
XXIV
Dayu merasa lega.Misteri keberadaan Agas selama sepuluh tahun kini terkuak.Kepastian Agas dipenjarakan menghapus semua rasa gelisahnya. Dayu dapat bernapas lega. Yang akan Dayu lakukan adalah menanamkan pengertian pada Maria agar ia menerima ayahnya dengan segala kelemahannya.
Keduanya merebahkan diri di sofa sambil mendengarkan lagu-lagu rohani. Maria tampak sangat ceria.Wajahnya cerah. Ia begitu cantik.
“ Sayang, engkau sudah tahu ayahmu dipenjarakan. Bagaimana perasaanmu sekarang?”
“ Ayah tetap ayahku. Bahkan ketika ayah dipenjarakan karena suatu kejahatan.Perbuatan ayah yang mengakibatkannya masuk penjara tak sedikitpun mengurangi rasa hormatku padanya.”
Mereka berpelukan. Dayu bangga karena Maria tumbuh tanpa dendam dan amarah pada ayahnya.Ia tahu ayahnya dipenjarakan tetapi tak sedikitpun mengurangi cintanya. Maria melafal ayat Injil.
“ Matius 15:4 mengatakan; Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi:Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati.”
“ Ayat Injil itu menginspirasimu tidak membenci ayah?”
“ Banyak ayat kitab suci yang menginspirasi.Ulangan 5:16 mengatakan; Hormatilah ayahmu dan ibumu,seperti yang diperintahkan kepadamu oleh Tuhan,Allahmu,supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan Tuhan,Allahmu, kepadamu.Keluaran 20:12 mengatakan;Hormatilah ayahmu dan ibumu,supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu.”
Di mata Dayu Maria sangat dewasa.Bukan saja dewasa secara fisik tetapi juga secara rohani.Maria tampak sangat dewasa secara spiritual.Ia sangat menghayati imannya. Dayu bahkan membayangkan betapa beruntungnya laki-laki yang bakal mendampingi Maria sebagai suami. Entah siapa laki-laki itu. Hanya Maria yang tahu.
“ Sayang, engkau sudah punya pacar?” Tanya Dayu pada Maria.
“ Belum ada niat.”
“ Selama kuliah di Yogyakarta engkau tidak pacaran sayang?”
“ Belum punya pacar mama.Dan mungkin tidak.”
“ Mengapa jawabannya mungkin tidak sayang?”
“ Karena Maria punya pilihan hidup sendiri. Jauh melampaui cinta kepada seorang pria di dunia.Aku mencintai yang cintanya tanpa batas.”
“ Maksudmu sayang?”
“ Mama pingin tahu? Tapi jangan kecewa ya mama.”
Di pikiran Dayu tergores pertanyaan. Mungkinkah Maria memilih jalan lain yang jauh lebih berharga dari sekedar cinta kepada seorang laki-laki? Dayu yakin pertanyaannya itu akan terjawab. Cepat atau lambat pasti terjawab.
“ Kalau mama mengijinkan Maria ingin hidup membiara.Mama tak berkeberatan?”
“ Hidup membiara?” Tanya Dayu.
“ Iya mama.Hidup membiara itu hidup bhakti.Tidak untuk satu orang tetapi untuk banyak orang.”
Dayu teringat ayat Alkitab yang ia baca.Injil Yohanes 15:6;Bukan kamu yang memilih Aku tetapi Akulah yang memilih kamu.Dan Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku,diberikan-Nya kepadamu.
“ Lakukanlah sesuai kehendakmu sayang.Jadilah seperti bunda Maria yang berkata, jadilah padaku seturut perkataanmu.”
“ Mama merestui niatku?”
“ Kalau pilihanmu adalah hidup membiara pasti mama merestui.”
Maria mendekati ibunya.Merangkul Dayu.Memeluk Dayu dengan erat. Kemudian ia mengecup kening ibunya.Dayu tahu panggilan hidup suci itu berasal dari Tuhan sendiri. Jadi bila Maria tersentuh hati untuk hidup bhakti sebagai biarawati itu berarti sentuhan Tuhan.Keinginan Maria untuk hidup membiara membawa sukacita bagi Dayu.Juga sekaligus kesepian.Sebab setelah lima tahun berpisah selama studinya di Yogyakarta kini harus berpisah lagi.Bahkan untuk jangka waktu panjang.Jangka waktu sepanjang Maria setia menjalankan panggilan hidupnya.
“ Engkau serius sayang?” Dayu menatap wajah putrinya itu.
“ Serius mama.”
Dayu kembali memandang wajah Maria.Anak gadisnya itu terlalu cantik.Mungkin terlalu cantik untuk dipersembahkan bagi Tuhan.Maria lebih pantas dimiliki oleh seorang laki-laki tampan seperti ayahnya.
Tetapi Dayu sadar justru yang terbaiklah yang dipersembahkan bagi Tuhan. Keluaran 35:5 mengatakan;Ambillah bagi Tuhan persembahan khusus dari barang kepunyaanmu;setiap orang yang terdorong hatinya harus membawanya sebagai persembahan khusus kepada Tuhan: emas, perak, tembaga.
Maria bagaikan emas, perak dan tembaga bagi dirinya.Tetapi Dayu sadar ia hanya menerima titipan dari Sang Pencipta.Bila Tuhan membutuhkan Dayu harus rela menyerahkan kembali kepada yang memberinya.Dayu rela mempersembahkan Maria di atas mezbah dan tak mengingat lagi Tuhan merebut kepunyaannya secara paksa.
Sebagai orang tua katolik Dayu sungguh memahami pilihan hidup Maria. Injil Yohanes 15:16-17 menulis; Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain. ***bersambung