CERBUNG ROHANI

LAYANG-LAYANG DI KAKI SALIB

EPISODE SEMBILAN BELAS

XIX

Dayu belanja di sebuah mall di pusat kota Denpasar.Seorang laki-laki menyapanya.Laki-laki itu menatap Dayu.Jantung Dayu berdegub.

Ia sangat mengenal laki-laki itu. Ia pernah menjadi bagian dalam pengalaman hidup. Terutama di masa remaja.
“ Dayu, apa kabar?”
“ Mas Okan, apa kabar juga?”
“ Aku baik-baik.Seperti yang kau lihat.”

Dayu seolah terbang ke masa-masa SMA dan masa-masa kuliah di Yogyakarta dulu.Tiga tahun di SMA mereka menjalin persahabatan.Ketika sama-sama kuliah di Yogyakarta mereka berpacaran.Tetapi setelah menyelesaikan studi mas Okan pergi entah ke mana.Tanpa ada kabar berita.Mas Okan seperti hilang ditelan bumi.Itulah sebabnya ketika Agas hadir dalam hidupnya Dayu segera melupakan Okan.

Okan mengajak Dayu ke sebuah kantin di mall itu. Mereka duduk berhadap-hadapan.
“ Engkau sudah menikah Dayu?”
“ Sudah mas Okan.Aku punya seorang putri cantik.”
“Aku sudah tahu.Dua tahun setelah engkau menikah aku pulang dari Amerika.Aku sedih mendengar dari seorang teman engkau sudah menikah.”
“ Maafkan aku mas Okan.”
“ Engkau tidak salah Dayu. Kudengar dari mas Aldo perkawinanmu bubar. Suamimu pergi.”
“ Maaf mas Okan, perkawinanku tidak bubar meski mas Agas suamiku pergi. Dia ke Australia dan tanpa kabar sampai saat ini.”
“ Suami pergi sama dengan bubar.”
“Tidak mas.Perkawinan katolik itu selamanya.Hanya maut yang memisahkan.Hanya kematian yang membuat kami berpisah.”

Okan menatap Dayu.Tatapan mata itu masih seperti dulu.Tatapan yang menyejukkan. Okan memang tampan.Senyumnya pernah membuat Dayu tergila-gila.Tapi itu di masa SMA dulu.
“ Lupakan Agas.Mari kita rajut kembali cinta kita yang dulu.Engkau gagal dalam perkawinan dan akupun gagal dalam perkawinan.Mari kita bangun kembali menara yang runtuh.Kita jelmakan menjadi pasangan yang menikmati hidup secara sempurna.”
“ Perkawinanku tidak gagal.Aku dan mas Agas hanya hidup terpisah.Aku yakin suatu saat mas Agas akan kembali ke pelukanku.”
“ Menunggu sampai kapan? Dayu,saat ini aku ada di hadapanmu.Memandang wajahmu. Dan engkau perlu tahu bahwa aku masih mencintaimu.”

Dayu terdiam.Cinta lama seolah bersemi kembali. Dayu berpikir bukan hal rumit untuk meninggalkan iman yang selama ini ia pegang teguh dan menikah dengan Okan. Dayu berpesan pada Okan ia akan menghubunginya satu atau dua hari untuk memberikan jawaban.Okan tampak sangat bahagia.Mereka berpisah untuk selanjutnya Dayu kembali ke rumah di Penatih Dangin Puri.

Seperti biasa menjelang senja Dayu kembali duduk di teras rumah lantai dua. Dayu memandang laut biru di pantai Sanur. Dayu tampak gelisah.Entah mengapa Dayu seolah dihadapkan dengan dua pilihan yang membingungkan.Bagaimanapun Okan pernah mengisi masa remajanya.Cinta pertama di masa remaja itu membekas.Bahkan menjadi sebuah kenangan yang sulit untuk dihapus.

Tante Ririn menangkap raut wajah gelisah Dayu. Ia menghampiri Dayu.Tante Ririn mengambil tempat duduk di samping Dayu. Dayu menjatuhkan kepala ke pangkuan tante Ririn.
“ Ada apa Dayu?”
“ Aku bingung tante.”
“ Bingung apa lagi?”
“ Tadi aku bertemu mas Okan.Dua tahun lalu istrinya meninggal dunia karena kanker payudara.Ia mengajakku menikah.Aku bingung.”

Tante Ririn mengelus rambut Dayu.Terasa seperti belaian ibu yang sudah lama tak pernah dirasakan.Dayu tahu tante Ririn sangat menyayanginya.
“Dayu, pandanglah ke langit di atas pantai Sanur itu. Kau lihat layang-layang itu?” Tanya tante Ririn.
“ Ya,aku melihatnya.”
“ Itulah kau dan hidupmu.Kau seperti layang-layang itu.Diombang-ambing,diterpa angin ke sana kemari dan baru berhenti kalau yang memegang benang menariknya kembali.Jadi kau akan tenang kalau engkau mengambil keputusan yang pasti.”

Tante Ririn melangkah pergi ke dapur.Dayu menerawang menatap layang-layang di langit biru yang diterpa angin kesana kemari. Lalu ia menatap tante Ririn. Tiba-tiba handponnya berdering.Dayu mengangkat dan menatap nama di layar handponnya. Dayu tersenyum. Terdengar suara ceria.
“ Mama, ini aku,Maria.”
“ Apa khabar sayang.”
“Aku baik mama.Kuliahku tuntas. Lulus cumlaude. Wisuda masih tiga bulan lagi.”
“ Pulang ke Denpasar sayang?”
“ Iya dong mama.Aku kangen mama.Besok dengan pesawat Garuda.Mama jemput aku ya. Jangan lupa ya mama.”
“ Pasti mama jemput sayang.”
“ Oke mama. Sampai jumpa esok.”

Maria mematikan handponnya.Tak terasa Maria telah melewati tahun-tahun kuliahnya di sebuah perguruan negeri ternama di Yogyakarta. Menyelesaikan kuliah tepat waktu. Dayu merasa waktu begitu cepat mengalir.Lima tahun lalu Maria menyelesaikan SMA dan kini menyelesaikan perguruan tinggi.Dua jenjang pendidikan tanpa disaksikan Agas.Tanpa dampingan ayahnya.

Dayu menerawang memikirkan Agas.Ia merasa Agas telah menyia-nyiakan kesempatan berharga untuk menyaksikan tumbuh kembang Maria darah dagingnya.
“ Siapa yang telpon sayang?” Tanya tante Ririn dari arah dapur.
“ Maria.Dia sudah selesai kuliah.Tinggal menunggu wisuda.”
“ Anakmu memang cerdas.Dia pasti berhasil dalam karirnya nanti.”
“Mudah-mudahan.Aku yakin Tuhan akan jalan bersama Maria. Tuhan tak akan meninggalkannya berjalan sendiri.”

Dayu sadar tanpa Agas dalam keseharian telah menimbulkan pemahaman yang salah bahwa dirinya berstatus seorang janda.Karena itu godaan silih berganti datang untuk mengubah arah hidupnya. Menghadapi cobaan ini Dayu merasa imannya diuji. Kadar imannya ditakar.Karena itu ia selalu bersandar pada kitab suci. Yakobus 1:3 mengatakan; sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.

Dayu yakin setiap orang yang bertahan dalam godaan akan mendapatkan kemenangan.Yakobus 1:12 mengatakan; Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji,ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. Mahkota kehidupan yang Dayu terima dari Tuhan adalah kesetiaannya pada iman. Sehingga godaan demi godaaan dapat ia kalahkan. Ia akan tetap berdiri di bawah kaki salib Yesus.***Bersambung

Show More

Agust G. Thuru

Lahir di Maghilewa Inerie Ngada Flores, NTT. Alumni STKIP Widya Yuwwana Madiun. Pimred Tabloid Mentik. Alamat: Jl. Hayam Wuruk Gg 181 No 4 Denpasar, HP/WA: 081337769252 - email: agusthuru@gmail.com.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!