LINTAS PERISTIWA
Trending

MISA INKULTURASI ETNIS JAWA DI PAROKI MBSB NUSA DUA

Nusa Dua, Bali – Suasana Jogja hadir di Paroki Maria Bunda Segala Bangsa (MBSB) Nusa Dua, Bali. Perayaan Ekaristi di paroki ini, Minggu (23/7/2023) terasa istimewa dari biasanya.

Pada hari Minggu ini, komunitas umat Katolik Jawa di Bali mengambil bagian dalam Misa Inkulturasi Etnis Jawa di paroki itu.

Misa tersebut merupakan perpaduan unik antara ajaran agama Katolik dengan kekayaan budaya Jawa yang khas, menjadi momen penting dalam menyatukan umat dalam kebersamaan rohani dan budaya.

Prosesi Misa dimulai dengan perarakan penuh khidmat, diiringi oleh paduan suara yang mengenakan busana adat Jawa.

RD. Yohanes Handriyanto yang biasa disapa Rm. Hans, sebagai konselebran utama dalam Misa yang dimulai pukul 09:30 Wita.

Dengan mendasarkan dari bacaan Injil sesuai Liturgi Katolik pada tanggal 23 Juli, Pastor menyampaikan pesan penting tentang kasih dan perdamaian.

Romo.Hans berkata, “Seperti yang tertulis dalam Injil Lukas, ‘Berbahagialah kamu yang memberi damai sejahtera, sebab kamu akan disebut anak-anak Allah.’ Marilah kita bergandengan tangan dalam kebersamaan dan memupuk cinta kasih untuk menciptakan kedamaian di dunia ini.”

Kehadiran unsur-unsur budaya Jawa sungguh terasa dalam upacara Misa ini. Bahasa Jawa digunakan dalam doa-doa dan beberapa bagian liturgi untuk memperkuat identitas budaya dalam suasana ibadah.

Sanggar Seni Adibudaya pimpinan Bapa Ary Sugeng Kosnandar merupakan sebuah wadah seni yang luar biasa di Bali yang dengan penuh kehangatan mengiringi musik liturgi anggota koor dari Pukatwali ( Paguyuban Katolik Jawa di Bali ). Keunikan dari sanggar ini terletak pada keberagaman anggotanya, yang terdiri dari berbagai etnis dan penganut agama berbeda-beda. Meskipun beragam latar belakang berbeda, mereka bersatu dalam semangat cinta akan seni dan kearifan lokal Jawa, membawa kedamaian dan keharmonisan dalam Misa Inkulturasi Etnis Jawa di Paroki MBSB. Melalui keindahan tarian dan musik, Sanggar Seni Adibudaya mencerminkan pesan inklusivitas dan toleransi, menjadi contoh bagaimana seni dapat menjadi sarana menyatukan perbedaan dan mencerahkan makna spiritual dalam budaya setempat.

Misa Inkulturasi Etnis Jawa di paroki tersebut telah menunjukkan betapa pentingnya menghargai budaya dalam konteks perayaan iman. Sebab perayaan inkulturatif ini berhasil menciptakan kedamaian, kebersamaan, dan kerukunan di tengah keragaman budaya sekaligus memberikan contoh dan inspirasi bagi siapa saja yang ingin melakukan hal yang sama untuk mengadopsi pendekatan inklusif dalam merayakan iman dan kebudayaan.

Penulis : Andy/Komsos MBSB

Editor: Hiro/KomsosKD

Show More

KOMISI KOMUNIKASI SOSIAL

Tim Redaksi *Pelindung Mgr. DR. Silvester San (Uskup Keuskupan Denpasar) *Pemimpin Umum/Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi RD. Herman Yoseph Babey (Ketua Komisi Komsos) *Redaktur: Hironimus Adil- Blasius Naya Manuk- Christin Herman- J Kustati Tukan-

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!