Bapa Suci, Paus Fransiskus telah mengumumkan Sinode Para Uskup sedunia di Roma, yang akan diselenggarakan dari Oktober 2021 sampai Oktober 2023.
Berkaitan dengan ini Uskup Denpasar, Mgr. Dr. Silvester San selaku Pimpinan Gereja Lokal Keuskupan Denpasar memimpin Perayaan Ekaristi Pembukaan Sinode Sedunia tingkat Keuskupan Denpasar didampingi tujuh imam konselebran.
Perayaan Ekaristi ini dilaksanakan di Gereja Paroki Roh Kudus Katedral Denpasar pada misa pukul 09.30 wita, Minggu (17/10/2021).
Hadir dalam perayaan ini, dua puluh orang Suster dari berbagai komunitas dan lima ratus umat sesuai kuota setiap kali misa.
Dalam Khotbanya, Uskup San menjelaskan bahwa pada Minggu XXIX masa biasa ini, merupakan misa khusus Pembukaan Sinode para uskup sedunia yang berlangsung tiga tahun (2021-2023).
“Kita memulainya di Keuskupan-keuskupan sebelum akhirnya berpuncak di Roma, di tahun 2023. Dan sinode ini Sudah dibuka di Roma pada minggu yang lalu, yang dipimpin langsung oleh Sri Paus. Maka pantas kita berdoa kepada Tuhan di dalam perayaan ini agar Sinode para uskup yang direncanakan ini dapat berjalan dengan baik dan membawa hasil-hasil yang baik bagi karya-karya pastoral Gereja. Baik Gereja universal maupun Gereja-gereja lokal di seluruh dunia, termasuk Gereja lokal Keuskupan Denpasar ” kata Uskup San.
Mantan Rektor Seminari Tinggi Ritapiret, Maumere ini, juga menghimbau supaya kiranya umat Katolik dapat menjadi Gereja Sinodal, artinya Gereja yang berjalan bersama untuk menghayati persekutuan, untuk mewujudkan partisipasi yang lebih besar di dalam karya pelayanan Gereja dan membuka diri untuk melaksanakan misi perutusan.
“Sebagai anggota Gereja, kita semua harus sanggup menjadi pelayan dan pengabdi seperti yang dikehendaki oleh Yesus dengan memiliki semangat pelayanan, kita akan meningkatkan persekutuan, kita akan mampu melayani, kita akan mampu mewujudkan partisipasi dalam karya pastoral, kita akan mampu bersaksi dalam masyarakat majemuk” harap Uskup San lagi.
Sebelum berkat penutup, Uskup San menyampaikan gambaran singkat bahwa Sinode para Uskup ini memang berbeda dengan sebelum-sebelumnya.
Biasanya Sinode para Uskup yang terjadi di Roma itu hanya melibatkan para Uskup dan para Uskup dikumpulkan di Roma dengan dipersiapkan sebelumnya tetapi para uskup di sini hanya sebagai utusan-utusan.
Setiap Konferensi Wali Gereja itu, lanjut Mgr. San, biasanya mengutus satu atau dua orang sebagai utusan karena para Uskup di dunia ini banyak sekali, sekitar dua puluh lima ribu Uskup. Para Uskup berkumpul berbicara tentang salah satu tema pastoral lalu dibicarakan secara serius sampai ada keputusan yang kemudian dikeluarkan dari Vatikan. Kali ini berbeda. Paus Fransiskus mau supaya Gereja menjadi Gereja Sinodal, Gereja yang berjalan Bersama-sama karena Sinode.
“Karena berjalan bersama-sama sehingga Sinode itu mulai dari Keuskupan-keuskupan yang melibatkan seluruh umat di Keuskupan. Berkaitan dengan itu maka Vatikan mengirimkan pedoman-pedoman yang harus diikuti oleh keuskupan-keuskupan dengan beberapa permasalahan yang dikemukakan seperti berkaitan dengan persekutuan, partisipasi dan misi perutusan,” terang Uskup San.
Usai Perayaan Ekaristi, Uskup San, ketujuh imam dan beberapa pengurus inti DPP makan siang bersama di pastoran Katedral.
Editor: Hiro/KomsosKD