HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS, A, 11 Juni 2023
Ul. 8:2-3.14b-16a; 1Kor. 10:16-17; Yoh. 6:51-59
Pesta Tubuh dan Darah Kristus merupakan saat untuk merenungkan besarnya kasih Tuhan Yesus, yang menyerahkan diriNya, tubuh dan darahNya, untuk menyelamatkan kita. Tetapi sekaligus merupakan peringatan bagi kita, bagaimana kita membalas kasih Yesus itu. Kisah Yoh. 6, merupakan antiklimaks dalam karya Yesus. Ia yang mula-mula sukses dengan mengadakan mukjijad perbanyakan roti untuk 5000 orang, akhirnya ditolak dan ditinggalkan bangsa Yahudi, bahkan juga oleh mereka yang semula mengikuti Dia. Yesus menawarkan roti dan hidup yang lebih dari sekedar kenyang dan bebas dari penjajahan Roma. Yesus menawarkan keselamatan dengan menyerahkan daging dan darahNya; pribadi dan kehidupanNya. Yesus menawarkan keselamatan melalui kedekatan dengan pribadinya yang menebus dosa manusia. Tetapi manusia lebih mencari yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan nafsunya. Sehingga dalam Pesta Tubuh dan Darah Kristus, belangsung lah ketegangan antara keinginan dunia dan keselamatan surga; antara nafsu dan kebahagiaan; antara kenikmatan dan pesahabatan.
Ketegangan ini tidak hanya terjadi diantara bangsa Yahudi yang hidup semasa Yesus, juga masih berlangsung sampai sekarang diantara kita. Kita sering lebih sibuk dengan urusan dan kepentingan kita saat ini daripada keselamatan kita dalam dan bersama Kristus. Tetapi Tuhan Yesus masih tetap menawarkan keselamatanNya, melalui pemberian Tubuh dan DarahNya dalam Ekaristi. Bagaimana tanggapan kita?
Pada suatu sore, seorang anak menghampiri ibunya di dapur dan menyerahkan selembar kertas yang selesai ditulisinya. Setelah ibunya mengeringkan tangannya dengan celemek, ia membacanya dan inilah tulisan si anak:
Ma.., berikut ini utang mama kepada saya selama ini:
– Untuk memotong rumput Rp 5000.
– Untuk membersihkan kamar minggu ini Rp 10.000
– Untuk pergi ke toko menggantikan mama Rp 25.000
– Untuk menjaga adik waktu mama belanja Rp 25.000
– Untuk membuang sampah Rp 10,000
– Untuk rapor yang bagus Rp 50.000
– Untuk membersihkan dan menyapu halaman Rp 30.000
Jumlah utang Rp 155.000
Si ibu memandang anaknya yang berdiri di situ dengan penuh harap, Lalu ia mengambil bolpen, membalikkan kertasnya, dan inilah yang dituliskannya :
– Untuk sembilan bulan ketika mama mengandung kamu
selama kamu tumbuh dalam perut mama, GRATIS.
– Untuk semua malam ketika mama menemani kamu, mengobati kamu, dan mendoakan kamu, GRATIS.
– Untuk semua saat susah, dan semua air mata yang kamu sebabkan selama ini, GRATIS.
– Untuk semua malam yang dipenuhi rasa takut dan untuk rasa cemas di waktu yang akan datang, GRATIS.
– Untuk mainan, makanan, baju, dan juga menyeka hidungmu, GRATIS,
Anakku. Dan kalau kamu menjumlahkan semuanya, harga cinta sejati mama adalah GRATIS.
Ketika anak itu selesai membaca apa yang ditulis ibunya, air matanya berlinang, dan ia merobek kertas tagihannya; ia menatap wajah ibunya dan berkata: Ma, aku sayang sekali pada Mama’. * Saya rasa sesudah itu, anak itu menjadi anak baik, bukan karena mengharapkan upah dari mamanya, tetapi karena dia telah mengalami limpahan cinta dari mamanya.
Pesta Tubuh dan Darah Kristus adalah pernyataan konkrit Allah mengasihi manusia dan menerima manusia tanpa syarat untuk diselamatkan. Kalau ada syarat, hanya bahwa manusia perlu mau diselamatkan. Setiap kali kita menerima hosti dalam komuni, kepada kita ditegaskan kembali, tawaran cinta Allah yang menyelamatkan melalui kurban Yesus Kristus.
– Untuk semua penderitaan dan sengsaraKu, gratis.
– Untuk kematianKu di kayu salib, gratis.
– Untuk Kebangkitanku demi kehidupanmu, gratis.
– Untuk Roh Kudus yang Kucurahkan, gratis.
– Untuk pengampunan semua dosa, kelalaian dan ketidak perdulianmu, gratis.
– Untuk semua berkat yang kau terima sepanjang hidupmu, gratis.
– Untuk Ekaristi dan Komuni yang kau terima hari ini, gratis.
Jawaban kita bisa seperti orang-orang Yahudi, tidak perduli dengan tawaran Tuhan, tetap mengejar keinginan dan kebutuhan kita sendiri. Atau kita bisa berubah seperti anak itu; mengalami cinta Tuhan dan membalas cintaNya dalam hidup kita sehari-hari. Amin