LINTAS PERISTIWA
Trending

PEMBEKALAN FASILITATOR DAN PERANGKAT FGD DI PAROKI ST. PETRUS DENPASAR

Paroki St. Petrus Denpasar menyelenggarakan pembekalan bagi para Fasilitator Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka menyukseskan Sinode V Keuskupan Denpasar.

FGD merupakan salah satu metode yang digunakan oleh Tim Sinode V Keuskupan Denpasar untuk menggali data maupun masukan dari umat. FGD juga menjadi pilihan strategis dalam melibatkan partisipasi ‘berjalan bersama’ umat di Komunitas Basis Gerejawi (KBG) dalam menyuskeskan Sinode V Keuskupan Sinode.

Pastor Paroki St. Petrus Denpasar, RD. Yohanes Martanto, saat membuka kegiatan itu, dalam sambutan singkat mengatakan bahwa pembekalan ini adalah awal dari berjalan bersama seluruh umat di Paroki St. Petrus Denpasar dalam berpartisipasi pada Sinode V Keuskupan Denpasar.

“Ini adalah awal berjalan bersama kita di Paroki St. Petrus dalam menyongsong dan menyukseskan sinode kita. Mari kita gunakan kesempatan ini utk berproses bersama, dan setelah ini kita siap melaksanakan pra sinode di paroki kita,” ungkap Rm. Martanto.

Pembekalan Fasilitator FGD Pra Sinode V di Paroki St. Petrus Denpasar berlangsung pada Selasa, 25 April 2023 di gereja paroki itu. Peserta pembekalan adalah utusan dari seluruh KBG dari semua Lingkungan yang ada di paroki itu.

Dalam pembekalan tersebut, Paroki St. Petrus Denpasar menghadirkan Tim dari Pusat Pastoral Keuskupan Denpasar yang terdiri dari lima orang, termasuk Direktur Puspas RD. Herman Yoseph Babey.

Mengawali pembekalan, Romo Babey, selaku Direktur Puspas memberikan pencerahan/pembekalan secara umum tentang peran fasilitator maupun notulis yang memiliki peran kunci dalam menyukseskan FGD.

“Pembekalan ini target utamanya adalah adanya Fasilitator dan Notulis terlatih. Ini dua peran penting berhasilnya FGD. Oleh karena itu, wajib bagi fasilitator dan notulis untuk mengikuti pembekalan terlebih dahulu,” kata Romo Babey.

Romo Babey menegaskan bahwa hanya mereka yang mengikuti pembekalan, baik yang diselenggarakan oleh Keuskupan sebelumnya dari utusan paroki-paroki, maupun pembekalan yang dilaksanakan di paroki yang boleh memimpin FGD.

“Walaupun di KBG ada yang biasa menjadi fasilitator pendalaman iman, tetapi kalau dia tidak mengikuti pembekalan fasilitator FGD dalam rangka Sinode ini, maka tidak diperkenankan untuk menjadi Fasilitator FGD Pra-Sinode. Sebab, ada hal yang berbeda ketika memimpin pendalaman dan memimpin FGD,” tegas Romo Babey.

Dengan demikian, kata Romo Babey, kalau dalam pelaksanaannya nanti, ada KBG yang fasilitatornya yang sudah mengikuti pembekalan lalu berhalangan hadir karena alasan tertentu saat FGD, minta bantuan Fasilitator lain yang sudah ikut pembekalan.

Lebi lanjut Romo Babey mengingatkan syarat utama seorang Fasilitator FGD Pra- Sinode V yaitu harus mengikuti pembekalan , menguasai materi yang dibicarakan, jiwa kepemimpinan yang simpatik, mendengarkan dan tidak menggurui, memberi kesempatan yang sama kepada semua peserta untuk bicara (posisi sederajat), mampu kendalikan proses FGD agar tidak bias.

Sementara itu, fungsi Notulis juga sangat penting. Dia bertugas untuk mencatat setiap jawaban dan merangkumnya. Setiap Notulis harus menggunakan laptop supaya mudah dalam mengerjakan maupun saat merangkumnya.

Lalu tugas dokumentasi adalah mendokumentasi proses FGD berlangsung, baik dalam bentuk foto maupun video. Sedangkan perangkat lain seperti perlengkapan maupun konsumsi bertugas sebagai pendukung untuk menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan demi kelancaran FGD.

Di sisi lain Romo Babey juga mengingatkan bahwa selama FGD berlangsung diusahakan untuk menciptakan suasana santai, rileks dan menyenangkan.

“Bisa sambil makan atau minum. Suasananya harus rileks, bebas dari paksaan,dan hindari debat yang tak perlu. Oleh karena itu Fasilitor harus bisa kendalikan diskusi bila keluar dari topik, dan harus tetap fokus,” ujar Romo Babey.

PESERTA FGD

Lebih lanjut Romo Babey menjelaskian bahwa peserta FGD hanyalah orang pilihan, dengan memperhatikan keterlibatan orang muda, kaum perempuan, disabilitas (jika ada), dan sebagainya.

Dikatakan oleh Romo Babey, tidak semua anggota KBG ikut FGD. Untuk kepentingan Pra-Sinode V jumlah pesertanya bisa 10 – 15 orang. “Memang secara teori jumlah partisipan yang ideal adalah 6 – 12 orang. Jumlah ini juga kita bisa pakai dengan menyesuaikan kondisi yang ada,” ungkapnya.

Terkait dengan peserta FGD, diingatkan bahwa baik Fasilitator maupun Notulis tidak boleh rangkap jadi peserta. Perangkat lain masih dibolehkan bila keadaan memang mengharuskan mereka ikut terlibat, tetapi lebih bagus lagi jika semua perangkat FGD tidak dilibatkan sebagai peserta.

Peserta itu bebas memberi pandapat tanpa ada tekanan, namun tidak keluar dari tema atau konteks yang sedang dibicarakan.

“Hasil FGD sangat menentukan kualitas hasil pra sinode paroki, yang nantinya akan dibawa ke jenjang Pra-Sinode Dekenat, lalu berpuncak pada Sinode V Keuskupan Denpasar. Oleh karena itu laksanakan FGD ini dengan baik dan benar,” pintanya.

Sselanjutnya Romo Babey, secara garis besar menjelaskan tentang apa itu Sinode, dan gambaran umum tentang Sinode V Keuskupan Denpasar mulai dari proses, tujuan dan hasil yang ingin dicapai, dan penjelasan teknis lainnya.

Usai mendapatkan pembekalan dari Direktur Puspas, kemudian dilanjutkan dengan simulasi. Dalam simulasi ini, peserta dibagi delapan (8) kelompok sesuai jumlah lingkungan. Setiap kelompok terdiri dari utusan KBG-KBG dalam satu lingkungan.

Bertindak sebagai fasilitator dalam simulasi itu adalah tiga orang dari Tim Puspas Keuskupan Denpasar, ditambah lima orang dari Tim Paroki St. Petrus, yang sebelumnya telah mengikuti pembekalan yang diselenggarakan oleh Keuskupan.

Usai simulasi, masing-masing kelompok melaporkan hasil FGD-nya. Romo Babey, langsung memberikan evaluasi serta saran dan masukan yang diperlukan. Seluruh rangkaian kegiatan itu ditutup dengan doa dan berkat, dilanjutkan dengan foto dan rekaman video bersama. ***

Penulis : Hironimus Adil
Show More

KOMISI KOMUNIKASI SOSIAL

Tim Redaksi *Pelindung Mgr. DR. Silvester San (Uskup Keuskupan Denpasar) *Pemimpin Umum/Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi RD. Herman Yoseph Babey (Ketua Komisi Komsos) *Redaktur: Hironimus Adil- Blasius Naya Manuk- Christin Herman- J Kustati Tukan-

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!