Misa Krisma di Katedral; Uskup: Janji Imamat yang Tidak Dilaksanakan Adalah Janji Mati
DENPASAR – Sudah menjadi tradisi di Keuskupan Denpasar dan juga keuskupan di seluruh dunia, sebelum memasuki Kamis Putih dilaksanakan Misa Krisma.
Dua prosesi penting dalam misa ini yakni pembaharuan Janji Imamat dan pemberkatan Minyak Suci yang akan digunakan para imam untuk melayani umat
Misa Krisma di Keuskupan Denpasar kembali dilaksanakan di Gereja Roh Kudus Katedral, Selasa (26/3). Tradisi ini menjadi kesempatan bagi para imam dan umat berimam berkumpul dalam perayaan yang agung itu.
Hampir seluruh imam yang berkarya di Bali, baik Imam Diosesan maupun Imam Kongregasi, hadir dalam perayaan jelang Tri Hari Suci itu. Sedangkan para imam yang berkarya di NTB tidak bisa bergabung karena terpisah oleh jarak.
Perayaan dimulai dengan perarakan yang terdiri dari para imam dan Uskup serta para petugas liturgi. Titik start dari sakristi gereja, lalu melewati basemen dan samping kanan luar gereja, kemudian memasuki gereja menuju altar. Misa berlangsung hikmat dan meriah, diiringi koor dari paduan suara dewasa wanita Pesparani 2023.
Uskup Denpasar Mgr. Silvester San, dalam pengantar misa mengungkapkan bahwa misa krisma, selain pemberkatan minyak-minyak suci, juga menjadi kesempatan bagi para imam untuk membaharui janji imamatnya sebelum melayani misa Paskah (Tri Hari Suci). Tiga janji seorang yang memangku jabatan imam yaitu kemurnian, kemiskinan dan ketaatan.
Menurut Uskup, ketiga janji tersebut harus sungguh dihayati oleh seorang imam sepanjang hidupnya. “Janji yang tidak dilaksanakan atau tidak dihayati adalah janji kosong atau janji mati,” tegasnya.
Mgr. San dalam homilinya mengungkapkan dalam menghayati tiga janji imamat itu, seorang imam harus sungguh setia untuk hidup selibat (kemurnian), bertahan dalam hidup sederhana (kemiskinan) serta taat pada Uskup selaku pimpinan Gereja (ketaatan).
“Kesetiaan pada tugas dan karya pelayanan Gereja juga menjadi ciri khas seorang imam,” katanya.
Mendasari pada bacaan suci dalam perayaan itu, di mana Yesus yang datang ke dunia sebagaimana ramalan Nabi Yesaya, akan membebaskan orang-orang tawanan dan tertindas (miskin) dan memberitakan tahun rahamat Tuhan akan tiba.
“Yesus telah berjuang bersama orang miskin untuk terbebas dari segala bentuk penindasan dan melawan ketidakadilan. Terutama Yesus membebaskan manusia dari belenggu dosa, karena itu Dia rela untuk menderita dan wafat di Salib demi menebus dosa manusia,” kata Uskup.
Oleh sebab itu, lanjut Uskup, sebagai Murid Yesus harus terlibat dalam segala perjuangan mengentaskan kemiskinan baik kemiskinan jasmani maupun kemiskinan spiritual dengan berjuang membasmi segala bentuk dosa.
Khusus kepada para imam, Uskup meminta, sebagai salah satu penghayatan akan hidup miskin, imam harus setia membasmi segala bentuk kemiskinan itu.
Untuk kemiskinan jasmani, para imam hendaknya berjuang bersama umat untuk terus melaksanakan pemberdayaan ekonomi umat melalui pelatihan-pelatihan dan kursus-kursus yang bermanfaat.
“Apa yang sudah kita buat di Keuskupan Denpasar melalui Komisi PSE dengan mengadakan pemberdayaan ekonomi, pelatihan ataupun kursus-kursus adalah upaya untuk membebaskan manusia dari kemiskinan,” imbuh Mgr. San.
Uskup menambahkan, untuk bisa keluar dari kemiskinan, jangan hanya berpasrah pada “NTB” alias ‘nasib tidak baik’ lalu jalan keluarnya adalah “NTT” atau ‘nanti Tuhan tolong’ namun nihil usaha dan perjuangan untuk keluar dari situasi itu.
Selepas homili, dilanjutkan pembaharuan janji imamat. Seluruh imam yang hadir maju dan mengelilingi altar berhadapan dengan Uskup yang memandu mereka dalam membaharui janjinya.
Kemudian upacara dilanjutkan dengan pemberkatan Minyak Suci. Dua imam muda yang baru ditahbiskan Rm. Andri dan Rm. Ores serta Rm. Lius yang ditahbiskan tahun lalu, membawa masing-masing tiga jenis Minyak Suci ke altar yang kemudian diberkati oleh Uskup, didampingi Vikjen RP. Yosef Wora, SVD dan Pjs. Deken Bali Barat RD. Benedicktus Deni Mary.
Tiga minyak itu adalah Minyak Krisma (Sacra Chrisma) yang merupakan obyek dari konsekrasi khusus pada misa ini, serta dua minyak lainnya yaitu Minyak Katekumen (Oleum Chatecumenorum) dan Minyak Orang Sakit (Oleum Infirmorum).
Seusai misa, tuan rumah Paroki Roh Kudus Katedral mengundang Uskup, seluruh imam, frater, biarawati dan seluruh umat yang hadir untuk resepsi bersama di basemen katedral dengan aneka menu yang telah disediakan.
Selamat menyosong Tri Hari Suci untuk seluruh umat Katolik maupun yang merayakannya! ***
