Panggilan Cinta Kita ( omong obrol singkat BKSN 2023 )
Oleh: Wastuwiijaya
Pengantar
Satu kali, kami misa di Paroki Santa Maria Immaculata Mataram, saya baru “ngeh” di tembok depan gereja, ada mural tiga dimensi melukiskan nabi Yunus, luar biasa !!!, terbuat begitu rapi dan simbolik. Akan ku tanyakan siapa yang punya ide brilian itu ke Romo Deken terkasih… atau memang beliau yang perintahkan buat pada saat renovasi gedung gereja?
Baiklah sidang pembaca website Keuskupan Denpasar yang budiman, ijinkan saya menuliskan pemikiran saya ini, dengan maklumat awal, terimakasih tim penyusunan BKSN yang telah mengangkat Kitab Yunus sebagai salah satu bahan permenungan di tahun ini.
Nabi Yunus
Gambaran Nabi Yunus benar-benar begitu melekat dalam hatiku, lho.. diminta Tuhan, eh.. lebih tepatnya di perintahkan Tuhan Allah untuk ke Ninive malah putar arah, melarikan diri ke Tarsis sampai pelabuhan Yafo, kita imani bahwa jarak tersebut bukanlah jarak dekat yang di tempuh dengan berjalan kaki. Di sinilah sidang pembaca yang budiman, kita boleh me-refleksikan bahwa kerapkali kadang menolak panggilan Tuhan, ketika menurut penilaian subjektif diri, kehendak Tuhan tersebut tidak sesuai dengan rencana – keinginan pribadi.
Kemudian dari perikop tentang Nabi Yunus, dalam lika liku badai hingga masuk dan keluar setelah 3 hari dalam perut ikan, akhirnya Nabi Yunus berhasil melaksanakan perintah Tuhan Allah, penduduk Ninive bertobat dan selamat, tentu saja semuanya happy ending ?..
Oh ya, saya ikut larut dalam perikop yang begitu menggambarkan sportifnya Nabi Yunus di hadapan nahkoda dan anak buah Kapal. “Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu”, menurutku, sikap seperti ini mulai langka-jarang kita temui..
Juga doa yang terkenal sewaktu nabi Yunus di dalam perut ikan, yakni : “Dalam kesusahanku aku berseru”, saya makin mengimani bahwa Allah yang maharahim selalu menunggu kita untuk bertobat, hanya kerapkali kita enggan untuk melakukannya… lain daripada itu, saya juga meyakini sasaran pesan Tuhan Allah bukan hanya kepada penduduk metropolitan Ninive pada waktu itu, tetapi juga Nabi Yunus sendiri bahwa belaskasihan Allah benar-benar universal…belaskasihan ini akan membawa kita ke untaian mazmur 23 atau Puji Syukur Nomor 646, silahkan para pembaca nan budiman mengecapnya…
Panggilan cinta kita, penutup dan aksi nyata
Pernah..satu waktu, pada saat bincang ketika opa Bartho turne ke lingkungan paling timur di paroki kami, dalam perbincangan usai makan siang, kami obrol-obrol ringan sambil ku sampaikan pertanyaan pada Opa, kira-kira seperti ini “opa, apa benar zaman sekarang ini kita makin tidak peduli terhadap penderitaan sesama?” opa menjawab “Pak Jon, tidak, tidak sama sekali, kepedulian itu tidaklah mati, namun tetap bernyala..kepedulian itu haruslah, satu ikhlas, tak menuntut balasan apapun dari si penerima, sekarang kan ada PSE, ada CU, ada lingkungan yang bermisi.. masih ada Pak Jon, masih ada, ikutlah ambil bagian…jangan takut!,
Hal senada juga diungkapkan Frater Ores Loya (sekarang praktik Diakonat di Pecatu)… “Jangan berhenti pada intern kita katolik saja, kontribusi dalam perbuatan baik terhadap masyarakat majemuk juga perlu ada..terutama yang miskin, menderita dan disingkirkan…”
Editor: Hiro/KomsosKD