BATURITI, TABANAN – Memanfaatkan waktu libur nasional, Kamis (28/9/2023), para Penyuluh Agama Katolik se-Bali, ‘berjalan-jalan’ ke daerah wisata Baturiti, Bedugul, yang terletak di wiilayah Kabupaten Tabanan. Namun, ini bukan jalan-jalan biasa, atau sekedar jalan-jalan untuk berwisata.
Mereka berjumpa dalam rangka suatu tujuan mulia yaitu membahas rancangan AD/ART Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) yang merupakan wadah bagi para Penyuluh Agama Katolik.
Dalam perjumpaan tersebut, para penyuluh umat Katolik ini juga melakukan sharing karya dan refleksi, serta menimba spiritualitas pelayanan melalui Jalan Salib dan Doa di Gua Maria.
Ada 26 orang penyuluh yang hadir dari setiap daerah (paroki) di Bali, baik yang berstatus penyuluh PNS, P3K maupun penyuluh non PNS. Hadir juga Pembimas Katolik Kementerian Agama Provinsi Bali Robertus Billarminus I Made Suryanto, S.Ag.
Kegiatan itu dilaksanakan di Rumah Retret Karmel Baturiti, Bedugul. Acara dibuka dengan doa, dilanjutkan menyanyanyikan lagu Kembangsaan Indonesia Raya, lalu laporan Ketua Pokjaluh dan pengarahan Pembimas Katolik.
Ketua Pokjaluh Agama Katolik Provinsi Bali, Karel Wodong, mengungkapkan rasa syukurnya karena para penyuluh telah memiliki wadah sehingga ke depannya para penyuluh lebih terkoordinasi serta dapat merancang program kerja baik untuk kebutuhan organisasi maupun yang dapat melibatkan partisipasi umat.
“Berharap ke depan pertemuan seperti ini terus dilakukan dan harus lebih hidup. Kita akan merancang program kerja kita, dan sebisa mungkin melibatkan umat, terutama orang muda Katolik, keluarga muda Katolik atau pasangan-pasangan Katolik yang sudah tinggal bersama namun belum diikat oleh Sakramen Perkawinan,” harap Karel.
Ketua Pokjaluh, menambahkan bahwa perjumpaan ini selain untuk merancang AD/ART dan saling berbagi pengalaman karya, juga untuk saling mengenal secara dekat dan semakin mempererat persaudaraan antara para penyuluh dan menimba semangat baru dalam tugas penyuluhan ke depannya.
Lima Budaya Kerja
Sementara Pembimas Katolik R.B. I Made Suryanto, dalam pengarahannya mengungkapkan bahwa pertemuan penyuluh yang tergabung dalam Kelompok Kerja Penyuluh merupakan program nasional dari Kementerian Agama RI yang harus dilaksanakan dan menjadi perhatian serius.
“Ini pertemuan resmi yang pertama Pokjaluh Provinsi Bali. Dalam Pokjaluh ini ada yang PNS, P3K dan Non PNS,” kata Pembimas.
Dalam kesempatan itu, Pembimas Katolik sedikit menanggapi usulan dari Karel Wodong, selaku Ketua Pokjaluh untuk melibatkan umat dalam pertemuan seperti ini. Pembimas menegaskan apa yang diusulkan oleh Ketua Pokjaluh bukan bagian dari kegiatan/program Pokjaluh. Usul itu bisa dilaksanakan dengan program langsung dari Bimas Katolik, tetapi bukan menjadi program Pokjaluh.
“Pokjaluh ini sebagai wadah konsultasi maupun pembinaan-pembinaan termasuk pembinaan iman para anggotanya, yaitu para penyuluh itu sendiri,” katanya.
Di sisi lain, Pak Robert, demikian Pembimas biasa disapa, mengingatkan tentang perhatian pemerintah yang terus meningkat termasuk dari sisi kesejahteraan kepada para penyuluh. Untuk itu, para penyuluh juga harus mengimbangi perhatian yang besar itu dengan meningkatkan pembinaan kepada umat.
Para penyuluh Agama Katolik, lanjutnya, juga bagian dari Gereja Sinodal yang berjalan bersama seluruh umat Katolik di Keuskupan Denpasar yang tengah menyiapkan puncak Sinode V. Dikatakan ada beberapa kata kunci dari tema Sinode V Keuskupan Denpasar yaitu Bangkit, Bergerak, Persekutuan, Partisipasi dan Misi.
Dengan adanya Pokjaluh, diharapkan ikut bangkit dan bergerak bersama seluruh umat, dimulai dari persekutuan (Pokjaluh) ini, lalu berpartisipasi dan saling sinergi baik antara anggota maupun dengan umat lainnya dan ikut bermisi melalui kesaksian hidup di tengah masyarakat.
Pembimas Katolik provinsi Bali, juga menekankan bahwa seluruh Penyuluh Agama Katolik merupakan Abdi Negara, tidak hanya yang berstatus PNS dan P3K, tetapi juga Non PNS, karena ditunjang oleh fasilitas Negara.
Dengan demikian sebagai Abdi Negara, maka wajib bagi setiap Penyuluh Agama Katolik meningkatkan Lima (5) Budaya Kerja Kementerian Agama RI yaitu: Integritas, Profesional, Inovasi, Tanggung Jawab dan Keteladanan.
Selepas pengarahan Pembimas, para peserta kemudian dibagi dalam tiga kelompok untuk untuk mendiskusikan mengenai rancangan AD/ART Pokjaluh.
Selanjutnya, ada sesi sharing karya dan refleksi yang dipandu dengan sebuah materi yang disampaikan oleh salah seorang Penyuluh Agama Katolik yang hadir, Blasius Naya Manuk, dengan tema “Bangkit dan Bergerak Bersama Menjadi Penyuluh Agama Katolik dengan Mengikuti Jalan Salib Yesus.”
Setelah sekilas memaparkan materinya, Blasius, membagi peserta menjadi 4 kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan penuntun yang telah disediakan. Pertanyaan tersebut mengarah pada refleksi dan sharing karya dari masing-masing peserta. Usai diskusi kelompok, dilanjutkan dengan pleno.
Puncak seluruh perjumpaan sehari para penyuluh tersebut adalah prosesi Jalan Salib (panjang) di areal Rumah Retret Karmel dan diakhiri dengan doa bersama di Gua Maria. ***