Misa dan Berkat Perutusan Caleg Katolik; Uskup San: Gereja Dukung Perjuangan Anda
DENPASAR – Pemilu 2024 yang akan dilaksanakan 14 Februari 2024, tinggal hitungan hari. Para Calon Legislatif (Caleg) Keuskupan Denpasar, khususnya yang ada di Bali dengan latar belakang beragam Partai Politik (Parpol) dikumpulkan oleh Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) dalam rangka mengikuti misa sekaligus mendapatkan berkat perutusan dari Uskup Denpasar Mgr. Silvester San.
Giat bernuansa spiritual yang diadakan pada Senin (30/1/2024) itu, merupakan salah satu program Komisi Kerawam Keuskupan Denpasar 2024. Komisi ini memang memilki mandat khusus dari Gereja untuk memberikan pendidikan politik umat sekaligus mendorong atau memotivasi para awam Katolik yang berpotensi untuk terlibat dalam politik praktis baik menjadi anggota/pengurus partai maupun menjadi Caleg.
Dalam acara tersebut, selain dihadiri sekitar lebih dari 40 orang Caleg Katolik yang datang dari seluruh Bali, juga para Koordinator Bidang Pendidikan Umat (BPU) dan Pengurus Seksi Kerasulan Awam Paroki/Stasi se-Bali. Hadir juga utusan Ormas Katolik antara lain Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), Perhimpunana Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dan Pemuda Katolik.
Sejumlah imam juga ikut hadir bersama para Caleg dan pengurus dewan parokinya, di antaranya Pastor Paoki Nusa Dua RD. Adianto Paulus Harun, Pastor Stasi Klungkung dan Amlapura RP. Waldus, OCD, Pastor Rekan Paroki Singaraja RD. Yohanes I Made Mahastra Perdana, dan Ketua Komisi Kerasulan Awam Keuskupan Denpasar sekaligus Pastor Paroki Negara RD. Martinus Emanuel Ano.
Misa perutusan dilaksanakan di Kapela Keuskupan Denpasar. Dipimpin oleh Mgr. Silvester San, selaku Selebran Utama, didampingi RD. M. Emanuel Ano dan RP. Waldus, OCD.
Uskup Denpasar Mgr. Silvester San, terinspirasi oleh salah satu bacaan suci pada perayaan itu, dalam homilinya menegaskan bahwa siapapun pasti memiliki kelemahan sehingga jatuh dalam dosa, sebagaimana yang dialami Raja Daud. Tetapi, walau berdosa, Raja Daud adalah seorang yang beriman. Terbukti dia mau bertobat dan memohon pengampunan Tuhan secara sungguh-sungguh.
Lebih lanjut Uskup San, menguraikan bahwa beriman itu artinya bertuhan dan selama bertuhan pasti tidak takut menghadapi tantangan dan kesulitan. “Selama kita bertuhan, kita tidak pernah takut terhadap tantangan dan kesulitan, sebaliknya berani menghadapinya,” ungkapnya.
Di sisi lain, Doktor bidang Kitab Suci itu mengungkapkan bahwa seringkali perjuangan itu tidak mudah, seperti berjuang menjadi calon legislatif apalagi untuk menjadi legislatif. Tetapi, untuk para Caleg Katolik yang berani dalam jalan perjuangan ini, Uskup mengatakan, “Gereja mendukung semua yang berjuang dan terlibat sebagai Caleg, siapapun dia dan apapun partainya.”
Dalam kesempatan tersebut, Uskup San juga memohon berkat Tuhan agar siapapun yang berjuang di dunia politik ini dapat berhasil dan mengabdi untuk kepentingan Bangsa, Negara, masyarakat dan Gereja. “Dengan bantuan rahmat Tuhan, semoga Anda semua berhasil dalam perjuangan di dunia politik,” ungkap Mgr. San, sebagai doanya bagi para Caleg itu, termasuk bagi mereka yang berhalangan hadir.
Usai homili, Uskup yang didampingi dua imam konselebrasi kemudian memberkati seluruh Caleg Katolik itu dan mereciki mereka dengan air suci. Usai misa dilanjutkan dengan foto bersama dan kemudian makan malam.
Selepas makan malam, acara dilanjutkan dengan pencerahan politik dan peneguhan yang disampaikan oleh Ketua Komisi Kerasulan Awam dan Uskup Denpasar di Aula Keuskupan.
RD. Martinus Emanuel Ano, selaku Ketua Komisi Kerasulan Awam Keuskupan Denpasar, dalam kesempatan itu mengatakan bahwa perjumpaan para Caleg Katolik dari berbagai parpol dan Dapil dalam semua level bersama para pengurus dewan paroki terkait dan sejumlah Ormas Katolik merupakan perwujudan Gereja Sinodal yaitu Gereja yang berjalan bersama, yang menjadi Arah Karya Keuskupan Denpasar.
Sebagai bagian dari Bangsa Indonesia, kata Romo Eman, demikian akrab disapa, Gereja tentu merindukan adanya wakil umat yang bisa terpilih menjadi anggota legislatif, baik di Kabupaten/Kota, Provinsi maupun DPR RI maupun jabatan publik lainnya.
Kendati demikian, Romo Eman, menegaskan bahwa Pemilu itu musiman atau sekali dalam lima tahun, tetapi Katolik itu selamanya atau tidak mengenal musim. “Terpilih atau tidak terpilih menjadi anggota legislatif, kita tetap Katolik, oleh karena itu jagalah selalu iman Katolik dan hidupi nilai-nilai Katolik itu di mana pun kita berperan. Jangan lupa juga untuk aktif dalam hidup menggereja mulai dari KBG, Lingkungan, Paroki, dan sebagainya,” harapnya.
Uskup Ajak Jangan Golput
Sementara itu, Uskup Denpasar Mgr. Silvester San,mengatakan apresiasi karena ternyata cukup banyak awam Katolik yang menjadi Caleg untuk Pemilu 2024. Dalam catatan Komisi Kerasulan Awam ada 44 orang yang terdaftar untuk hadir dalam pertemuan ini, tetapi ternyata masih ada lagi yang belum terdaftar dan totalnya bisa mencapai 50-an orang. Ini baru yang ada di B ali. Sementara yang ada di Dekenat NTB ada 10 orang Caleg, sehingga total yang menjadi Caleg dari umat Katolik di Keuskupan Denpasar 60-an orang.
“Komisi Kerawam sudah melakukan pendataan Caleg kita dan saya baru tahu ternyata banyak Caleg Katolik,” ungkap Mgr. San. Uskup berharap agar dari sekian banyak Caleg ini ada yang bisa terpilih. Namun, Uskup San cukup realistis melihat begitu banyaknya Caleg Katolik maupun Caleg lainnya, sehingga suaranya pasti terbagi-bagi.
Lantas bagaimana pilihan umat Katolik? Menurut Uskup, sebagai pimpinan Gereja tentu berharap umat memilih orang-orang yang sudah dikenal dengan baik, dapat memperjuangan aspirasi Gereja dan kepentingan umum lainnya dan dapat berpedoman pada Surat Gembala KWI 2023. “Saya mendukung Anda (Caleg Katolik) semua, tetapi untuk umat Katolik, pilihlah sesuai hati nurani masing-masing,” katanya.
Uskup dalam kesempatan itu, juga mengingatkan seluruh umat Katolik yang telah memiliki hak pilih untuk ikut mencoblos pada tanggal 14 Februari , di mana pada saat yang sama Gereja merayakan Hari Rabu Abu sebagai awal masa pertobatan. Tetapi Gereja sudah mengantisipasi untuk tidak mengganggu jalannya Pemilu sehingga perayaan tetap dilaksanakan namun ditunda ke sore hari mulai pukul 15.00 Wita.
Kepada umat Katolik Keuskupan Denpasar, Uskup San meminta supaya tidak ada yang Golput, sebaliknya diminta menggunakan hak pilih masing-masing dengan baik dan pilihlah sesuai hati nurani.
Dalam kesempatan itu, Uskup San kembali mengungkapkan apresiasi dan dukungannya kepada seluruh Caleg Katolik seraya berharap ada yang sukses sehingga umat Katolik ada yang terlibat secara langsung dalam pengambilan kebijakan untuk pembangunan bangsa.
Usai pencerahan dan peneguhan, moderator Hironimus Adil, memberi kesempatan kepada forum untuk menyampaikan harapan atau masukannya. Sebagian besar mendoakan keberhasilan para Caleg dan berharap ke depannya Caleg harus mampu membangun link dengan pihak mana pun dan menghadirkan karya nyata di tengah masyarakat.
Ada juga yang mengusulkan agar Komisi Kerasulan Awam terus melakukan pendidikan politik kepada seluruh umat, sebab hingga kini masih ada saja umat yang alergi terhadap politik dan menganggap Gereja tidak boleh berpolitik, padahal Gereja tidak melarang umat berpolitik, bahkan keterlibatan Gereja cukup aktif dalam memberikan pendidikan politik dan mendorong awam Katolik untuk terlibat dalam poltik praktis.
Sebab, menurut Romo Eman, yang tidak boleh terlibat dalam politik praktis itu adalah kaum klerus yaitu para imam termasuk Uskup dan para biarawan/biarawati. Sedangkan umat awam tidak ada larangan.
Dalam perjumpaan hari itu, selain mendapatkan siraman rohani sekaligus mendapatkan berkat perutusan, juga peneguhan untuk terus berjuang, para Caleg dari berbagai parpol tersebut dapat saling menyemangati satu sama lain dalam suasana penuh persaudaraan. Para Caleg, Selamat berjuang! ***