PERINGATAN SANTO YOSEF FREINADEMETZ DAN PENUTUPAN VISITASI PIMPINAN SVD

KEUSKUPANDENPASAR.NET Januari adalah bulan istimewa bagi Kongregasi SVD. Betapa tidak, di bulan ini merupakan bulan Pesta Peringatan Pendiri SVD. St. Arnoldus Janssen (15 Januari) dan Imam Sulung SVD St. Yosef Freinademetz (29 Januari).
Memperingati St. Yosef Freinademetz, Sabtu (29/1), para Konfrater SVD yang berkarya di Distrik Bali-Lombok, berkumpul di Gereja Yesus Gembala Yang Baik (YGYB) Ubung, Denpasar. Sebelum misa peringatan Sang Imam sulung SVD, mereka berekreasi bersama. Acaranya sangat santai, ada yang ngobrol sambil menikmati kopi/teh serta aneka snack, ada yang bermain kartu remi, beberapa yang lain asyik bermain biliar.

Keluarga besar SVD Distrik Bali-Lombok, memang secara istimewa memperingati St. Yosef Freinademetz, misionaris pertama kongregasi yang didirikan Santo Arnoldus Janssen, dalam dengan perayaan Ekaristi meriah, tepat pada Pesta St. Yosef Freinademetz, Sabtu, 29 Januari 2022.
Pesta peringatan itu, juga sekaligus penutupan visitasi Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) SVD Jawa di Distrik Bali Lombok. Sebuah acara ramah tamah sederhana dan penuh sukacita juga dilaksanakan setelah misa di basemen gereja YGYB Ubung.
Perayaan Ekaristi dipimpin Rektor SVD Distrik Bali-Lombok, P. Yohanes I Nyoman Madia Adnyana, SVD, selaku Selebran Utama, didamping oleh semua Imam SVD yang berkarya di Bali, serta Rm. Hendrik Meko, SVD, Pengurus DPP SVD Jawa yang diutus menjadi visitator di distrik ini. Turut bergabung juga dua Misionaris SVD yang saat ini berkarya di luar negeri yaitu P. Yulius Katu, SVD, asal Sulawesi Tenggara yang berkarya di Zimbabwe-Afrika dan P. Emanuel I Gusti Ngurah Aswin, SVD, asal Palasari dan berkarya di Brasilia. Keduanya sedang berlibur dan siap-siap untuk kembali ke tanah misi.

Sementara dua imam SVD yang berkarya di Ampenan-Lombok tidak bisa bergabung sebab ada Raker di parokinya pada hari yang sama. Namun, mereka mengikuti rapat bersama Visitator sehari sebelumnya.
Selain dihadiri para imam SVD tersebut, juga ada frater dan bruder SVD, serta suster-suster SSpS yang merupakan ‘saudari kandung’ SVD. Lalu hadir pula suster kongregasi PRR (didirikan oleh Uskup SVD), para anggota Soverdia (Awam yang menghayati spiritualitas St. Arnoldus Janssen), utusan guru-guru dari sekolah Soverdi, serta Dewan Pastoral Paroki dari paroki yang dilayani SVD (Paroki: Tangeb, Tuka dan St. YosepH Denpasar).
P. Hendrik Meko, SVD, selaku Pengurus DPP SVD, didaulat untuk menyampaikan homili. Pater Hendrik, demikian biasa disapa, dalam homilinya, secara sekilas menyingkap riwayat dan siapa St. Yosef Frenademetz sesungguhnya.

Pater Hendrik menerangkan bahwa St. Yosef Freinademetz adalah seorang imam Projo Italia, yang kemudian setelah tiga tahun menjadi imam, dia memilih mengikuti Arnoldus Janssen menjadi misionaris SVD pertama dan dengan berani dan penuh keyakinan mau diutus ke tempat yang jauh dengan medan yang sulit, yaitu ke Negeri China. Bahkan sampai wafatnya dia berkarya dan sangat mencintai negeri Tirai Bambu itu.
Dikatakan Pater Hendrik, bagi St. Yosef Freinademetz, hidup ini adalah kehendak Tuhan, karena itu dia dengan tulus pergi kemana pun Tuhan kehendak. “Santo Yosef Freinademetz memaknai misteri hidupnya bukan sebagai pengorbanan, tetapi sebagai anugerah Tuhan yang menghendakinya untuk pergi jauh dari tanah leluhurnya,” ungkap P. Hendrik.
Menurut Pater Hendrik, Imam Sulung SVD itu pergi ke China, sebuah negeri yang sangat asing baginya, demikian pula dengan budaya dan bahasanya, sama sekali tidak dimengertinya. Tetapi dengan keyakinan bahwa ada yang panggil, ada yang mengutus, dan dia percaya yang mengutus itu (Tuhan) akan menguatkannya.

Dikatakan Pater Hendrik Meko, SVD, bahwa seorang misionaris kalau sungguh-sungguh menghayati penggilannya, dia sadar bahwa setiap hari dia harus memikul Salib. Namun, diingatkan, Salib hanyalah sarana, bukan tujuan, sebab tujuannya adalah Paskah yaitu Kebangkitan dan Pembebasan. Dan spirtualitas seperti itulah yang dihayati oleh seorang Yosef Freinademetz dalam menjalankan karya perutusannya di China. Penghayatan yang sama mestinya juga harus dihidupi oleh seluruh pengikut Yesus, tidak hanya kaum tertahbis tetapi juga terbaptis.
Bagi St. Yosef, sambung Pater Hendrik, ada di dunia ini bukan untuk menikmati hidup, tetapi mengikuti panggilan Tuhan. “Kami para konfrater SVD melihat St. Yosef Freinademetz adalah saudara sulung kami. Dia menjadi misionaris model atau contoh bagi setiap anggota SVD. Maka kalau ada imam SVD yang santai-santai atau tidak mau pindah dari suatu tempat itu harus menjadi pertanyaan, masihkah dia itu SVD atau tidak?,” ungkapnya, seraya menegaskan SVD harus selalu siap ke tempat yang baru, ke tempat di manapun diutus.
“Yosef Freinademetz adalah contoh atau panutan misionaris sejati, termasuk panutan seluruh pengikut Kristus. Kita harus menghayati setiap panggilan hidup kita bahwa hidup adalah Salib. Tapi Salib itu hanyalah sarana, tujuan kita adalah Paskah,” imbuhnya.
Sementara itu, mewakili Pimpinan SVD Distrik Bali-Lombok, P. DR. Paskalis Nyoman Widastra, SVD, sebelum berkat penutup menyampaikan terima kasih kepada seluruh undangan yang hadir dan kehadiran itu merupakan bentuk dukungan nyata kepada SVD maupun karya-karayanya.
“Pesta Peringatan St. Yosef Freinademetz ini adalah peristiwa penting, bukan hanya bagi SVD tetapi untuk seluruh Gereja. Apalagi Yosef Freinademetz bersama pendiri SVD, telah diangkat jadi Santo (orang kudus), sehingga mereka menjadi miliki selurun umat Katolik,” kata Pater Paskalis.
Secara khusus, Pastor kelahiran Palasari Bali yang menyandang gelar Doktor di bidang Kajian Budaya ini, juga menyampaikan terima kasih kepada Pater Hendrik Meko,SVD yang telah melakukan visitasi di SVD Distrik Bali-Lombok untuk bertemu dan berbicara dari hati ke hati dengang seluruh imam SVD yang berkarya di distrik ini. Juga telah mendengarkan masukan dari umat di mana imam SVD berkarya.
“Khusus masukan dari umat melalu Dewan Pimpinan kami, kiranya menjadi semangat dan isnpirasi baru bagi kami dalam berkarya. Dengan masukan tersebut, kami juga disadarkan bahwa kami ini tidak sedang ada di langit-langit saja tetapi ternyata masih menginjak tanah juga. Secara khusus kami juga berterima kasih kepada SOverdia yang telah banyak mendukung dan mendoakan karya-karya maupun pada konfrater SVD,” katanya.
Usai misa, dilanjutkan dengan acara ramah tamah sederhana di basemen Gereja Yesus Gembala Yang Baik, Ubung. Acara utamanya makan siang dengan aneka menu yang mengundang selera. Selamat kepada para Konfrater SVD.***

Hironimus Adil