TABANAN – Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Agama Katolik St. Paulus Rasul Provinsi Bali, melakukan Rekoleksi dan Kunjungan di Stasi Piling, Paroki Tabanan.
Rekoleksi Guru Mengambil tema ‘Meningkatkan Spiritualitas Guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Tingkat Sekolah Dasar di Era Digitilisasi.’
Guru-guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yang tergabung dalam KKG PAKat Santo Paulus Rasul mengadakan kegiatan itu di Agro Edu Wisata, Mangesta, Penebel, Tabanan (dalam wilayah Stasi Piling), Sabtu, 15 April 2023.
Rekoleksi dihadiri kurang lebih 36 guru Pendidikan Agama Katolik, berasal dari berbagai tempat di Bali khususnya yang mengajar di sekolah negeri, swasta, dan juga guru volenteer dari beberapa paroki.
“Tujuan dari rekoleksi ini adalah mengembalikan spirit para guru Agama Katolik dengan melihat kembali tugas karya di era digital yaitu sebagai garam dan terang dunia”, demikian disampaikan oleh Ketua Panitia Rekoleksi Ibu Rushartatik.
Pembimas Katolik Provinsi Bali, Bapak Robertus Bealarminus Made Suryanta, S.Ag, hadir untuk membuka sekaligu menyampaikan pesan kepada para guru Agama Katolik dan Budi Pekerti tersebut.
Pembima menekankan bahwa tugas sebagai guru hendaknya menjadi guru yang beroma Injil. “Maksudnya adalah mengajar dengan sukacita, demikian pula murid harus belajar dengan sukacita. Semangat Gereja Sinodal yang terwujud dalam persekutuan, partisipasi, dan misi hendaknya juga menjadi semangat para guru dalam memberitakan Injil,” katanya.
Semangat ini, lanjutnya, merupakan spiritualitas para guru dalam menjalankan tugas sehingga dapat mewujudkan tuntutan kurikulum pada saat ini yaitu Kurikulum Merdeka.
“Sekali lagi saya mengajak para guru menghiasi kehidupan dengan aroma Injil (kabar gembira),” imbuhnya.
Semantara itu, salam seorang pemateri, Nyoman Werna, S.Ag. M.Pd., memaparkan tentang pentingnya piramida pembelajaran diperhatikan pada zaman digital sekarang ini.
“Pembelajaran yang menarik dan memberi kesan mendalam pada anak-anak atau peserta didik sangatlah diperlukan pada zaman ini ,” katanya.
Dikatakan, tutor seharusnya memungkinkan siswa lebih mendalami materi pembelajaran dan penerapannya kurang lebih 90 % dari apa yang harus peserta didik kuasai.
Dikatakan Pak Werna, memanfaatkan piramida pembelajaran membantu mencari penyebab atau akar masalah sehingga dilakukan penanganan lebih cepat.
Pastor Paroki Tabanan, RD Damianus Hayong, hadir juga sebagai salah seorang pembimbing rohani yang membawa materi ‘Belajar dari Yesus.’
Romo Dami mengajak peserta untuk belajar dari Yesus. “Menjadi seorang guru belajarlah dari Yesus.” Demikian pesan rohani yang disampaikan oleh Romo Dami dalam pemaparan materinya, seraya mengahrapkan agar para guru juga mengembangkan talenta yang diberikan oleh Tuhan.
“Seorang guru bekerja bukan berdasarkan hidup pribadinya, tetapi bekerja sesuai dengan apa yang dipercayakan kepadanya. Jadi sebagai seorang guru hendaknya mempunyai cinta dan motivasi dalam mendidik, rela berkorban (waktu, pikiran, tenaga, dan perasaan), rendah hati untuk terus belajar, bertekun dan melawan budaya instan, disiplin dan kreatif,” demikian ditegaskan oleh Romo Dami yang saat ini bertugas di paroki Tabanan.
“Tuhan memperhatikan pekerjaan-pekerjaan kita, tidak pula melihat kesukarannya, melainkan hanya melihat CINTA KASIH yang mendorong kita untuk melakukan pekerjaan itu. Kita melakukan pekerjaan itu, lakukanlah hal-hal yang KECIL dengan CINTA yang BESAR”, lanjut Romo Dami mengutip pesan dari Santa Theresia dari Calcutta atau Mother Theresia.
PRINSIP SOSIAL GEREJA
Tempat yang digunakan untuk rekoleksi kali ini adalah Agro Edu Wisata. Sebuah tempat wisata baru yang terletak di desa Magesta ini dikelola oleh KSP Mulia Sejahtera.
Pemandangan hutan dengan tanaman yang beragam dan air terjun juga menghiasi tempat ini. Juga ada sungai dengan bebatuan besar kecil menambah indah suasana. Sedang disiapkan pula camping ground.
Disamping menggunakan sistem bagi hasil, KSP Mulia Sejahtera juga memberikan pendamping kepada para petani. Prinsip sosial gereja dikembangkan untuk memihak kepada yang lemah.
Pendampingan yang diberikan berupa penyuluhan kepada petani, menyediakan bibit unggul, serta membantu mereka menangani pemberantasan hama dan penanganan hasil sebelum dan paska panen.
Semua itu adalah langkah-langkah yang diambil untuk memberdayakan umat khususnya para petani yang tergabung menjadi anggota KSP Mulia Sejahtera.
Koperasi yang awalnya beranggota warga gereja, terus berkembang dengan anggotanya pada saat ini telah mencapai .9000 anggota. Bukan tanpa hambatan. Peristiwa pandemi juga telah menghantam koperasi-koperasi yang ada termasuk KSP Mulia Sejahtera, namun karena kegigihan, ketekunan, dan kerja keras masa-masa sulit telah dapat dilewati.
Pemberdayaan anggota dengan mengadakan pendamping serta memberikan peluang untuk berusaha, dan juga memasarkan hasil usaha para anggota merupakan langkah-langkah yang ditempuh oleh KSP Mulia Sejahtera.
Penyosohan beras yang dimiliki di lingkungan Piling telah juga menjadikan koperasi ini terus berkembang dan mengalami kemajuan pesat. KSP Mulia Sejahtera terus berinovasi mencari trobosan untuk tetap berpihak pada kaum lemah.***
Penulis : I Wayan Edi Yudiyana
Editor: Hiro/KomsosKD