Minggu, 9 April 2023 yang lalu adalah Hari Raya Paskah. Hari bagi umat Katolik bersuka cita atas kebangkitan Tuhan Yesus Kristus dari alam maut.
Di Paroki Santo Yoseph Denpasar, Hari Raya Paskah dirayakan tiga kali, yakni pada pukul 06.30 dan 09.00 di Gereja Yesus Gembala Yang Baik serta 18.00 di Gereja Santo Yoseph.
Paduan Suara WKRI DPC Santo Yoseph melayani Misa Pertama dan Paduan Suara plus Kolintang dari Sekami Santo Yoseph melayani Misa Kedua. Sedangkan OMK Paroki didapuk melayani Misa Hari Raya Paskah di Gereja Santo Yoseph.
Pada Misa Kedua, P. Laurensius I Ketut Supriyanto, SVD, Pastor Rekan Paroki Santo Yoseph Denpasar didaulat untuk menyampaikan homili. P. Ketut, demikian akrab disapa, mengawali homilinya dengan seloroh, “kita semua lelah (dengan padatnya perayaan Pekan Suci, red), tetapi kita bahagia.”
Selanjutnya, karena misa kedua dikhususkan untuk perayaan Paskah bersama anak-anak separoki, P. Ketut membawakan homili dengan tema yang sangat dekat dengan anak-anak. Homilinya berlandaskan sebuah pertanyaan sederhana, “Mengapa Ada Telur Paskah?”
“Itu adalah simbol, terutama cangkangnya. Cangkang atau telur adalah simbol dari makam, makam Yesus, yang kemudian pecah dan melahirkan hidup baru. Menariknya, jika telur matang yang dipecahkan, yang keluar bukanlah hidup baru, tetapi makanan baru,” ungkap pastor kelahiran Palasari ini.
Pada hari yang berbahagia ini pula, P. Ketut mengajak umat untuk membaharui janji baptis dengan alasan, “melalui pembaptisan, kita dilahirkan menjadi manusia baru, agar kita pada akhirnya dapat memiliki hidup yang mulia, badan yang mulia, sebagaimana Kristus yang telah bangkit.”
Misa Kedua memang menunjukkan suasana yang berbeda. Anak-anak tidak hanya melayani dalam kelompok paduan suara, tetapi juga permainan kolintang, pembawa persembahan dengan pakaian daerah, serta pembawa tarian persembahan.
Setelah Misa Kedua, anak-anak diarahkan ke basement gereja untuk mengikuti perayaan Paskah bersama. Anak-anak pada awalnya dikumpulkan untuk mengikuti animasi bersama dan pengarahan oleh kakak-kakak pembina. Selanjutnya, semua anak dikelompokkan sesuai usianya untuk mengikuti lomba dengan tema utama, Telur Paskah.
Berbagai lomba Telur Paskah mendapat antusiasme yang tinggi dari anak-anak, mulai dari mengupas telur, membawa telur dengan sendok, hingga mewarnai telur. Setelah berbagai perlombaan tersebut, para pemenang langsung mendapatkan hadiah dari kakak pembina.
Tidak sampai di situ, semua anak yang mengikuti perayaan Paskah bersama ini membawa pulang bingkisan menarik sebagai lambang suka cita perayaan Paskah anak-anak ini.
Pada sore harinya, Misa Hari Raya Paskah dilayani oleh Orang Muda Katolik (OMK) Paroki. Mereka kompak menggunakan baju putih dan melayani sebagai paduan suara dan petugas tata tertib dengan baik.
Setelah Misa selesai, OMK mengabadikan momen pelayanan mereka dengan membuat video pendek TikTok bersama P. Ketut yang memimpin Misa tersebut. Walhasil, video pendek ini mendapat tanggapan positif dari berbagai kalangan, khususnya sesama orang muda di jagat dunia maya. ***
Foto: Adrian/Bedjo/Chelsy/PanPasPSYD
Editor: Hiro/KomsosKD