SUMBAWA BESAR – Dekenat NTB menjadi Dekenat terakhir yang menyelenggarakan Pra Sinode Dekenat. Hasil Pra Sinode Dekenat yang mewilyahi pulau Lombok dan pulau Sumbawa tersebut telah ditetapkan bersamaan penutupan kegiatan itu pada Rabu, 30 Agustus 2023.
Dengan demikian, tuntas sudah pra sinode tingkat dekenat dan kini panitia akan fokus menyiapkan puncak Sinode V yang waktunya semakin dekat, tinggal dua bulan lagi.
Pra Sinode Dekenat NTB, telah berlangsung pada 29-30 Agustus 2023, di Aula Rumah Retret St. Ignasius Sumbawa Besar. Hari pertama Pra Sinode itu, mengagendakan antara lain diawali dengan misa, protokoler pembukaan, pengantar dan arahan tentang alur proses oleh Ketua Panitia Pengarah; penyampaian rangkuman hasil Pra Sinode Paroki oleh Tim Perumus Dekenat, serta pembagian kelompok dan dilanjutkan diskusi kelompok sesi 1.
Memasuki hari kedua, peserta langsung fokus diskusi kelompok sesi 2, atau melanjutkan diskusi yang tertunda di hari sebelumnya. Hampir semua kelompok diskusinya fokus pada masukan untuk Sinode V dengan mendiskusikan harapan dan cita-cita setiap bagian dalam tema Sinode V. Selepas diskusi, dilanjutkan dengan pleno hasil diskusi kelompok.
Permasalah yang disuarakan umat dari hasil diskusi kelompok di Dekenat NTB,berdasarkan evaluasi tema tahunan hasil Sinode IV umumnya hampir sama dengan dua Dekenat lainnya di Bali, misalnya dari Kepemimpinan Pastoral, dinilai kurangnya kehadiran/kunjungan pemimpin pastoral di tengah umat.
Dari tema Gereja yang Beriman yang Tangguh, ternyata dari evaluasi, iman umat masih dirasakan lemah dan masih ada saja yang mau berpindah agama.
Demikian halnya dengan Gereja Mandiri, baik kemandirian iman maupun kemandirian ekonomi masih terus ditingkatkan. Keterlibatan aktif umat dalam kehidupan menggereja menjadi suara yang terus bergema di ruang-ruang pra sinode dekenat. Demikian pula dari sisi kemandirian ekonomi, masih banyak umat yang belum mampu secara ekonomi.
Terkait Gereja yang Bersaksi, dari evaluasi umat, masih belum banyak umat yang mau terlibat di tengah masyarakat karena sindrom minoritas, takut isu kristenisasi dan sebagainya.
Sementara Gereja dalam Perutusan Kontekstual, juga dinilai Gereja belum maksimal memanfaatatkan media digital dalam pewartaan, dan sebagainya.
Pembinaan dan pemberdayan orang muda serta pembinaan iman anak-anak dan remaja, serta keluarga juga sering muncul sebagai hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut dan maksimal. Demikian juga dengan isu lingkungan hidup, diharapkan menjadi perhatian Gereja.
Dalam diskusi yang dibagi menjadi lima kelompok itu, setiap kelompok merumuskan lima masalah pokok dari evaluasi pastoral sesuai tema-tema hasil Sinode IV dan merumuskan lima harapan dan cita-cita untuk Sinode V sesuai bagian per bagian dalam tema Sinode V.
Setelah semua jubir kelompok membacakan hasil diskusi kelompoknya, Ketua Panitia Pengarah Sinode V RD. Evensius Dewantoro, mengingatkan kepada Tim Perumus Paroki agar rumusan yang sudah dihasilkan dari setiap kelompok untuk disempurnakan lagi, sebelum dikirim kepada Panitia Sinode V.
“Rumusan ini akan disempurnakan lagi dan ini di bawah tanggung jawab Deken bersama Tim Perumus Dekenat untuk dirapikan dan tidak boleh merubah makna yang sudah dihasilkan dalam pra sinode ini,” kata Rm. Venus.
Pembacaan Berita Acara
Agenda berikutnya adalah pembacaan Berita Acara Hasil Pra Sinode Dekenat NTB oleh Deken NTB RD. Laurensius Maryono. Selesai membaca, Deken kemudian meminta persetujuan peserta untuk menerima hasil Pra Sinode tersebut.
Setelah forum menerima isi dari Hasil Pra Sinode itu, kemudian dilanjuutkan penanda tanganan Berita Acara oleh Deken NTB, Ketua Tim Perums RD. Agustinus Wayan Julianto (Pastor Paroki Donggo) dan Ketua Umum Sinode V Keuskupan Denpasar RD. Herman Yoseph Babey.
Setelah penanda tanganan, Deken NTB menyampaikan syukur dan terima kasihnya karena Pra Sinode itu dapat berjalan dengan baik, lancar dan akhiirnya menetapkan hasil yang akan direkomendasikan untuk dibahas lebih lanjut di tingkat Sinode V Keuskupan Denpasar yang akan berlangsung akhir November 2023.
Ketua Umum Panitia Sinode V Keuskupan Denpasa RD. Herman Yoseph Babey, pada bagian akhir pertemuan dua hari itu mengungkapkan, “Dengan selesainya Pra Sinode Dekenat NTB ini maka kami akan menyatukan semua hasil pra sinode dari tiga dekenat untuk di godok lebih lanjut oleh Tim SC dan Tim Perumus Sinode V dan menjadi isu-isu utama yang akan kita bahas dalam Sinode V.”
Romo Babey menambahkan bahwa panitia nantinya akan mengirimkan undangan ke seluruh Paroki/Stasi untuk mengikuti Sinode dengan kuota masing-masing paroki akan ditentukan secara proporsional oleh panitia.
“Yang pasti wajib hadir dalam Sinode adalah seluruh imam. Lalu, beberapa topik yang perlu didalami dalam Sinode antara lain tentang Orang Muda, Iman Umat, pembinaan iman anak-anak, remaja dan keluarga serta lingkungan hidup. Ini merujuk dari hasil Sinode di dekenat-dekenat,” kata Rm. Babey.
Romo Babey juga meminta seluruh peserta maupun seluruh umat di Keuskupan Denpasar untuk selalu mendoakan agar perjalanan Sinode V yang hampir mencapai puncak ini berjalan lancar, sampai menghasilkan dan memiliki arah dasar, visi, misi Keuskupan Denpasar untuk lima tahun yang akan datang.
Seluruh rangkaian Pra Sinode Dekenat NTB diakhiri dengan Perayaan Ekaristi yang berlangsung di Gereja Sang Penebus Sumbawa Besar. Misa ini dipimpin Ketua Umum Sinode V Keuskupan Denpasar RD. Herman Yoseph Babey sebagai Selebran Utama, didampingi Deken NTB RD. Laurensius Maryono dan Pastor Paroki St. Yusuf Bima RP. Yoseph Balla Makin, SVD.
Romo Babey dalam homilnya mengungkapkan, bahwa dalam bacaan Injil hari itu, Yesus menegur kaum fairisi sebagai kaum elit cerdik yang hanya pandai dan selalu bicara soal hukum, tetapi tidak diikuti keteladanan mereka.
“Lewat Sinode ini, melalui omongan yang disampaikan dalam FGD, umat sementara menegur para pemimpin pastoral baik tertahbis maupun terbaptis, baik terkait pelayanan yang dirasa belum maksimal, kurangnya kunjungan, perhatian kepada orang muda dan anak-anak serta remajayang belum maksimal. Lalu sesama kaum beriman yang masih lemah dalam kehidupan iman dan belum berani bersaksi,” katanya.
Selain isi teguran ada juga harapan. Dalam bacaan pertama, St. Paulus kepada umat Tesalonika menyampaikan dalam surat pastoralnya tentang rasa syukur dan gembiranya karena banyak orang di Tesalonika yang menyebutnya sebagai utusan Allah. Ini menunjukkan adanya harapan sekaligus kesadaran Jemaat Tesalonika akan kemampuan mereka untuk membangun pertumbuhan iman akan Allah.
“Sekarang kita melihat diri kita terkait teguran Yesus melalui evaluasi Sinode IV. Kita ini adalah utusan Allah agar karya pastoral yang kita lakukan dapat membantu umat untuk tidak takut menghadirkan kesaksian di tengah masyarakat termasuk mendorong umat terlibat dalam politik. Juga hidup dalam persaudaraan, kekeluargaan, dan hidup saling menolong terhadap sesama,” katanya.
Di bagian akhir, kepada seluruh fungsionaris pastoral itu Romo Babey mengajak untuk meneladani St. Paulus yang tidak pernah lelah untuk mewartakan kebaikan Tuhan, sehingga selalu ada harapan akan terus bertumbuh-kembang dan semakin tangguhnya iman umat.
Penutupan secara resmi Pra Sinode Dekenat NTB itu dinyatakan oleh Rm. Babey, selaku Ketua Umum Sinode V sebelum berkat perutusan. Sampai Jumpa di Sinode V akhir November 2023 di Paroki MBSB Nusa Dua. ***