Menyambut HUT Paroki Santo Yoseph Denpasar, Bidang Aksi Kemasyarakatan (BAK) bersama dengan Subseksi Unit Kesehatan Umat (UKU) menyelenggarakan Seminar Kesehatan dengan tema “Mengenal dan Mengatasi Penyakit Kencing Manis”.
Seminar dilaksanakan Sabtu, 3 September 2022, di Aula Wisma Santo Yoseph, Jl. Saridana, Ubung Kaja, Denpasar. Acara ini dipandu oleh Jessica sebagai MC.
Kegiatan ini diawali dengan cek gula darah gratis dan santap kudapan atau snack sehat pada pukul 08.00 WITA. Setelah itu, P. Yan Madia, SVD, Pastor Paroki membawakan doa pembuka, dilanjutkan menyampaikan sapaan kasih. Romo Yan, dalam sapaan itu sekilas berbagi cerita mengenai pengalamannya yang juga menderita kencing manis atau sering dikenal juga sebagai penyakit diabetes.
“Diabet itu merupakan salah satu pembunuh manusia dewasa ini yang paling dahsyat,” ucap Romo Yan., yang kemudian membuka secara resmi seminar dengan menjentikkan jari sebanyak tiga kali.
Acara selanjutnya adalah penyampaian sambutan sekaligus ucapan selamat datang oleh Bapak Wahyu Tri Wibowo selaku Ketua Bidang Aksi Kemasyarakatan.
Sesi utama Seminar dipandu oleh moderator, yaitu dr. Mauritius Septa Kristiawan. Sementara pembicara tunggal seminar ini adalah dr. Agust Harimawan MPH., SpGK (K). Sebagai informasi, dr. Agust saat ini adalah Ketua Seksi Kitab Suci Paroki Santo Yoseph Denpasar.
Pemaparan materi oleh dr. Agust diawali dengan pengenalan tentang kasus kencing manis di dunia termasuk Indonesia dan pengertian dari penyakit kencing manis.
“Di Bali, perkembangan penyakit kencing manis dari tahun ke tahun meningkat terus dan tidak pernah menurun, begitu pun di Indonesia,” ucapnya.
Setelah itu, dr. Agust menjelaskan gejala dan faktor risiko masing-masing orang. Untuk itu setiap orang yang hadir diundang untuk melakukan pencegahan sehingga tidak terjadi komplikasi di kemudian hari.
“Kencing manis itu neneknya, biang keladinya atau cikal bakal dari penyakit-penyakit yang lain,” tegas dokter kelahiran Tuka ini.
Lebih lanjut, dr. Agust menyebut bahwa komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit ini berupa penyakit stroke, jantung, kerusakan ginjal, impoten, glukoma, hingga kebutaan dan lain-lain.
Menurut dr. Agust, pencegahan dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat dan metode 4K, yaitu Komitmen, Konsisten, Konsultasi dan Kontrol. Salah satunya adalah menjaga berat badan agar tidak terjadi obesitas, sebab biasanya obesitas memiliki kaitan dengan penyakit kencing manis.
Adapun bentuk pencegahan lainnya adalah dengan menerapkan empat pilar gizi seimbang dan pola makan 3J, yaitu Jam Makan, Jenis Makanan dan Jumlah Makanan. Selanjutnya, setiap orang juga dapat menerapkan metode “isi piringku” yang sudah banyak tersedia di internet.
“Caranya gampang saja, separuh piring kita isi dengan sayur,” lanjutnya.
Lalu, jika terkena penyakit kencing manis, bagaimana langkah penanganannya? dr. Agust menjelaskan beberapa langkahnya, yaitu Edukasi, Gizi Medis, Aktivitas fisik, dan Farmakologi.
Sesi pemaparan materi ditutup dengan kesimpulan mengenai materi yang sudah diberikan. Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi yang berhadiahkan bingkisan dari sponsor untuk peserta yang bertanya dan juga menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pembicara. Suasana acara pun menjadi hidup.
Seminar ini dihadiri oleh 110 orang yang didominasi oleh umat berusia lanjut, suster, dan beberapa orang muda. Seminar kesehatan ini ditutup dengan acara doa dan foto bersama tepat pukul 11.00 WITA.***
Penulis: Desi/Joshua/KomsosPSYD
Editor: Hiro/KomsosKD