MGR. SAN: ARAH PASTORAL GEREJA KATOLIK INDONESIA SELALU RELEVAN DAN AKTUAL DENGAN SITUASI KONGKRET BANGSA
Oleh : Hironimus Adil
Bapak Uskup Denpasar Mgr. Silvester San mengungkapkan bahwa karya pastoral Gereja Katolik Indonesia senantiasa relevan dan aktual dengan situasi kongkrit bangsa Indonesia, maupun yang dihadapi umat Katolik sendiri.
Hal itu diungkapkan Mgr. San, ketika tampil sebagai narasumber dengan materi Arah Pastoral Gereja Katolik Indonesia, dalam Pertemuan Dialog Kerukunan Umat Beragama Katolik Tingkat Nasional hari ketiga, Senin, 11/10/2020, di hotel Aston Denpasar.
Menurut Bapak Uskup, relevansi dan aktualitas karya pastoral Gereja Katolik Indonesia ini tercermin dari tema maupun hasil dari setiap Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) yang dilaksanakan lima tahun sekali, maupun dari Suara Gembala dan Nota Pastoral yang diterbitkan oleh KWI
Dalam segala gerak dan karya pastoral itu, demikian Bapak Uskup, tentu saja tidak pernah terlepas dari misi perutusan Yesus sendiri yaitu untuk pembebasan dan pemberdayaan.
“Dengan demikian, misi utama Gereja Katolik Indonesia tidak terlepas dari misi perutusan Yesus yaitu pembebasan dan pemberdayaan,” kata Bapak Uskup.
Misi utama kehadiran Yesus di dunia, kata Bapak Uskup, adalah membebaskan orang-orang dari penindasan, kemiskinan, penderitaan, dan sebagainya.
Dalam pembebasan itu juga mengandung pemberdayaan seperti pemberdayaan sosial ekonomi, sosial politik dan seterusnya.
“Gereja Katolik Indonesia melakukan pembebebasan dan pemberdayaan sesuai misi perutusan Yesus itu. Maka dibangun karya pastoral yang juga relevan dengan situasi kongkret bangsa maupun situasi kongkret umat kita sendiri,” kata Bapak Uskup.
Kepada peserta yang datang dari hampir semua daerah di Indonesia ini, Bapak Uskup menegaskan, “Umat Katolik sebagai warga bangsa tidak hanya cukup datang berdoa dan bergerak di sekitar gereja, tetapi harus menceburkan diri di tengah masyarakat.”
Dalam konteks itu, kata Bapak Uskup, Gereja Indonesia terus mendoromg umat terutama kaum muda untuk terlibat aktif dalam berbagai bidang sosial kemasyarakatan, termasuk terlibat dalam politik praktis.
Komisi Kerasulan Awam, tambah Mgr. San, memiliki fungsi menggerakan pastoral kerasulan awam agar semakin banyak awam-awam Katolik yang terlibat dalam bidang sosial kemasyarakatan terutama di bidang sosial politik.
“Secara prinsip kaum klerus, biarawan, biarawati tidak bisa terjun dalam politik praktis, maka Gereja mendorong dan mendukung kaum awam untuk masuk dan terlibat dalam politik praktis,” urai Mgr. San.
Secara umum, karya pastoral dalam Gereja dibagi dalam tiga bidang utama yaitu berhubungan dengan pembinaan iman, berhubingan dengan keterlibatan atau aksi kemasyarakatan serta bidang pendidikan umat. Bidang-bidang itu diaktualisasikan dalam komisi-komisi.*Hironimus Adil