CERBUNG ROHANI

LAYANG-LAYANG DI KAKI SALIB

EPISODE DUA PULUH DUA

XXII

Rumah di Penatih Dangin Puri menjadi ramai dengan kehadiran Maria.Canda tawa menghiasi hari-hari.Alat musik piano yang nyaris tak disentuh sejak kepergian Maria ke Yogyakarta kini berdentang kembali.

Maria begitu menikmati hari-harinya. Bermain piano dan mendendangkan lagu-lagu rohani. Lagu yang sangat ia sukai adalah Maria Penolong Abadi. Maria sangat sering menyanyikan lagu tersebut sambil bermain piano.

Lagu gubahan almarhum Frater Albert Thius, SVD ini menjadi lagu favoritnya. Sejak sekolah dasar Maria sudah terlihat bakat bermain alat musik piano.Ia juga berbakat menyanyi. Bermain piano dibimbing oleh ayahnya.Agas memang sangat piawai bermain beberapa alat musik.Selain piano Agas piawai bermain alat musik gitar dan biola.Agas juga yang membimbing Maria dalam mengolah vokalnya.Beberapa lomba popsinger diikuti Maria.Ia menyabet banyak juara.

Bakat musik yang dimiliki Maria menjadikannya pribadi yang memiliki banyak teman. Bukan saja dari kalangan sesama katolik tetapi lintas iman.Ketika masih di SMA rumah di Penatih Dangin Puri selalu ramai dengan kehadiran teman-temannya yang mau belajar musik terutama piano dan biola.Maria sangat piawai pada dua alat musik ini.

Dayu ingin Maria tumbuh menjadi pribaddi yang toleran seperti diamanatkan dalam 1Yohanes 4:7-8; Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.

Dayu berharap Maria bertumbuh seperti nasihat kitab suci Yakobus 2:8-9; Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci:”Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”,kamu berbuat baik.Tetapi, jikalau kamu memandang muka,kamu berbuat dosa,dan oleh hukum itu menjadi nyata,bahwa kamu melakukan pelanggaran.

Dayu sadar Tuhan sendiri yang menghendaki agar semua orang saling mengasihi.Injil Yohanes 15 :12 mengatakan;Inilah perintah-Ku,yaitu supaya kamu saling mengasihi,seperti Aku telah mengasihi kamu.

Mereka duduk di teras yang biasa mereka duduk bersama saat Maria belum ke Yogyakarta.Maria memainkan biola.Lagu yang ia mainkan adalah lagu Ayah gubahan Rinto Harahap.Maria tampak begitu menghayati lagu tersebut. Ketika ia menyelesaikan lagu tersebut Dayu bertanya padanya.
“ Engkau rindu ayah?”
“Sangat rindu.Aku ingin ayah ada di sini.Memelukku dan membisik kata-kata, sayang profisiat untuk sukses studimu.Sekarang cuma kerinduan.Ayah tidak ada di sini.”
“ Ayahmu pasti akan kembali.Akan kembali ada di rumah ini.”
“ Mungkin cuma rindu.Entah kapan ayah kembali.”
“ Doakan agar ayah kembali.”
“Pasti mama.Maria tak pernah berhenti berdoa.Maria ingin ayah kembali ke pelukan mama. Dan aku dapat memeluknya lalu berbisik, ayah aku mencintaimu.Aku rindu.”

Maria menjatuhkan kepalanya di pundak Dayu.Dayu pun mengelus rambut Maria.Ada tetes air mata mengalir dari sudut matanya.Maria meraih biola. Ia mainkan lagu rohani Tuhanlah Gembalaku.Maria seolah ingin membenamkan kerinduan pada ayahnya.Ia coba menutup diri agar tidak terlihat sebagai anak perempuan cengeng.

Dayu teringat ayat Injil Lukas 15:20.Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya.Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya,lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.

Ia merindukan hal yang sebaliknya. Ketika Agas masih jauh Maria dan Dayu telah melihatnya lalu tergeraklah hati oleh belas kasihan.Agas berlari mendapatkan Maria dan Dayu lalu mereka merangkulnya dan menciumnya.

Dayu dan Maria merindukan pertemuan kembali dengan Agas bukan hanya mimpi tetapi akan menjadi sebuah kenyataan.Dayu yakin Maria tak sedikitpun marah pada ayahnya. Bahkan Dayu tahu Maria selalu mendoakan ayahnya cepat pulang.
“ Sayang, engkau tak marah pada ayah?”
“ Tak terbersit sedikitpun untuk membenci ayah.”
“ Mengapa kau tak membenci ayahmu? Bukankah dia telah meninggalkanmu sejak usia duabelas tahun?”
“Aku terinspirasi oleh ayat-ayat yang kutemukan dalam kitab suci. Ayat-ayat yang mengharuskan aku untuk memaafkan. Bukan hanya pada ayah.Tetapi kepada siapa saja.”
“ Mama bangga padamu.”
Maria lalu menatap Dayu dengan saksama. Dayu tahu cara berpikir Maria adalah cara berpikir yang diilhami oleh firman. Itu membuktikan bahwa Maria bersahabat dengan firman setiap hari hidupnya.
“Amsal 10:12;mengatakan;Kebencian membangkitkan konflik, tetapi cinta meliputi semua kesalahan.1Yohanes 2:9; juga mengatakan; Barangsiapa berkata,bahwa ia berada di dalam terang,tetapi ia membenci saudaranya,ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang.”
“ Engkau yakin semua itu sayang?” Tanya Dayu.
“ Mama,setiap kebencian yang menyala-nyala di hati membakar cinta menjadi debu.Tetapi setiap cinta yang terus membara di dalam hati akan menumbuhkan belas kasih yang saling membebaskan.”

Maria memeluk Dayu.Membenam kepalanya di dada. Hal seperti itu membuat Dayu mengenang saat Maria masih di usia remaja. Saat-saat yang sangat indah.
“ Mama bangga padamu.”
“ Maria juga bangga pada mama. Ketangguhan mama tanpa kehadiran ayah adalah inspirasi bagi hidupku.Mama luar biasa. Iman mama sangat tangguh.Mama dapat mengalahkan semua kekuatan duniawi untuk mempertahankan apa yang mama yakin jauh lebih luhur.”

Maria kembali memeluk Dayu.Pelukan yang begitu erat. Pelukan antara seorang anak dan ibu yang melahirkan dan membesarkannya dengan cinta dan kasih sayang. Pelukan yang menyiratkan betapa kuat ikatan batin antara ibu yang melahirkan dan anak yang dilahirkan.

Maria kagum pada ibunya. Kagum pada perempuan bernama Dayu. Maria mengagumi perempuan yang telah melahirkannya. Maria tahu ibunya memiliki jiwa besar. Gadis cantik itu yakin ibunya itu mencintai dirinya sejak dalam kandungan, hingga ia tumbuh sampai saat sekarang ini.Maria tahu ibunya akan terus mencintainya sampai akhir hayat menjemput. Ibunya adalah orang yang akan terus di sisinya. Kasih sayangnya tak pernah lekang oleh waktu.Cintanya akan terus mengalir untuk dirinya tanpa mengharapkan imbalan.Maria tahu ibunya meluangkan waktu bersamanya dan mengajarinya Injil.

Maria tahu ibunya selalu meluagkan waktu untuk bermain bersamanya agar dapat menyingkapkan dunia di sekitarnya. Ibunya selalu berusaha menjadikan rumah sebagai sebuah tempat yang menyenangkan. Karena itu ia menaruh hormat pada ibunya. Matius 15:4 menasihati; Sebab Allah berfirman:Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati.***Bersambung

Show More

Agust G. Thuru

Lahir di Maghilewa Inerie Ngada Flores, NTT. Alumni STKIP Widya Yuwwana Madiun. Pimred Tabloid Mentik. Alamat: Jl. Hayam Wuruk Gg 181 No 4 Denpasar, HP/WA: 081337769252 - email: agusthuru@gmail.com.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!
Close
Close