati dan pikiran demi kerajaan Allah,” imbuhnya.
Renungan ditutup dengan pertanyaan reflektif bagi para kaum berjubah tentang bagaimana mendayagunakan jubah, apakah membawa berkah atau sebaliknya menjadi pembawa musibah.
“Sebab pada dasarnya jubah mesti diyakini sebagai penjelmaan kekuatan Allah yang mempersatukan, menyembuhkan, dan menaungi serta menguatkan kelemahan insani dan mengubahnya menjadi kekuatan untuk membalut luka dan menampilkan wajah Kristus kepada sesama,” pungkasnya.
Setelah renungan, rekoleksi dilanjutkan dengan ibadat tobat yang dipimpin oleh frater Rio, seterusnya penerimaan sakramen tobat bagi seluruh peserta. Pertemuan hari pertama ditutup dengan doa malam bersama, kemudian istirahat malam.
Pertemuan hari kedua diawali dengan arahan dari Direktur Puspas Keuskupan Denpasar, RD. Herman Yoseph Babey tentang persiapan pra-sinode paroki dan dekenat NTB demi menjawab aneka persoalan yang ada di akar rumput umat beriman. Maka akan dilaksanakan pembekalan bagi para fasilitator yang agak kompak dan handal.
Selanjutnya, Romo Maryono mensosialisasikan program kerja yang telah dicanangkan untuk tahun 2023.
Pertemuan hari kedua ditutup dengan misa bersama yang dipimpin oleh imam baru, RD. Hyoga Langi dan RD. Yohan Castilo, sekaligus sebagai aksi panggilan untuk menumbuhkan benih-benih pangilan imam dan suster di depan anak-anak sekami Mataram-Ampenan.
Rekoleksi diakhiri dengan ramah-tamah bersama di aula gereja paroki Santo Antonius Padua-Ampenan. Dan Rekoleksi tahun depan akan dilaksanakan di paroki Santa Maria Immaculata Mataram.***
Penulis: RD. Danan
Editor: Hiro/KomsosKD