DENPASAR – Keuskupan Denpasar akan segera memiliki gedung yang akan menjadi pusat kegiatan pastoral yang diberi nama Griya Pastoral Centre atau Catholic Centre.
Upacara peletakan batu pertama pembangunan Griya Pastoral Centre itu dilaksanakan Senin, 11 Sepetember 2023, atau tepat di hari bersejarah tibanya Misionaris SVD di Denpasar Bali 88 tahun silam yaitu 11 September 1935.
Kedatangan Pater Kersten, SVD, demikian nama Sang Misionaris, menjadi tonggak sejarah dimulainya karya Misi Katolik di Bali, di mana sejak mulai menetap di Bali 12 September 1935, dijadikan sebagai sejarah mulai berdirinya Gereja Katolik Keuskupan Denpasar.
Kembali ke pembangunan Griya Pastoral Centre. Lokasi pembangunan gedung ini adalah di keuskupan lama di jalan Rambutan no. 27 Denpasar.
Peletakan batu pertama ini dilaksanakan dalam upacara Ibadah Sabda yang langsung dipimpin oleh Bapak Uskup Denpasar Mgr. Silvester San.
Hadir dalam upacara ini antara lain Vikjen Keuskupan Denpasar RP. Yosef Wora,SVD, Ketua Panitia Pembangunan yang juga Direktur Pusat Pastoral RD. Herman Yoseph Babey, Pastor Paroki dan Pastor Rekan St. Yoseph Denpasar RP.Yohanes Nyoman Madia,SVD dan RP. Laurensius Ketut Supryanto, SVD; Dekena Bali Timur dan Deken Bali Barat RD. Evensius Dewantoro dan RD. Agustinus Sugiyarto, serta RD. Alfons Kolo, selaku salah seorang Seksi Penggalian Dana.
Hadir pula Klian Adat dan sejumlah tokoh masyarakat setempat, para staf yang bekerja di Keuskupan Denpasar, sejumlah panitia dan kontraktor.
Pada upacara Ibadah Sabda dalam rangka peletakan batu pertama pembangunan gedung tersebut, Bapak Uskup dalam homili singkatnya mengatakan bahwa rumah yang baik itu pertama-tama harus kokoh dan kuat.
“Tidak ada gunanya rumah itu bagus, besar dan bertingkat serta mewah dan indah, jika fundasinya tidak kokoh dan kuat karena akan mudah roboh. Padahal rumah itu menjadi kediaman dan penguhuninya harus merasa aman karena rumah itu kokoh dan kuat,” ungkap Mgr. San
Namun demikian, Yesus melalui Injil yang dibacakan dalam upacara ini mengingatkan para Murid supaya tidak hanya bangunan fisik (jasmani) saja yang kokoh dan kuat tetapi juga bangunan rohani yaitu iman dari orang yang mendiami ruma fisik itu juga harus kuat.
Menurut Bapak Uskup, upacara peletakan batu pertama ini, didahului dengan memohon berkat Tuhan agar pembangunan gedung ini berjalan lancar dan nantinya menjadi gedung yang kuat dan kokoh karena ada campur tangan Tuhan sendiri mulai dari awal pembangunannya.
Peletakan batu pertama, dilaksanakan sendiri oleh Bapak Uskup, kemudian Romo Vikjen, Kelian Adat, Ketua Panitia dan sejumlah imam yang hadir serta salah satu pengawas pembangunan Ir. I Gusti Suarya.
Selesai peletakan batu pertama dilanjutkan pemberkatan ke seluruh area lokasi yang akan didirikan bangunan tersebut oleh Bapak Uskup bersama Vikjen.
Rencananya gedung ini nantinya akan dijadikan pusat seluruh kegiatan pastoral Gereja Katolik Keuskupan Denpasar.
Selain aula untuk pertemuan, gedung ini nantinya akan lengkapi fasilitas lain seperti kamar untuk menginap, basemen untuk area parkiran maupun ruangan fungsional lainnya.
Proses pembangunan diperkirakan selama satu tahun dan diharapkan akhir tahun 2024 gedung tersebut sudah dapat digunakan untuk berbagai aktivitas pastoral.***